Evakuasi Rombongan Kapolda Jambi Ditunda akibat Cuaca Buruk
Kondisi cuaca buruk menyulitkan tim gabungan mengevakuasi rombongan Kapolda Jambi. Tim akhirnya menunda evakuasi hingga besok pagi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Kondisi hujan dan kabut menyulitkan tim gabungan mengevakuasi rombongan Kepala Kepolisian Daerah Jambi yang menjadi korban helikopter jatuh di Kerinci, Jambi, Senin (20/2/2023). Tim memutuskan baru akan memulai evakuasi Selasa pagi.
”Dari hasil pemantauan, kondisi cuaca buruk, tidak memungkinan untuk evakuasi. Sehingga baru besok (Selasa) bisa dimulai,” ujar Manca, Kepala Seksi Operasional Basarnas Jambi.
Ia memperkirakan tim udara akan bergerak kembali dari posko di Merangin menuju lokasi kejadian pada Selasa pukul 06.00. Evakuasi difokuskan lewat udara. Hal itu dimaksudkan agar prosesnya berjalan lebih cepat. Adapun jika evakuasi lewat darat akan memakan waktu lebih lama.
Pada evakuasi lewat udara, para korban di atas tandu akan diangkat naik ke heli. Selanjutnya, korban akan dibawa ke rumah sakit. Saat ini, RSUD di Bangko dan RS Bhayangkara di Kota Jambi dipersiapkan sebagai tempat perawatan medis bagi para korban.
Menurut Manca, sepanjang Senin ini, tim evakuasi udara kesulitan menembus lokasi. Dari posko di Merangin, jarak pandang semula baik, tetapi mendadak kabut menutupi di sekitar bukit yang menjadi lokasi jatuhnya heli. Tim akhirnya berbalik kembali ke posko.
Analis Operasi Basarnas Jambi, Dio Putra, mengambahkan faktor lain yang menyebabkan evakuasi belum dapat dilaksanakan karena kondisi vegetasi di lokasi yang sangat rapat. Para korban perlu ditandu terlebih dahulu ke tempat yang lebih terbuka. Tim juga masih harus membersihkan lokasi supaya evakuasi bisa berjalan lebih aman. Kondisi vegetasi yang rapat dikhawatirkan melukai pada korban dalam proses naik ke heli.
Sebagaimana diketahui, helikopter milik Polri jenis Super Bell 412 SP Reg P-3001 terbang dari Bandara Sultan Thaha di Jambi menuju Bandara Depati Parbo di Kerinci pada Minggu (19/2/2023) pukul 09.25. Heli tersebut membawa delapan orang, yakni Kapolda Jambi Inspektur Jenderal Rusdi Hartono bersama Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Andri Ananta, Direktur Kepolisian Air dan Udara Komisaris Besar Michael Mumbunan, Koorspri Komisaris Aryani, dan ajudan Kapolda bernama Adit. Heli diawaki tiga orang, yakni Ajun Komisaris Ali, Ajun Komisaris Amos, dan Aipda Susilo.
Kepala Seksi Perlindungan Balai Besar TNKS, Wira, mengatakan lokasi heli jatuh itu terletak di Bukit Pandan dalam zona rimba Taman Nasional Kerinci Seblat. Secara administratif, letaknya di Desa Tamiai, Kecamatan Batangmerangin, Kerinci. Pihaknya mengerahkan tim pencari dari jalur darat. Tim baru dapat menemukan pada korban pada Senin siang. Seluruh korban didapati dalam kondisi selamat.
Wira menunjukkan video kondisi bangkai heli yang jatuh. Tampak badan heli terpisah dari baling-balingnya. Terserak pula serpihan-serpihan bagian kapal di sekitar lokasi.
Kondisi heli yang berkeping-keping juga disebutkan Manca. Dari temuan tim di lapangan, katanya, kondisi heli tersebut hancur. ”Kondisinya sudah berkeping-keping, hancur,” ujarnya.
Penemuan para korban berlangsung sejak Senin pagi. Tim udara yang menemukan lokasi korban langsung menyalurkan bantuan logistik. Karena tidak bisa turun, tim lantas kembali ke posko di Merangin.
Selanjutnya tim darat tiba di sekitar lokasi pukul 10.00. Tim sempat berkomunikasi dengan korban dan mengetahui kondisi seluruh korban selamat. Namun, untuk mencapai lokasi dengan medan yang terjal, tim darat baru berhasil menemui para korban dua jam kemudian. Dari situ, tim mengupayakan pertolongan pertama kepada para korban.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Jambi Komisaris Besar Mulia Prianto mengatakan, helikopter tersebut telah diperiksa oleh tim udara Polda Jambi sebelum digunakan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, helikopter tersebut dinyatakan laik terbang.