Terduga Pelaku Mutilasi di Sleman Dikenal Tak Suka Bergaul
Terduga pelaku dalam kasus mutilasi, di Sleman, DIY, W (29) disebut tak pernah berkampung atau bergaul di lingkungan indekosnya. Ia juga tak melaporkan pada Ketua RT setempat ketika pertama kali bermukim di sana.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS – Aparat kepolisian telah menangkap dua terduga pelaku dalam kasus mutilasi, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah seorang di antaranya, yaitu W (29), dikenal tak pernah berkampung atau berkumpul dan bergaul bersama warga lingkungan indekosnya. Ia juga tak pernah melaporkan pada ketua rukun tetangga setempat sejak pertama kali menjadi penduduk.
Rumah indekos yang ditinggali W berlokasi di RT 004 RW 019, Dusun Krapyak, Desa Triharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada tiga deret rumah indekos. Bangunan yang dihuni W terletak di sisi paling utara. W sendiri disebut berasal dari Magelang, Jawa Tengah.
Hari ini, Minggu (16/7/2023), rumah indekos itu sudah dipasangi garis polisi. Tali pembatas berwarna kuning tersebut terpasang mulai dari sisi depan hingga halaman samping bangunan. Pada area halaman itu, terdapat semacam kolam kering dan tempat sampah beton. Warga setempat diimbau untuk tidak memasuki area itu mengingat penyelidikan belum usai.
”Saya pertama kali didatangi petugas dari kepolisian waktu hari Kamis (13/6/2023) kemarin. Sekitar pukul 13.30. Mereka menanyakan orang yang tinggal di kos itu. Memang ada yang tinggal di sana. Tetapi, selama ini belum laporan ke saya,” kata Ketua RT 004 RW 019 Ngatijo, saat ditemui di kediamannya.
Untuk itu, Ngatijo menanyai pemilik indekos. Setelahnya, ia baru mengetahui bahwa sosok penyewa indekos ialah W. Sosok tersebut telah menempati indekos tersebut sejak Agustus 2022. Namun, ia belum pernah bertemu dengan W sehingga sama sekali tak mengetahui rupa sosok tersebut. Pemilik indekos juga tak melaporkan ketika W pertama kali bermukim di sana.
Informasi itu diberikan Ngatijo kepada petugas kepolisian yang sempat menanyainya. Aparat pun meminta izin untuk mengecek rumah indekos tersebut, Jumat (14/7/2023) malam. Pengecekan didampingi petugas ronda dan pemilik indekos.
”Ditunggu-tunggu, orang yang kos (W) di situ tidak pulang-pulang. Akhirnya terpaksa dibuka. Pemilik rumah (indekos) diminta masuk. Dilakukan penggeledahan lalu ditemukan barang seperti parang dan cangkul kecil,” kata Ngatijo.
Ngatijo tak menyangka jika penggeledahan itu terkait kasus dugaan mutilasi yang sedang marak diperbincangkan warga. Pasalnya, tidak ada kegaduhan dan kejanggalan yang terjadi di permukiman tersebut. Warga juga tak pernah menaruh kecurigaan kepada W selama ini karena tidak terlalu mengenalnya.
”Kesehariannya seperti apa kami juga kurang tahu. Dia berangkat pagi dan pulang malam. Setiap ada kegiatan kampung juga tidak pernah ikut,” kata Ngatijo.
Kami akan melakukan pendalaman. Barang-barang ini kami temukan di kos terduga pelaku. Barang-barang yang kami amankan ini ada hubungannya dengan tindak pidana dan peristiwa tersebut. (Kombes FX Endriadi)
Sebagian warga, kata Ngatijo, sempat melihat W memasuki indekosnya, Rabu malam. Hanya sebentar saja W singgah sebelum bergegas lagi. Sejak saat itu, mereka tidak pernah melihat peredaran W di perkampungan tersebut. Kebetulan itu merupakan hari pertama kalinya ada temuan potongan tubuh manusia.
Jajaran petugas dari Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) meringkus W saat sedang berusaha kabur, di wilayah Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/7/2023). Ia ditangkap bersama seorang temannya, RD, yang juga berstatus terduga pelaku. Mereka ditangkap sewaktu berada di kediaman RD.
Adapun korban dalam kasus tersebut diketahui berinisial R. Identitasnya diketahui setelah dilakukan pemeriksaan digital forensik. Kebetulan ada kesamaan identitas antara korban dan laporan orang hilang yang diterima Polsek Kasihan, Kabupaten Bantul, beberapa waktu lalu. Data keduanya dicocokkan sehingga mampu mengantarkan aparat kepolisian meringkus para terduga pelaku.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Komisaris Besar FX Endriadi menyampaikan, terduga pelaku dan korbannya saling mengenal satu sama lain. Tetapi, pihaknya belum bisa memastikan sedekat apa hubungan kedua belah pihak. Ia terus mendalami secara intensif keterangan dari para terduga pelaku agar segera menemukan titik terang dari kasus tersebut.
Menurut pemeriksaan sementara, pembunuhan diduga terjadi di rumah indekos W. Beberapa barang bukti yang disita dari lokasi tersebut, antara lain kompor, tabung gas, panci besar, ember plastik, palu, pisau dapur, ponsel rusak, hingga satu unit sepeda motor.
”Kami akan melakukan pendalaman. Barang-barang ini kami temukan di kos terduga pelaku. Barang-barang yang kami amankan ini ada hubungannya dengan tindak pidana dan peristiwa tersebut,” kata Endriadi.