Warga Sumsel dan Babel Menerima Bantuan 6.171 Ton Beras Jelang Lebaran
Perum Bulog mengirimkan sebanyak 6.171 ton beras untuk 617.121 keluarga penerima bantuan pangan di kawasan Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Bantuan ini diharapkan mengurangi beban warga jelang Lebaran.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Perum Bulog mengirimkan 6.171 ton beras untuk 617.121 keluarga penerima bantuan pangan di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Selain menekan inflasi dan tengkes, bantuan itu diberikan guna menekan beban sebagian warga menyambut Lebaran.
Pemimpin Perum Bulog Kantor Wilayah Sumsel Babel Mohamad Alexander mengatakan, kuota bantuan yang dikirim ke Sumsel sebesar 5.654 ton beras untuk 565.414 penerima bantuan pangan. Khusus untuk Palembang, ada 718 ton beras yang akan dikirim untuk 71.882 keluarga penerima bantuan pangan.
”Sedangkan untuk Kepulauan Bangka Belitung akan dikirim 517 ton beras bagi 51.707 keluarga penerima bantuan pangan,” kata Alexander seusai meluncurkan bantuan pangan beras tahun 2023 di Palembang, Selasa (4/4/2023). Bantuan pangan berupa beras seberat 10 kilogram itu merupakan alokasi dari Maret, April, dan Mei tahun 2023.
Beras yang disalurkan dipastikan berasal petani lokal Sumsel. Saat ini, Bulog terus melakukan penyerapan gabah petani. Saat ini, sebagian besar wilayah di Sumsel sedang panen. Adapun proses penyaluran ditargetkan tuntas paling lambat sebelum 18 April 2023.
Agar bantuan tidak salah sasaran, ujar Alexander, penyalurannya akan melibatkan pendamping keluarga yang sudah tersebar hingga ke pelosok. Nantinya, bantuan beras ini akan dibagikan di kantor kelurahan hingga balai desa dengan pengawasan aparat desa setempat.
Adapun sebelum bantuan disalurkan, sejumlah pihak terkait sudah melakukan pendataan secara menyeluruh. Data tersebut diambil dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Sosial. Karena itu, dalam penyalurannya, Bulog Sumsel akan melibatkan dinas sosial provinsi hingga kota dan kabupaten.
Dia menjelaskan, program ini muncul atas inisiasi Badan Pangan Nasional yang dibentuk Presiden Joko Widodo untuk menjaga ketahanan pangan nasional. ”Bantuan beras kepada masyarakat kurang mampu ini sudah mulai dilaksanakan pada saat pandemi Covid-19 di tahun 2020-2021 dan kemudian dilanjutkan hingga saat ini,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi menuturkan, pencanangan program ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga pangan dan menekan risiko inflasi serta tengkes (stunting). ”Dengan adanya bantuan ini, diharapkan tidak ada lagi stunting dan anak kekurangan gizi di Sumsel,” ucapnya.
Ke depan, pihaknya berencana memberikan bantuan kepada masyarakat berupa komoditas pangan yang lain. ”Tidak hanya beras, pemerintah juga berencana menyiapkan lauknya, seperti ayam dan juga telur,” ungkapnya. Program ini diharapkan dapat mengurangi beban biaya hidup masyarakat berpenghasilan rendah.
Kepala Dinsos Sumsel Mirwansyah mengatakan, penerima bantuan beras ini telah terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Namun, tidak semua warga mendapatkan bantuan. Kini, sedikitnya 752.000 keluarga terdaftar dalam DTKS, tetapi hanya 565.414 keluarga yang mendapat bantuan kali ini.