Sejumlah Wilayah di Pantura Jateng Kekeringan, Bantuan Air Bersih Mulai Disalurkan
Kemarau membuat sejumlah daerah di Jateng kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Penyaluran bantuan dilakukan untuk meringankan beban masyarakat.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Bantuan air bersih mulai disalurkan kepada masyarakat yang mengeluhkan kesulitan air akibat kemarau di sejumlah daerah di pantura Jawa Tengah. Sejumlah pihak berharap, kekeringan bisa diatasi secara permanen, tidak hanya dengan penyaluran bantuan air bersih.
Kekeringan disebut sudah menjadi ”agenda tahunan” masyarakat di Desa Siremeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jateng, terutama saat memasuki musim kemarau. Hal itu karena desa itu tak memiliki sumber mata air. Selama ini, masyarakat setempat mengandalkan air hujan yang ditampung di kolam-kolam untuk memenuhi kebutuhan mereka. Saat persediaan air di kolam sudah habis, warga setempat harus membeli air.
”Sudah tiga bulan terakhir, hampir tidak ada hujan sehingga kolam kosong. Mau tidak mau kami harus beli air. Kalau keluarga saya biasanya beli yang satu tangki atau sekitar 1.500 liter untuk keperluan makan, minum, mandi, dan mencuci selama satu bulan. Harganya Rp 200.000,” kata Lia Rosita (32), warga Desa Siremeng, Senin (19/6/2023).
Untuk menghemat air, Lia biasanya mencuci pakaian di sebuah daerah aliran sungai di Kecamatan Moga. Tempat itu berjarak sekitar 11 kilometer dari rumahnya. Perjalanan dari rumahnya ke tempat ia biasa mencuci pakaian kira-kira 22 menit.
”Seminggu sekali, saya sama warga lain rombongan naik sepeda motor ke Moga untuk mencuci pakaian. Kami biasanya bawa karung-karung berisi pakaian yang nantinya dicuci di sana,” imbuh Lia.
Dampak kekeringan juga dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Brebes, salah satunya di Kecamatan Ketanggungan. Di wilayah tersebut, ada tiga desa yang terdampak, yakni Desa Cikusal Lor, Cikusal Kidul, dan Sindangjaya.
Hasanah (55), warga Cikeusal Kidul menyebut, kemarau telah membuat sumur-sumur di desanya mengering. Kondisi itu berlangsung setidaknya sejak tiga bulan terakhir. ”Kami butuh bantuan air bersih, terutama untuk keperluan makan dan minum,” kata Hasanah.
Sejumlah pihak lantas menyalurkan bantuan air bersih di Pemalang maupun di Brebes. Di Pemalang, bantuan air bersih yang disalurkan pada Senin sebanyak 20.000 liter. Air tersebut diharapkan bisa untuk memenuhi kebutuhan ratusan warga di Desa Siremeng.
”Semoga bantuan air bersih ini dapat membantu masyarakat dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari,” tutur Kepala Bagian Logistik Kepolisian Resor Pemalang, Komisaris Nana Edi Sugito.
Sementara itu, Polres Brebes juga turut menyalurkan bantuan berupa air bersih kepada masyarakat di tiga desa terdampak kekeringan di Kecamatan Ketanggungan. Jumlah air yang disalurkan sebanyak 10 tangki dengan ukuran masing-masing 5.000 liter.
”Pemberian bantuan sosial berupa penyaluran air bersih merupakan bagian dari kegiatan Bulan Bakti Polri Presisi yang digelar secara serentak oleh jajaran kepolisian di seluruh Indonesia. Kami berharap, penyaluran air bersih ini dapat bermanfaat bagi warga dan meringankan kebutuhan warga akan air bersih,” ujar Kepala Polres Brebes Ajun Komisaris Besar Guntur M Tariq.
Penyaluran air bersih juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara kepada masyarakat terdampak kekeringan di Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung. Jumlah air yang disalurkan pada Senin sebanyak 24.000 liter.
Jangka panjang
Selain memberikan bantuan air bersih, pemerintah juga diharapkan bisa memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi dampak kekeringan. Kepala Desa Siremeng, Solikhin berharap, wilayahnya yang selama ini tak punya sumber mata air dibantu untuk mendapatkan sumber mata air.
”Pinginnya dibantu mencari solusi yang permanen, supaya kami ada sumber mata air sendiri. Sehingga, kalau musim kemarau tidak terus-terusan bergantung pada bantuan pihak lain,” kata Solokhin.
Keinginan untuk mendapatkan solusi jangka panjang mengatasi kekeringan juga diungkapkan oleh Penjabat Bupati Jepara, Edy Supriyanta saat menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Kedungmalang. Selama ini, desa yang terletak di pesisir pantai itu hanya mengandalkan suplai air dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum atau PDAM Tirta Jungpara. Sementara itu, sudah empat tahun terakhir penyaluran air terganggu akibat kerusakan instalasi.
Pinginnya dibantu mencari solusi yang permanen, supaya kami ada sumber mata air sendiri. (Solikhin)
”Dinas Perumahan dan Pemukiman tolong segera cari solusi masalah air ini. Bisa kerja sama dengan Demak jika memungkinkan untuk menyuplai air bersih ke Kedungmalang. Sebab, Kedungmalang berbatasan dengan Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak,” kata Edy.
Edy juga meminta agar ada pemanfaatan teknologi yang bisa mengubah air payau menjadi air tawar. Dengan begitu, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan airnya secara mandiri.