KJRI Istanbul Bantu Telusuri Keberadaan Dosen UII yang Hilang Kontak
KBRI Ankara dan KJRI Istanbul telah menerima laporan terkait dosen UII, Ahmad Munasir Rafie Pratama, yang dilaporkan hilang kontak. KJRI Istanbul pun telah berkomunikasi dengan sejumlah otoritas terkait.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kedutaan Besar Republik Indonesia Ankara dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia atau KJRI Istanbul telah menerima laporan tentang dosen Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama, yang dilaporkan hilang kontak. KJRI Istanbul pun telah berkomunikasi dengan sejumlah otoritas terkait untuk mencari petunjuk tentang keberadaan Ahmad.
”KJRI sudah menghubungi imigrasi dan otoritas bandara untuk meminta sejumlah informasi yang bisa menjadi petunjuk kemungkinan keberadaan yang bersangkutan,” ujar KJRI Istanbul, Imam Asyari, dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/2/2023).
Sebelumnya diberitakan, Ahmad yang merupakan dosen Jurusan Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) dilaporkan hilang kontak setelah mengikuti kunjungan ke University of South-Eastern Norway (USN) di Norwegia. Pada Minggu (12/2/2023), Ahmad dijadwalkan melakukan penerbangan dari Oslo, Norwegia, ke Jakarta melalui Istanbul, Turki. Namun, Ahmad kemudian tidak bisa dikontak dan tidak diketahui keberadaannya.
Imam memaparkan, setelah menerima laporan mengenai Ahmad yang hilang kontak, KJRI Istanbul telah melakukan komunikasi formal dan informal dengan sejumlah otoritas terkait di Istanbul. Komunikasi dilakukan untuk mencari petunjuk ihwal kemungkinan keberadaan Ahmad. ”Selain itu, KJRI juga sudah menanyakan kepada simpul-simpul masyarakat Indonesia di Istanbul,” ujarnya.
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, ada banyak kemungkinan terkait hilangnya Ahmad. Iqbal juga menyebut, hingga sekarang, belum bisa dipastikan apakah Ahmad masih berada di Oslo atau sudah di Istanbul.
Terkait spekulasi bahwa hilangnya Ahmad terkait dengan gempa di Turki, Iqbal menuturkan, kecil kemungkinan hal itu terkait dengan gempa. Sebab, Ahmad baru menuju Turki pada 12 Februari 2023, sedangkan gempa di Turki terjadi pada 6 Februari.
Rektor UII Fathul Wahid mengatakan, sejak 5 Februari 2023, tim UII yang terdiri atas empat orang berkunjung ke USN untuk menguatkan kerja sama di antara kedua universitas dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa melalui skema Erasmus+. Fathul dan Ahmad masuk dalam tim tersebut.
Pada Minggu (12/2/2023), tim UII meninggalkan Norwegia melalui bandara Oslo. Para anggota tim itu terbagi ke dalam tiga penerbangan berbeda. Berdasarkan komunikasi lisan dengan anggota tim, Ahmad dijadwalkan melakukan penerbangan ke Indonesia dengan rute Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta.
Penerbangan Ahmad harus melewati Riyadh, Arab Saudi, karena sebagian tiket penerbangan tersebut dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut. Sebelum ke Oslo, Ahmad memang menjadi pembicara pada konferensi internasional di Riyadh.
Sebelum kembali ke Indonesia, Fathul Wahid berjumpa terakhir dengan Ahmad di Oslo pada Sabtu (11/2/2023) malam. Setelah itu, pada Minggu siang, Ahmad mengirimkan pesan kepada istrinya sebelum naik pesawat menuju Istanbul. Pesan itu berbunyi: ”menunggu boarding”. Pesan tersebut merupakan pesan terakhir Ahmad.
Fathul menyebut, sejak saat itu, Ahmad tidak pernah melakukan komunikasi lagi. ”Beragam upaya mengontak melalui beragam kanal daring, termasuk e-mail, diupayakan. Namun, belum satu pun yang direspons,” ujarnya.
Dia menambahkan, dari informasi lisan sebelumnya, serta pesan Whatsapp kepada sang istri, Ahmad dijadwalkan mendarat di Jakarta pada Kamis (16/2/2023) pukul 18.00. Saat itu, adik Ahmad telah menunggu di pintu kedatangan bandara, tetapi sang dosen tidak muncul. Berdasarkan konfirmasi ke Angkasa Pura, nama Ahmad tidak ada dalam manifes penerbangan tersebut.