Kebersihan Kawasan Pura Agung Besakih Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Kebersihan kawasan Pura Agung Besakih, pura terbesar di Bali, menjadi kepedulian dan tanggung jawab bersama. Masyarakat diajak untuk menjaga kawasan Pura Agung Besakih tetap suci dan bersih.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
KARANGASEM, KOMPAS — Kebersihan kawasan Pura Agung Besakih di Kabupaten Karangasem, Bali, menjadi kepedulian dan tanggung jawab bersama. Sayangnya, sampah masih mengotori kawasan pura dan sekitarnya, yang juga menjadi daya tarik wisata di Bali itu.
Persoalan sampah yang mengotori kawasan sekitar Pura Agung Besakih memantik kepedulian masyarakat setempat untuk ikut membersihkan kawasan itu. Kegiatan bertajuk ”Mareresikdi Pura Agung Besakih”, yang diinisiasi Malu Dong Community dengan melibatkan kalangan pelajar dan masyarakat, dilangsungkan di area Pura Agung Besakih serta kawasan di sekitar tempat suci umat Hindu tersebut, Kamis (27/4/2023).
Kegiatan bersih-bersih, atau mareresik, di area Pura Agung Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Kamis, melibatkan ratusan orang, terutama dari kalangan pelajar, di antaranya dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Denpasar. Sekitar 90 orang dari SMK Negeri 1 Denpasar, Kota Denpasar, termasuk beberapa orang guru dari sekolah tersebut, memunguti berbagai macam sampah yang ditemukan di kawasan sekitar Pura Agung Besakih.
Pendiri Malu Dong Community Komang Sudiarta mengatakan, mereka bergerak untuk membersihkan kawasan tempat suci dan area di sekitarnya itu sebagai bentuk kepedulian dan sekaligus ajakan kepada masyarakat agar tidak lagi membuang sampah secara sembarangan.
Sudiarta, yang akrab disapa Om Bemo, menambahkan, kegiatan mareresik dilaksanakan satu hari setelah rangkaian upacara besar, yaitu Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, di Pura Agung Besakih, berakhir pada Rabu (26/4/2023).
Lebih bersih
”Dari hasil pengumpulan sampah, kawasan inti di Pura Besakih sudah jauh lebih bersih dari sampah karena umat yang bersembahyang ke Pura Besakih sudah diimbau agar tidak menggunakan tas plastik sekali pakai dan membawa pulang sampahnya masing-masing,” kata Sudiarta di Desa Besakih, Rendang, Karangasem, Kamis.
Kendati demikian, sampah masih banyak tercecer di area sekitar pura, terutama di jalur menuju Pura Besakih.
Puncak upacara Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Karangasem, berlangsung sejak 5 April 2023 sampai 26 April 2023. Selama masa upacara itu, ratusan ribu umat Hindu datang dan bersembahyang di Pura Agung Besakih.
Dalam upacara penutup, yang juga dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, Rabu, disebutkan lebih dari 700.000 orang datang ke Pura Agung Besakih selama puncak upacara Ida Bhatara Turun Kabeh, yang berlangsung selama 21 hari.
Dari rilis Pemprov Bali perihal upacara penutup Karya Ida Bhatara Turun Kabeh itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh pendeta Hindu, pihak kepolisian, aparatur desa dan desa adat, serta umat karena rangkaian upacara besar itu berjalan dengan baik.
Koster juga menyatakan sudah menerbitkan surat edaran perihal tata aturan bagi pengunjung saat memasuki dan berada di kawasan suci Pura Agung Besakih dan selama pelaksanaan upacara Ida Bhatara Turun Kabeh, termasuk pelarangan penggunaan tas plastik sekali pakai.
Adapun selama pelaksanaan bersih-bersih di kawasan sekitar Pura Agung Besakih, Karangasem, Kamis, para sukarelawan dari masyarakat, aparatur desa, pelajar, dan Malu Dong Community menyisir dari area dalam Pura Agung Besakih sampai wilayah Banjar Kedungdung dan Banjar Palak, Desa Besakih, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari area inti Pura Agung Besakih.
Karena itu, kegiatan mareresik hari ini akan sangat membantu dalam membersihkan area dari sampah yang tercecer di sekitar pura.
Sampah yang dikumpulkan kemudian dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah di Banjar Palak. Meskipun sampah-sampah yang dikumpulkan itu tidak ditimbang, berdasarkan pemantauan, volume sampah yang dikumpulkan selama kegiatan mareresik cukup besar.
Berbagai macam sampah dipungut dan dikumpulkan dalam kegiatan bersih-bersih itu, kecuali sampah rumah tangga. Jenis sampah yang banyak dikumpulkan adalah sampah plastik dan sampah residu. Sampah residu terutama bekas kemasan atau bekas bungkusan. Dalam kegiatan bersih-bersih tersebut juga dikumpulkan sampah organik, yang selanjutnya akan diolah menjadi kompos.
Wakil Kepala SMK Negeri 1 Denpasar yang membidangi hubungan masyarakat (humas), Desak Made Rai, mengatakan, SMK Negeri 1 Denpasar antusias dan sering mengikuti kegiatan bersih-bersih yang diinisiasi Malu Dong Community. Begitu pula dalam kegiatan mareresik di kawasan Pura Agung Besakih, Kamis, menurut Desak, pihak SMK Negeri 1 Denpasar melibatkan sekitar 90 orang dari kalangan pelajar dan guru.
”Kami dari sekolah memberikan dukungan,” kata Desak.
Cara ini sebagai kepedulian sekolah terhadap lingkungan, terutama persoalan sampah plastik. Kegiatan bersih-bersih juga sebagai edukasi kepada siswa bahwa mereka bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dan, secara moral, kawasan tempat suci tentu harus dijaga kebersihannya.
Pihak Desa Besakih, menurut Kepala Urusan Perencanaan Putu Suryawan, juga mendukung kegiatan mareresik tersebut. Alasannya, persoalan sampah merupakan tanggung jawab bersama dan seharusnya menjadi kepedulian bersama.
Putu menambahkan, kebersihan di kawasan inti Pura Agung Besakih sudah mampu dikelola, tetapi sampah di sekitar kawasan pura masih menjadi persoalan.
”Kami di Badan Usaha Milik Desa Besakih memiliki Unit Pengelolaan Sampah, yang sudah memiliki fasilitas pengolahan sampah,” kata Putu di Kantor Desa Besakih, Karangasem, Kamis.
Namun, Putu mengakui personel kebersihan dan pengelola sampah yang dikelola badan usaha milik desa kewalahan ketika volume sampah melonjak selama pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh.
Rangkaian perayaan selama 21 hari itu dihadiri sekitar 700.000 orang. Meskipun sudah diimbau agar umat meminimalkan penggunaan plastik dan membawa pulang sampahnya, panitia masih kewalahan karena jumlah umat yang datang sangat banyak.
”Karena itu, kegiatan mareresik hari ini akan sangat membantu dalam membersihkan lingkungan dari sampah yang tercecer di sekitar pura,” ujar Putu.