Setibanya di punggung bukit yang menjadi lokasi para korban, kondisi Rusdi Hartono telah kritis akibat luka serta patah tulang punggung dan tangan kanannya. Rusdi bahkan tak mampu lagi bergerak selain hanya merintih.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·4 menit baca
Helikopter Super Puma Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara terentak hingga hampir mati mesin di tengah upaya evakuasi rombongan Kepala Kepolisian Daerah Jambi Inspektur Jenderal Rusdi Hartono. Helikopter terpaksa berputar dua kali sebelum kembali lagi untuk menjemput para korban insiden helikopter Super Bell 412 SP Reg P-3001 milik Kepolisian Negara Republik Indonesia di Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Selasa (21/2/2023) sore.
Kopral Dua Ahmad Novrizal (35) turut berada di dalam helikopter Super Puma TNI AU. Anggota Batalyon Komando 462 Komando Pasukan Gerak Cepat TNI AU, yang bermarkas di Riau itu, hanya punya waktu singkat menjalankan operasi penyelamatan, yakni mengevakuasi Rusdi dan korban lainnya. Jika lengah sedikit, kabut akan segera menutup bukit.
Sekembalinya helikopter ke atas punggung bukit lokasi para korban berkumpul, Ahmad langsung turun dengan tali. Ia dapati kondisi Rusdi tampak kritis akibat patah pada tulang punggung dan tangan kanannya. Rusdi tergolek lemah dan hanya bisa merintih.
Ahmad pun melihat air mata berlinang dari pelupuk mata Rusdi. ”Mungkin karena sedang menahan rasa sakit atau terharu melihat situasi di sana,” kenangnya di Jambi, Rabu (22/2/2022).
Ia sadar harus bergerak cepat untuk misi itu. Tali pengaman (safety harness) dililitkan di tubuh Rusdi. Tandu lalu disambungkan ke pengereknya. Setelah memastikan seluruh persiapan telah lengkap, Ahmad lalu menyelimuti wajah Rusdi dengan selembar handuk. Ia pun memberi aba-aba siap kepada kru helikopter. Alat pengerek mulai menarik tandu bermuatan Rusdi naik.
Kibasan angin baling-baling helikopter yang begitu kuat membuat tandu berputar. Dalam situasi itu, Ahmad terus memeluk Rusdi kuat-kuat. ”Selama detik-detik krusial itu, saya terus katakan kepada beliau, ’tenang Pak, tenang. Kita akan selamat,’”ujarnya.
Tandu akhirnya berhasil masuk ke dalam helikopter. Seluruh proses pemindahan dan pengangkatan itu memakan waktu 18 menit. Helikopter pun terbang menuju Kota Jambi.
Rasa lega menyelimuti suasana sore itu. Tak hanya di dalam helikopter, pasukan penyelamat gabungan di Tamiai dan posko-posko evakuasi saling berpelukan dalam haru. Mereka bersyukur operasi evakuasi berjalan lancar.
Setibanya di Bandara Sultan Thaha, Jambi, Rusdi langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tim dokter akan memeriksa dan mengobati seluruh korban. Selain Rusdi, ada Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Komisaris Besar Andri Ananta, Direktur Kepolisian Air dan Udara Polda Jambi Komisaris Besar Michael Mumbunan, Koordinator Staf Pribadi Pimpinan Polda Jambi Komisaris Aryani, Brigadir Satu Adit, serta awak helikopter, yakni Ajun Komisaris Ali, Ajun Komisaris Amos, dan Ajun Inspektur Dua Susilo.
Tim dokter akan memutuskan apakah bisa dirawat di Jambi atau perlu mendapatkan penanganan khusus di Jakarta. Rabu pagi, setelah mengecek satu per satu para korban, dokter memutuskan membawa dua korban ke Jakarta. Rusdi dan Adit memerlukan penanganan khusus di RS Polri Sukanto di Kramat Jati.
”Kepala Polda dan ajudannya dibawa siang ini pukul 14.00 WIB ke Jakarta,” kata Inspektur Jenderal Asep Hendradiana, Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri.
Sebagaimana diketahui, rombongan Rusdi terbang ke Kerinci pada Minggu (19/2/2023) pagi untuk kunjungan kerja. Di tengah penerbangan, cuaca buruk menghadang. Helikopter yang ditumpangi mendarat darurat di sebuah bukit. Penumpang dan awak helikopter mengalami luka-luka.
Tantangan
Upaya mengevakuasi para korban diwarnai banyak tantangan. Ahmad mendapatkan kabar perihal insiden pendaratan darurat itu pada Minggu malam. Ia pun berangkat keesokan paginya dalam satuan Yonko 462 Kopasgat Riau dan bersama tim lain dari Pangkalan Udara TNI AU Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, berjumlah total 14 orang. Tiba di Jambi, mereka bergabung dengan tim dari Basarnas, Komando Resor Militer 042 Garuda Putih, dan jajaran Polda Jambi.
Sebanyak enam helikopter dikerahkan untuk evakuasi jalur udara. Empat helikopter di antaranya mengevakuasi langsung para korban dari tempat insiden menuju posko di Merangin. Dua helikopter lainnya membawa korban dari posko Merangin menuju rumah sakit di Jambi.
Namun, sepanjang Senin, operasi sulit berjalan. Kabut dan awan menutup perbukitan di lokasi para korban. Operasi akhirnya diputuskan ditunda pada Selasa. Bukannya membaik, hujan deras mengguyur wilayah itu sejak pagi. Hujan baru mulai reda sekitar pukul 12.00.
Kondisi itu memunculkan spekulasi publik soal hutan-hutan Kerinci yang dikenal angker. Apalagi lokasi itu merupakan wilayah Depati Muaro Langkap masih sangat kuat adatnya. Dikenal adanya imbo sako, renah si hijau, yang sarat mitologi tua tentang pelintasan. Petugas di posko akhirnya menemui tetua adat setempat. Upacara sirih pinang digelar singkat oleh sejumlah pengurus adat.
Uniknya, tak lama setelah itu, langit berangsut cerah. Di waktu-waktu krusial itu, tim mengambil langkah cepat mengevakuasi para korban. Sungguh tak disangka, seluruh korban akhirnya berhasil diselamatkan.