Hibah Dana UEA, Pemkot Surakarta Tunggu Proses dari Kemendagri
Pemerintah Kota Surakarta memperoleh hibah dana senilai 15 juta dollar AS atau setara Rp 230 miliar dari Pemerintah Uni Emirat Arab. Namun, proses pencairannya mesti melalui Kementerian Dalam Negeri.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta memperoleh hibah dana senilai 15 juta dollar AS atau setara Rp 230 miliar dari Pemerintah Uni Emirat Arab. Namun, proses pencairannya mesti melalui Kementerian Dalam Negeri. Sebab, pemerintah daerah tidak bisa menerima hibah dana secara langsung dari luar negeri. Diharapkan, proses pencairan berlangsung segera mengingat pelaksanaan anggaran harus dilangsungkan tahun ini.
Kepastian hibah dana itu diketahui setelah penandatanganan kesepakatan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), di sela-sela peringatan wafatnya Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan yang bertajuk ”Zayed Humanitarian Day”, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (10/4/2023) malam.
Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, sedangkan Pemerintah UEA diwakili oleh Menteri Energi dan Industri Suhail Al Mazroui. Turut hadir dalam acara tersebut Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
”Ditunggu saja, ya. Itu (dana hibah) masuknya lewat Kemendagri dulu. Baru nanti setelahnya diproses agar masuk ke kami (Pemerintah Kota Surakarta),” kata Gibran saat ditemui di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (11/4/2023).
Dana hibah itu diperoleh Gibran setelah melawat ke UEA pada 25-31 Desember 2022. Ia berkunjung untuk memenuhi undangan dari Presiden UEA Mohamed bin Zayed al-Nahyan. Undangan itu disampaikan Presiden Mohamed setelah meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta, November lalu. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo, yang juga ayah kandung Gibran, mempunyai hubungan dekat dengan Presiden Mohamed.
Alokasi dana hibah paling banyak digunakan untuk melanjutkan pembangunan Gedung Olahraga Indoor Manahan hingga revitalisasi kolam renang sekitar 3,3 juta dollar AS. Untuk penanganan rumah tidak layak huni dan perbaikan jalan, anggaran yang dialokasikan sebesar 3,02 juta dollar AS. Dana hibah juga disalurkan untuk program-program pencegahan tengkes senilai 233.000 dollar AS.
Gibran menyampaikan, dana hibah akan digunakan untuk sejumlah program pengembangan kota. Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pencegahan tengkes atau stunting. Pihaknya mengharapkan agar pembangunannya bisa segera dimulai. Sebab, ia menargetkan agar ada beberapa infrastruktur yang bisa dirampungkan tahun ini.
”Ditunggu saja. Nanti tahu-tahu jadi. Kami akan kejar tahun ini. Intinya, kerja sama dengan UEA ini akan jalan terus. Tidak berhenti di sini,” kata Gibran.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Surakarta Budi Murtono mengungkapkan, ada mekanisme tertentu yang menyebabkan dana hibah tidak bisa langsung disalurkan ke pemerintah daerah. Penghibahan harus melalui pemerintah pusat. Untuk itu, Kemendagri harus turun tangan sebagai jembatan pada proses hibah tersebut.
”Dana itu nanti dikelola Kemendagri, sedangkan pelaksana anggarannya Pemkot Surakarta. Misalnya, OPD (organisasi pemerintah daerah) melaksanakan proyek, nanti tinggal ditagih pembayarannya ke pemerintah pusat,” kata Budi.
Setelah perayaan Idul Fitri, Budi akan membahas secara lebih mendetail mengenai mekanisme pencairan dana tersebut dengan jajaran Kemendagri. Ia berharap agar proses pencairan dana tak perlu memakan banyak waktu. Pasalnya, penyerapan anggaran dibatasi hanya dalam kurun satu tahun sejak penandatanganan kesepakatan kerja sama.
”Ini memang ada keterbatasan durasi waktu. Hibah ini hanya berlaku satu tahun. Jadi, kami harus menyusun rencana program kegiatan yang harus rampung dalam waktu satu tahun. Kami akan segera undang OPD untuk menyusun rencana kerjanya,” kata Budi.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, alokasi dana hibah paling banyak digunakan untuk melanjutkan pembangunan Gedung Olahraga Indoor Manahan hingga revitalisasi kolam renang sekitar 3,3 juta dollar AS. Untuk penanganan rumah tidak layak huni dan perbaikan jalan, anggaran yang dialokasikan sebesar 3,02 juta dollar AS. Dana hibah juga disalurkan untuk program-program pencegahan tengkes senilai 233.000 dollar AS.