Gempa Tektonik Guncang Bojonegoro dan Tuban, Warga Diimbau Hindari Bangunan Retak
Masyarakat diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Gempa tektonik dengan magnitudo 4,0 mengguncang Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, Senin (12/6/2023) pagi. Masyarakat diimbau memeriksa bangunan tempat tinggalnya untuk mengetahui adanya keretakan atau kerusakan yang berpotensi membahayakan keselamatan jiwa.
Kepala Stasiun Geofisika Sleman Setyoajie Prayoedhie mengatakan, gempa tektonik terjadi pada pukul 08.04.23 waktu setempat. Pusat gempa atau episentrumnya terletak pada koordinat 7,11° Lintang Selatan (LS) ; 111,85° Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 kilometer (km) barat laut Bojonegoro pada kedalaman 7 km.
”Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal,” ujar Setyoajie dalam pernyataan resminya.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil pemodelan peta guncangan(shakemap), gempa bumi ini dirasakan di Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, dengan skala intensitas II–III MMI. Artinya, getaran dirasakan secara nyata di dalam rumah seperti terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Selain itu, hingga pukul 08.25 waktu setempat, berdasarkan hasil monitoring BMKG, terlihat belum ada aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Setyoajie merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga perlu menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
”Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” kata Setyoajie.
Tidak merasakan apa-apa tadi pagi. Saya malah tidak tahu kalau terjadi gempa.
Dia mengingatkan masyarakat agar mengakses informasi resmi yang bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website ( http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user pemda ,pwd pemda-bmkg) atau infobmkg.
Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Malang Mamuri menambahkan, gempa yang terjadi saat ini berbeda dengan gempa yang terjadi sebelumnya di Tuban pada Jumat (14/4/2023). Berdasarkan analisis kedalaman, gempa yang terjadi saat ini disebabkan oleh aktivitas sesar lokal.
Sementara itu, gempa yang terjadi sebelumnya disebabkan adanya aktivitas subduksi. Gempa yang terjadi di Tuban tersebut memiliki magnitudo 6,6. Sumber gempa berada pada posisi 70 kilometer Barat Laut Tuban dengan kedalaman 632 kilometer sehingga dampaknya dirasakan secara luas di sejumlah kabupaten dan kota di Jatim.
Salah satu warga Tuban, Suryono (35), mengaku tidak merasakan getaran gempa. Di lingkungan sekitar rumahnya juga tidak terjadi kepanikan. Menurutnya, hal itu terjadi karena mayoritas warga sibuk beraktivitas di luar rumah, seperti mengantar anak sekolah dan berangkat ke tempat kerja.
”Tidak merasakan apa-apa tadi pagi. Saya malah tidak tahu kalau terjadi gempa,” ucap Suryono saat dihubungi.