Gempa M 4,5 Guncang Bukittinggi, Tebing Ngarai Sianok Longsor
Gempa bermagnitudo 4,5 mengguncang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, dan sekitarnya, Sabtu (8/4/2023) siang. Gempa menyebabkan longsor kecil tebing di Ngarai Sianok.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 4,5 mengguncang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, dan sekitarnya, Sabtu (8/4/2023) siang. Akibat gempa, salah satu titik tebing yang juga merupakan obyek wisata favorit di Sumbar, Ngarai Sianok, longsor. Selain itu, tidak ada korban dan kerusakan bangunan akibat gempa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa tektonik itu terjadi pukul 12.21. Lokasinya di 0,30 Lintang Selatan dan 100,28 Bujur Timur atau tepatnya di darat pada jarak 9 kilometer (km) arah barat laut Bukittinggi dengan kedalaman 10 km.
Gempa dirasakan di wilayah Bukittinggi dengan skala intensitas IV MMI (modified mercally intensity). Adapun di Padang Panjang dan Pariaman gempa dirasakan II-III MMI. Gempa tidak berpotensi tsunami.
”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif segmen Sianok,” kata Suaidi Ahadi, Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang.
Hingga pukul 13.23, setidaknya terjadi empat kali gempa susulan di sekitar lokasi. Gempa tersebut, antara lain M 3,9 pukul 12.32, M 2,8 pukul 12.52, M 2,1 pukul 13.17, dan M 2,5 pukul 13.23. Sebelumnya, gempa M 3,6 juga terjadi di Bukittinggi pada Jumat (7/4/2023) pukul 19.24.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bukittinggi Ibentaro Samudra mengatakan, tidak ada korban ataupun kerusakan bangunan akibat rentetan gempa tersebut.
“Cuma ada longsor di Ngarai Sianok sedikit, itu pun tidak ada korban. Lokasinya di perbatasan, sudah masuk wilayah Agam. Longsornya memang di pinggir jalan, tetapi material longsor tidak menutupi jalan,” kata Ibentaro, Sabtu sore.
Berdasarkan rekaman video yang dikirimkan Ibentaro, longsor tebing ngarai itu menimbulkan kabut yang berasal dari debu material longsor. Jalan di pinggir tebing tertutup kabut debu beberapa saat.
Ibentaro menjelaskan, gempa M 4,5 terasa relatif kuat karena jaraknya hanya 9 km arah barat daya Bukittinggi. Warga sempat panik dan keluar rumah, apalagi dengan terjadinya gempa susulan. Namun, setelah itu, warga sudah tenang dan kembali beraktivitas seperti biasa.
“Kami imbau warga, terutama yang tinggal di kawasan bantaran ngarai, ada enam kelurahan, jika terjadi lagi gempa seperti itu relatif kuat agar lari ke tempat yang aman. Jalur evakuasi sudah dibuatkan. Jadi, tidak berdiam diri di dalam rumah,” ujarnya.