Perahu pengangkut tujuh orang karam setelah dihantam ombak tinggi di Lingga, Kepulauan Riau. Selain mengakibatkan kecelakaan laut, cuaca ekstrem di Kepri juga menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Sebuah perahu yang mengangkut tujuh orang karam dihantam ombak di perairan Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, Selasa (12/7/2023). Pemerintah mengimbau warga agar waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang kerap terjadi sejak dalam satu bulan terakhir.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lingga Oktanius Wirsal, Rabu (12/7/2023), mengatakan, kecelakaan itu terjadi saat perahu baru berlayar sekitar 500 meter dari Pelabuhan Penarik. Perahu kayu itu terbalik lalu karam karena dihantam ombak setinggi 2 meter.
Okta menuturkan, tujuh orang di perahu itu terdiri dari satu nakhoda dan enam penumpang. Para penumpang adalah warga Pulau Lingga yang hendak menyeberang ke Pulau Selayar untuk bertanding sepak bola.
Para korban yang tenggelam terkatung-katung di laut sekitar dua jam sebelum diselamatkan kapal roro yang melintas. Enam korban yang selamat telah dievakuasi ke pos TNI Angkatan Laut di Pulau Selayar.
”Hari ini kami masih melakukan pencarian terhadap satu orang yang belum ditemukan. Untuk sementara cuaca di sini terpantau cerah,” kata Okta saat dihubungi dari Batam.
Yang paling parah terdampak adalah Pulau Siantan karena penduduknya paling padat. Kami mengerahkan sejumlah mobil tangki untuk menyalurkan air bersih. Selain itu, sejumlah bak penampungan juga dibuat untuk menampung hujan. (Syarif Ahmad)
Lewat pernyataan tertulis, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Tanjung Pinang Slamet Riyadi mengatakan, tim SAR gabungan telah dibentuk untuk mencari korban yang belum ditemukan. Empat kapal dikerahkan untuk melaksanakan operasi pencarian tersebut.
Cuaca ekstrem yang terjadi di Kepri dalam satu bulan terakhir menyebabkan dampak yang berbeda di sejumlah wilayah. Di bagian selatan Kepri, seperti Kabupaten Lingga, terjadi hujan deras dan angin kencang. Namun, hal sebaliknya justru terjadi di wilayah utara Kepri. Kekeringan melanda kawasan itu.
Kekeringan salah satunya terjadi di Kabupaten Kepulauan Anambas. Warga kesulitan air karena sejumlah waduk dan sungai dilaporkan mengering. Selama satu bulan terakhir, jatah air bersih harus digilir karena cadangan terus menipis.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman Kepulauan Anambas Syarif Ahmad, Selasa (11/7/2023), mengatakan, kekeringan terjadi secara merata di kabupaten itu. Total ada 26 pulau yang terdampak kekeringan.
”Yang paling parah terdampak adalah Pulau Siantan karena penduduknya paling padat. Kami mengerahkan sejumlah mobil tangki untuk menyalurkan air bersih. Selain itu, sejumlah bak penampungan juga dibuat untuk menampung hujan,” ujar Syarif.