Kota Medan Darurat Begal, Pelaku Merampas Harta Benda hingga Merenggut Jiwa
Kasus begal yang melukai korban, merampas harta benda, hingga merenggut jiwa, kain marak di Medan. Kriminalitas jalanan ini berkaitan dengan meningkatnya penyalahgunaan narkoba.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Kasus begal yang melukai korban, merampas harta benda, hingga merenggut jiwa kian marak di Medan. Kriminalitas jalanan ini berkaitan dengan meningkatnya penyalahgunaan narkoba. Kepolisian diminta meningkatkan pencegahan dan penindakan aksi begal.
Kasus begal memang kian marak di Kota Medan dan daerah penyangganya yakni sebagian Kabupaten Deli Serdang. Kasus terakhir terjadi pada Rabu (14/6/2023) sekitar pukul 03.00 di Jalan Mustafa. Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Insanul Ansori Hasibuan, tewas ditangan pembegal.
Insanul bersama seorang temannya keluar membeli makan dari tempat indekosnya. Ketika hendak pulang, kelompok pembegal berupaya merampas sepeda motor mereka. Karena melawan, pelaku membacok Insanul hingga tewas.
Beberapa hari sebelumnya, pada Minggu (11/6) sekitar pukul 02.00, aksi begal juga terjadi di Jalan Guru Suman, Kecamatan Percut Sei Tua, Deli Serdang. Aksi begal itu terekam kamera pemantau (CCTV). Empat pelaku yang menggunakan sepeda motor mengancam korban dengan senjata tajam. Dia akhirnya menyerahkan sepeda motornya lalu berteriak minta tolong sambil mengejar pelaku.
Sehari sebelumnya, pada Sabtu (10/6/2023), dua orang mengalami kecelakaan karena dikejar pembegal dengan menggunakan senjata tajam. Satu korban M Fadli (19) tewas dan temannya, Vicho Ananta Ginting (22), mengalami luka parah akibat kecelakaan itu. Kepolisian Resor Pelabuhan Belawan menyebut mereka dikejar kawanan pembegal hingga terjatuh.
Aksi begal juga terjadi di Jalan Jati, Kecamatan Medan Sunggal, Deli Serdang, pada Kamis (8/6) sekitar pukul 01.00. Korban bernama Mustaqim dibacok tangannya oleh kawanan pembegal yang berjumlah enam orang. Sepeda motornya raib dibawa pelaku.
Aksi begal lainnya juga terjadi di Kota Medan dan sekitarnya dan semakin marak sejak Mei hingga Juni ini. Aksi begal umumnya menyasar korban yang melintas di jalan sepi pada dini hari. Namun, beberapa aksi begal juga terjadi di siang hari.
”Jajaran kepolisian harus menyadari Kota Medan sedang dalam keadaan darurat begal dan kriminalitas jalanan lainnya. Kuantitas dan kualitas pencegahan serta penindakan begal harus ditingkatkan untuk mengembalikan rasa aman masyarakat,” kata Kriminolog Universitas Pembangunan Panca Budi Medan, Redyanto Sidi, Senin (19/6/2023).
Ia menyebut, aksi begal yang kian marak di Kota Medan merupakan situasi darurat yang harus segera diatasi oleh semua pihak. Dalam beberapa tahun ini, sejumlah tim anti begal dibentuk kepolisian, tetapi belum bisa menekan aksi kriminalitas.
”Tim pencegahan dan penindakan begal sudah beberapa kali dibentuk kepolisian dengan berbagai nama. Namun, hal itu belum efektif karena kuantitas dan kualitas dari tim itu sebenarnya kurang lebih sama,” kata Redyanto.
Jumlah tim dan personel yang berpatroli untuk mencegah begal, dinilai sangat jauh dari kata cukup. Banyak jalan sepi di tengah hingga pinggir kota Medan yang sangat rawan terjadi aksi pembegalan. ”Meski demikian, kepolisian harus tetap diapresiasi karena di tengah keterbatasan tetap melakukan aksi pencegahan dan penindakan begal,” kata Redyanto.
Maraknya kriminalitas jalanan di Medan bukan semata karena faktor ekonomi. Ada faktor peredaran gelap narkoba yang kian marak, yang memicu kriminalitas jalanan. Hampir semua pelaku begal adalah pecandu narkoba. Mereka memilih jalan pintas karena terdesak kebutuhan untuk membeli narkoba. Para pelaku juga umumnya melakukan tindakan kejam kepada korban di bawah pengaruh narkoba.
”Kalau hanya mengalami kesulitan ekonomi dan bukan pecandu narkoba, masyarakat di Medan banyak memilih pekerjaan lain seperti pemulung sampah plastik,” kata Redyanto.
Dalam sidang paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, Senin (19/6/2023), sejumlah anggota DPRD Kota Medan juga menyampaikan keresahannya pada maraknya begal di Medan. ”Pembegalan, tawuran, dan geng motor akhir-akhir ini semakin sering terjadi bahkan di siang hari. Pelakunya tidak takut lagi. Ini artinya Polrestabes Medan kurang melakukan patroli,” kata Paul Mei A Simanjuntak, anggota DPRD Medan.
Tindakan tegas
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Sumaryono mengatakan, pemberantasan begal dan kriminalitas jalanan merupakan prioritas kepolisian. ”Perintah sudah disampaikan pimpinan. Siapa pun yang melakukan begal dengan kekerasan, kami akan lakukan tindakan tegas,” katanya.
Sumaryono menyebut, upaya represif atau penindakan yang dilakukan Polda Sumut sebenarnya adalah upaya terakhir. Para pelaku begal yang melakukan aksi kejahatannya, termasuk yang memakan korban jiwa seorang mahasiswa UMSU, sudah diketahui identitasnya.
Selain upaya penindakan, pencegahan juga dilakukan dengan patroli di daerah-daerah rawan begal. Patroli dilakukan bersama aparat dari Polda Sumut, Polrestabes Medan, dan jajaran kepolisian sektor. ”Langkah antisipasi dilakukan oleh tim patroli dari satuan lalu lintas dan sabara,” kata Sumaryono.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi menyebutkan, Polda Sumut dalam beberapa waktu belakangan ini juga menangkap sejumlah pelaku begal. Ia juga meminta masyarakat segera melapor ke kepolisian jika menemukan adanya dugaan begal.
”Kemarin ada konvoi yang membawa senjata tajam. Begitu kami dapat informasi dari masyarakat, petugas langsung menindak,” kata Hadi.
Hadi menyebutkan, pemberantasan tindak kriminal seperti begal, kekerasan oleh geng motor, premanisme, dan peredaran gelap narkoba akan ditindak tegas.