Angka Kecelakaan Tinggi, Nelayan di Kalteng Perlu Perlindungan
Nelayan, warga pesisir pun, warga di pinggir sungai, memiliki risiko kecelakaan perairan yang begitu tinggi. Di Kalteng, perlindungan terhadap mereka masih jadi fokus meski angka kecelakaan tetap tinggi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Perlindungan terhadap nelayan dan warga pesisir pun pinggir sungai tetap menjadi fokus pemerintah daerah di Kalimantan Tengah. Sosialisasi dan edukasi soal keselamatan terus dilakukan hingga pemberian bantuan.
Sebelumnya, kecelakaan di perairan wilayah Kalimantan Tengah terjadi hampir di setiap bulan. Sebagian besar kecelakaan terjadi lantaran kesalahan manusia terutama karena tak mengindahkan keamanan berkendara dalam transportasi air.
Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Kota Palangkaraya mencatat, pada 2022 setidaknya terjadi 19 kecelakaan air di Kalimantan Tengah. Sebanyak 10 kasus kecelakaan tersebut menyebabkan orang tenggelam yang berakhir meninggal. Tahun ini, sampai Mei terdapat empat kecelakaan air yang menyebabkan orang tenggelam dan berakhir meninggal
Melihat hal itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalteng Darliansyah mengungkapkan, pihaknya berupaya maksimal untuk menyosialisasikan keselamatan untuk warga pesisir yang didominasi nelayan.
Minimal punya life jacket, lebih ironi lagi, ada yang punya pelampung tapi gak dipakai. (Salman)
Sesuai kewenangannya, kata Darliansjah, sosialisasi dan edukasi yang dimaksud adalah soal kelengkapan kapal tangkap ikan, jaket keselamatan, dan alat tangkap.
ILUSTRASI. Nelayan tradisional dari Bukit Sua, Kota Palangkaraya, mengangkat ikan belida seberat 4,5 kilogram dalam rangkaian acara Festival Pangan pada Kamis (17/2/2022). Mereka menggunakan jaring besar dan menyimpannya di keramba sampai ada yang menawar atau untuk makan sendiri.
Pemerintah Provinsi Kalteng, lanjut Darliansjah, pada 2020-2022 memberikan bantuan melalui program Kartu Asuransi Nelayan Berkah untuk 9.000 nelayan atau warga pesisir pun di pinggir sungai. Tahun ini, pihaknya juga memberikan bantuan kepada 21.652 nelayan dan warga pesisir yang membuka usaha melalui program Kusuka Berkah.
Kelengkapan kapal
Bantuan-bantuan tersebut bukan hanya berupa asuransi, melainkan juga kelengkapan kapal untuk para nelayan. Bantuan diberikan untuk kelompok nelayan yang memiliki badan hukum, dan aktif membantu pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di Kalteng.
”Sosialisasi dan edukasi soal keselamatan juga dilakukan di kabupaten-kabupaten dengan membuat sekolah lapang bekerja sama dengan BMKG,” kata Darliansjah di Palangkaraya, Rabu (26/7/2023).
Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Palangkaraya Salman mengungkapkan, untuk keselamatan masyarakat pesisir dan warga pinggir sungai seharusnya ada kebijakan khusus jika diperlukan pemberian sanksi bagi yang melanggar.
ILUSTRASI. Nelayan tradisional dari Bukit Sua, Kota Palangkaraya, mengangkat ikan belida seberat 4,5 kilogram dalam rangkaian acara Festival Pangan pada Kamis (17/2/2022). Mereka menggunakan jaring besar dan menyimpannya di keramba sampai ada yang menawar atau untuk makan sendiri.
Menurut dia, selama ini semua prosedur perjalanan transportasi perairan sudah diedukasi dan disosialisasikan dengan baik, tetapi hampir tidak pernah dijalankan.
”Masyarakat merasa jalur ini sudah setiap hari dilalui jadi aman saja, padahal bencana dan kecelakaan bisa menghampiri kapan saja,” ungkap Salman.
Salman dari Basarnas kerap berkoordinasi dengan instansi terkait untuk terus mengingatkan masyarakat akan pentingnya keselamatan transportasi air, khususnya untuk warga di pesisir dan pinggir sungai. ”Minimal punya life jacket, lebih ironi lagi, ada yang punya pelampung tapi gak dipakai,” katanya.