Jateng Ekspor Tujuh Kontainer Produk Unggulan Senilai Rp 7,25 Miliar
Tujuh kontainer yang berisi produk unggulan Jawa Tengah diekspor ke sejumlah negara, seperti Amerika, China, dan Arab Saudi. Total nilai ekspor produk itu mencapai Rp 7,25 miliar.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas keberangkatan tujuh kontainer berisi produk unggulan Jateng untuk diekspor ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Arab Saudi, dan China. Produk yang diekspor antara lain gula kelapa, minyak atsiri, mi, sapu, dan kerupuk. Total nilai ekspor produk-produk itu mencapai Rp 7,25 miliar.
Pelepasan tujuh kontainer itu dilakukan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Jumat (12/5/2023). ”Pendampingan dari pemda, penggiat, dan aktivis UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) ternyata membuahkan hasil. Seperti tadi minyak asiri berasal dari daun cengkeh yang sudah jatuh. Biasanya hanya jadi pupuk, tetapi bisa diolah jadi minyak asiri,” kata Ganjar.
Ganjar menyampaikan, ekspor produk unggulan ini menjadi momentum kebangkitan UMKM di Jateng. Dia pun meminta agar para pelaku UMKM menjaga kualitas produk-produk mereka agar ekspor ke luar negeri bisa terus dilakukan.
”Ini sebenarnya momentum penting bahwa UMKM naik kelas itu bisa berjalan. Sejumlah produk yang didampingi itu berkelas dunia. Saya berpesan satu saja agar tetap menjaga kualitas. Umpamanya gula kelapa itu berasal dari tanaman organik. Keorganikan itu harus dijaga terus secara konsisten,” ujarnya.
Produk minyak asiri, yang diproduksi oleh PT Indesso Aroma, akan diekspor ke China. CV Inagro memproduksi gula kelapa organik yang dikirim ke Amerika Serikat. Selain itu, CV Permata Satria juga memproduksi gula kelapa dan diekspor ke AS. Adapun PT Lestari Jaya Bangsa mengirim produk makanan seperti mi soun dan kerupuk ke Arab Saudi.
Selain itu, ada pula produk sapu gelagah yang dikirim ke Korea Selatan, bunga palem dan gula semut organik ke AS, juga kerajinan tangan ke Jepang. Produk unggulan itu diproduksi di sejumlah kabupaten di Jateng, misalnya Banyumas, Purbalingga, dan Pati.
Pemilik PT Lestari Jaya Bangsa, Siti Halimah, mengatakan, produk makanan yang diekspor ke Arab Saudi itu masih berupa barang mentah seperti kerupuk dan mi mentah. Selain itu, perusahaan tersebut juga mengekspor jamu. Berbagai produk itu diekspor untuk memenuhi kebutuhan jemaah umrah dan haji Indonesia di Arab Saudi.
Ini sebenarnya momentum penting bahwa UMKM naik kelas itu bisa berjalan. Sejumlah produk yang didampingi itu berkelas dunia.
”Nilai ekspor kali ini mencapai Rp 1 miliar. Sejak umrah dibuka, kami sudah dua sampai tiga kali ekspor per bulan. Apalagi, ini mau ibadah haji, jadi makanan Indonesia harus disiapkan,” kata Siti yang memproduksi berbagai produk itu di Desa Bangsa, Kecamatan Kebasen, Banyumas.
Selain ekspor ke Arab Saudi, Siti menyebut, dirinya juga mengekspor bahan olahan makanan ke China dan Nigeria. ”Memang untuk ke China dan Nigeria tidak sampai satu kontainer, tetapi kirimnya per paket. Untuk ke Nigeria, paling banyak ekspor jamu,” katanya.