KA Trans Sulawesi Jadi Jembatan Interkoneksi Obyek Wisata di Sulsel
Pengoperasian KA Trans Sulawesi diharapkan ikut menggeliatkan sektor pariwisata di Sulsel dan memunculkan pusat-pusat ekonomi baru. Sembari uji coba kereta api dilakukan, berbagai pihak kini berbenah.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·4 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Keberadaan kereta api Trans Sulawesi ditargetkan menjadi jembatan interkoneksi yang menghubungkan obyek-obyek wisata di Sulawesi Selatan. Ini terutama untuk obyek wisata yang ada di antara Kabupaten Maros dan Kota Parepare. Pusat-pusat ekonomi baru juga diharapkan bertumbuh di sepanjang wilayah lintasan kereta.
Saat ini, sembari kereta itu diuji coba, pelaku wisata, Dinas Pariwisata Sulsel, dan pemerintah kabupaten menyiapkan berbagai fasilitas yang bisa menopang tumbuhnya sektor pariwisata. Salah satu yang disiapkan adalah moda transportasi lokal yang akan memudahkan wisatawan berpindah dari stasiun ke obyek wisata.
”Tahun lalu, kami sudah bertemu dengan pihak Balai Kereta Api Sulsel dan membahas bagaimana agar kereta ini tak sekadar menjadi moda transportasi, tapi juga ikut menggeliatkan sektor pariwisata. Kami sudah menyepakati bahwa semua stasiun menjadi tempat untuk promosi pariwisata,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata Sulsel Devo Khaddafi, Selasa (7/2/2023).
Pihak Dinas Pariwisata Sulsel juga sudah berkoordinasi dengan pelaku pariwisata, termasuk pemerintah daerah, untuk ikut berperan dengan melibatkan masyarakat. Salah satu yang menjadi fokus adalah menyiapkan moda transportasi lokal dari stasiun-stasiun kereta ke obyek wisata.
”Di Maros dan daerah lain masih banyak delman yang beroperasi di desa-desa. Kami meminta pemerintah setempat bagaimana agar delman ini bisa dimanfaatkan untuk menjadi alat transportasi ke obyek wisata. Jadi, orang sudah langsung merasakan suasana berbeda saat keluar stasiun. Moda transportasi lain, seperti ojek dan angkot, juga bisa dimanfaatkan,” katanya.
Devo mengatakan, salah satu keuntungan dari beroperasinya kereta api Trans Sulawesi adalah banyaknya obyek wisata yang dilalui. Salah satu yang selama ini banyak diminati adalah Rammang-Rammang dan Bantimurung di Maros serta taman Geopark yang membentang antara Maros dan Pangkep.
”Tentu, kami berharap geliat pariwisata ikut mengangkat obyek-obyek wisata lain yang selama ini mungkin tak terlalu dilirik. Harapannya, transportasi murah dan massal bisa memudahkan orang bergerak dari satu obyek wisata ke obyek wisata lainnya. Apalagi kalau transportasi interkoneksi antara stasiun dan obyek wisata sudah tersedia dan lancar,” tutur Devo.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Sulsel, tahun lalu kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 12.769, naik 48,63 persen dibanding tahun 2021 dengan 8.591 kunjungan. Adapun wisatawan nusantara jumlahnya 7.364.966 atau naik 75,61 persen dibanding tahun 2021 dengan jumlah kunjungan 4.194.031.
Sebelumnya, uji coba kereta api Trans Sulawesi dengan rute Garongkong (Barru) ke Stasuin Mangilu di Pangkep telah dilakukan pada November 2022 sepanjang 60 kilometer. Pada Desember 2022 ruas yang dioperasikan bertambah menjadi total 80 kilometer dengan selesainya ruas Mangilu ke Maros. Selama diuji coba secara gratis, minat masyarakat untuk mencoba kereta api ini cukup tinggi. Kemenhub mencatat pada 25 Desember lalu ada 333 penumpang yang naik dalam sehari.
Sejumlah obyek wisata yang ada di sepanjang jalur ini menjadi salah satu daya tarik masyarakat untuk menggunakan kereta. Beberapa obyek wisata yang dilewati di antaranya Wisata Alam Anjungan Sumpang Binangae dan Wisata Alam Pantai Ujung Batu dekat Stasiun Barru, Wisata Alam Pantai Laguna, dan Wisata Alam Lappa Laona dekat Stasiun Tanete Rilau.
Selain itu, Wisata Alam Sorongan dekat Stasiun Mandalle, Wisata Alam Telaga Biru Segeri dekat Stasiun Ma’rang, dan Wisata Alam Hutan Mangrove Dewi Biringkassi dekat Stasiun Labakkang. Ada pula Tonasa Park, Danau Hijau Balocci, serta Taman Purbakala Sumpang Bita dekat Stasiun Pangkajene, Kampoeng Karst Rammang-Rammang, Taman Arkeologi Leang Leang, serta Danau Toakala dekat Stasiun Rammang-Rammang, dan Air Terjun Bantimurung yang dekat Stasiun Maros.
Sebelumnya, Senin (6/2/2023), Pemerintah Provinsi Sulsel meresmikan interkoneksi moda transportasi yang menghubungkan Bandara Sultan Hasanuddin dengan stasiun kereta api di Maros. Program ini bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Untuk interkoneksi ini, disiapkan bus yang beroperasi secara rutin.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Andi Aslam Patonangi mengatakan, interkoneksi ini tidak hanya memudahkan akses jalan dan membuka pusat ekonomi baru, tetapi juga mengembangkan destinasi wisata yang ada di Sulsel. Selain itu, meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.