Sampel Makanan Mahasiswa Korban Keracunan Mengandung Bakteri Melebihi Batas
Polres Malang memeriksa tujuh saksi. Mereka adalah Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dan enam juru masak yang merupakan warga sekitar lokasi kemah.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Keberadaan bakteri Escherichia coli atau E coli dalam sampel makanan penyebab keracunan massal yang menimpa ratusan mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, dinilai melebihi ambang batas.
Sebelumnya, ratusan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, peserta Kemah Kerja Mahasiswa ke-43, di Desa Jedong, Wagir, keracunan pada 7 Februari 2023. Mereka menderita mual, muntah, hingga diare setelah makan malam dengan menu telur bumbu bali. Sebagian dari mereka dirawat di puskesmas setempat hingga Rumah Sakit Universitas Brawijaya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Malang Inspektur Satu Wahyu Rizki Saputro, Senin (13/2/2023), mengatakan, uji laboratorium sampel makanan segera dilakukan setelah kejadian. Sampel diambil dari menu makan siang, makan malam, dan sisa nasi dari lokasi kemah mahasiswa di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
”(Sampel) mengandung E coli berlebih, tidak sesuai ketentuan sebagaimana disyaratkan,” ujar Wahyu.
Akan tetapi, Wahyu belum bisa menjelaskan faktor pemicu munculnya bakteri itu. Potensi adanya kelalaian dalam kasus ini juga masih diselidiki.
Sejauh ini, Polres Malang memeriksa tujuh saksi. Mereka adalah Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dan enam juru masak yang merupakan warga sekitar lokasi kemah.
”Wakil Dekan kami periksa dalam kapasitasnya sebagai perwakilan panitia kegiatan. Dia kami periksa untuk memastikan penunjukan juru masak dari mana? Apakah pengajuan dari warga atau keputusan panitia. Ternyata keputusan panitia untuk melibatkan warga dengan tujuan membantu ekonomi mereka,” katanya.
Ke depan, Polres Malang akan berkoordinasi dengan saksi ahli dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk menyelidiki kasus ini. Kepala Dinkes Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo mengatakan, ada penemuan E coli dari pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Malang.
”Namun, hasil pemeriksaan (dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan) di Surabaya masih belum keluar,” katanya lewat pesan singkat.