Solidaritas yang Mengharukan Selimuti Evakuasi Rombongan Kapolda Jambi
Evakuasi yang dilakukan lewat udara itu diwarnai aksi-aksi heroik yang mengharukan. Menyentuh rasa kemanusiaan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·5 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Upaya menyelamatkan rombongan Kapolda Jambi yang terluka di tengah hutan di Desa Tamiai, Kerinci, Selasa (21/2/2023), akhirnya membuahkan hasil pada hari ketiga. Seluruh korban yang berjumlah delapan orang itu telah selesai dievakuasi
Evakuasi lewat udara itu diwarnai aksi-aksi heroik yang mengharukan. Menyentuh rasa kemanusiaan. Salah satunya saat anggota TNI, Kopral Ahmad Novrizal, memeluk Kapolda Jambi Rusdi Hartono yang tak berdaya di atas tandu untuk membawanya naik ke heli melalui bantuan temali (hovering).
Kondisi angin yang kuat akibat putaran baling-baling heli membuat tandu berputar-putar kencang. Di tengah proses penarikan ke atas heli itu, Ahmad dengan posisi melayang terus bertahan memeluk Rusdi agar tidak jatuh. Rusdi akhirnya berhasil dimasukkan ke dalam heli, untuk selanjutnya diterbangkan menuju Bandara Sultan Thaha Jambi. Dari bandara, Rusdi lalu dipindahkan ke dalam ambulans untuk dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
”Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap seluruh tim yang tergabung dalam penyelamatan. Baik yang melaksanakan dari udara ataupun darat. (Upaya) Ini perlu kerja sama tim,” ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo seusai menemui para korban di RS Bhayangkara Jambi.
Kapolri melanjutkan, ia langsung mengecek satu per satu seluruh korban yang telah dibawa ke rumah sakit. Menurut dia, mereka dalam kondisi sadar, tetapi mengalami cedera dan patah tulang. Ia meminta tim dokter menilai apakah korban dapat dirawat di rumah sakit itu ataukah memerlukan penanganan khusus di Jakarta. ”Apabila dari hasil keputusan dokter, setelah pemeriksaan lengkap, diputuskan harus dirawat di Jakarta, maka kami akan persiapkan,” lanjutnya.
Upaya evakuasi sempat dihadang kondisi cuaca buruk. Dua heli mencoba terbang sejak pagi tetapi terpaksa kembali ke posko di Merangin karena kabut tebal di sekitar lokasi korban. Sempat tersiar informasi bahwa evakuasi diperkirakan ditunda hingga Rabu karena kondisi hujan deras di lokasi. Namun, sekitar pukul 14.00 WIB, kondisi cuaca membaik. Tim langsung kembali terbang menuju Desa Tamiai yang menjadi lokasi pendaratan darurat rombongan kapolda. Setibanya di lokasi, evakuasi berjalan lancar.
Kepala Bidang Humas Polda Jambi Komisaris Besar Mulia Prianto mengatakan, sedianya kapolda akan dievakuasi terlebih dahulu. Akan tetapi kapolda menolak dengan alasan ingin mendahulukan korban lainnya. ”Kapolda katakan agar anak buahnya dulu yang dievakuasi. Beliau minta belakangan saja,” katanya. Menurut dia, kepedulian tersebut, katanya, semakin menggugah seluruh tim untuk saling bahu-membahu di lapangan.
Beliau minta belakangan saja.
Proses evakuasi pertama kali mengangkat empat korban, yakni Direktur Reserse Umum Polda Jambi Komisaris Besar Andri Ananta Yudisthira, Direktur Kepolisian Air dan Udara Kombes Michael Mumbunan, Ajudan Kapolda Briptu Aditya, dan kopilot Ajun Komisaris Amos. Mereka langsung dibawa ke posko medis di Merangin, kemudian diterbangkan dengan heli berbeda menuju Jambi.
Adapun, evakuasi Rusdi dan pilot Ajun Komisaris Ali Nurdin baru selesai sekitar pukul 17.00 WIB. Dari Tamiai, mereka langsung dibawa ke Kota Jambi dengan menempuh perjalanan udara 50 menit.
Listyo menambahkan, masih ada 2 korban lagi yang telah dievakuasi tetapi saat ini masih berada di posko medis di Merangin. Kondisi keduanya jauh lebih baik dibandingkan enam korban lainnya. Dua korban tersebut, yakni Koorsprim Kapolda Komisaris Aryani dan kru mekanik Aipda Agus Susilo, baru akan diterbangkan ke Jambi Rabu pagi. ”Karena kondisinya sudah gelap tidak memungkinkan lagi untuk penerbangan malam,” tambahnya.
Mulia mengatakan, evakuasi pertama berlangsung pukul 15.00 WIB setelah kondisi cuaca di lokasi dinyatakan membaik. ”Empat korban langsung dievakuasi,” katanya kepada pers di Posko Crisis Center Polda Jambi. Dari lokasi kejadian, keempat korban langsung dibawa menuju Posko Pelayanan Medis di Lapangan KONI Merangin, Kabupaten Merangin. Perjalanan dari Desa Tamiai menuju posko memakan waktu 10 menit. Empat korban lainnya dievakuasi pada tahap berikutnya.
Listyo melanjutkan, dirinya sempat mengobrol dengan Rusdi. Saat ini, konsentrasi tim dokter adalah memulihkan seluruh korban. Adapun, heli yang rusak di lokasi kejadian, ujarnya, akan dilakukan evakuasi lebih lanjut. Pihaknya juga akan mendalami penyebab terjadinya insiden itu. Sejauh ini, ia menyebut peristiwa itu merupakan pendaratan darurat yang disebabkan kondisi cuaca buruk.
Ia menyebut heli tersebut mulai digunakan sejak 2003. Selama ini secara rutin dilakukan perawatan pada heli. Saat digunakan pada kunjungan kerja Kapolda, kondisinya dilaporkan laik untuk digunakan. ”Tentunya akan tetap didalami oleh tim kepolisian air dan udara,” tuturnya.
Komandan Resor MIliter 042/Garuda Putih Brigadir Jenderal Supriono menyampaikan, pihaknya mengerahkan pasukan untuk total membantu dalam proses evakuasi tersebut. Tim dikerahkan baik untuk membantu evakuasi darat ataupun udara.
Selasa siang, Gubernur Jambi Al Haris yang sedianya akan terbang dari Kerinci menuju posko evakuasi di Merangin juga mengalami pendaratan darurat akibat cuaca buruk. Helikopter yang ditumpanginya sedianya akan menuju posko medis di Merangin akhirnya mendarat darurat di Desa Renah Edan, Kecamatan Renah Pembarab, Merangin. Al Haris dijadwalkan ke posko untuk meninjau proses evakuasi Kapolda Jambi. Namun, di tengah perjalanan turun hujan lebat sehingga pilot akhirnya memutuskan pendaratan darurat di sebuah lapangan.
Sebagaimana diketahui, helikopter milik Polri jenis Super Bell 412 SP Reg P-3001 terbang dari Bandara Sultan Thaha di Jambi menuju Bandara Depati Parbo di Kerinci pada Minggu (19/2/2023) pukul 09.25 WIB. Heli tersebut membawa delapan orang, yakni Kapolda Jambi Inspektur Jenderal Rusdi Hartono bersama Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Andri Ananta, Direktur Kepolisian Air dan Udara Komisaris Besar Michael Mumbunan, Koorspri Komisaris Aryani, dan ajudan Kapolda bernama Adit. Heli diawaki tiga orang, yakni Ajun Komisaris Ali, Ajun Komusari Amos, dan Aipda Susilo.
Kunjungan itu dalam rangka peresmian Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Kerinci dan pengamanan kunjungan mantan Wapres Jusuf Kalla ke Kerinci. Akan tetapi, belum sampai ke lokasi, heli mendarat darurat di zona rimba Taman Nasional Kerinci Seblat. Saat itu, kondisi di lokasi berkabut.