Sebagian Kalbar Diguyur Hujan, Kebakaran Lahan Tetap Diwaspadai
Hari ini, Kamis (3/8/2023), titik panas berjumlah 493 titik dan tersebar di 10 kabupaten/kota.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Dalam dua hari terakhir hujan turun di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Meskipun demikian, patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan tetap dioptimalkan. Apalagi, titik panas terpantau masih ratusan titik.
Ketua Satuan Tugas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat Daniel, Kamis (4/8/2023) pagi, menuturkan, meskipun Kamis ini titik panas hanya berjumlah 493 titik dan tersebar di 10 kabupaten/kota, pihaknya tetap meminta BPBD kabupaten/kota mengoptimalkan patroli. Patroli melibatkan unsur instansi terkait, termasuk TNI/Polri, masyarakat, dan dunia usaha.
”Patroli untuk mengawasi daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran lahan,” tutur Daniel.
Berdasarkan data dari BPBD Kalbar selama Januari-Juli 2023, luas lahan yang terbakar di Kalbar mencapai 5.768,73 hektar (ha). Lahan terbakar paling luas pada periode tersebut terdapat di Kabupaten Kubu Raya, yakni 1.481,24 ha.
Selain itu, titik panas pada Januari-Juli 2023 sebanyak 10.966 titik. Titik panas tersebar di 14 kabupaten/kota. Dari 14 kabupaten/kota yang ada, titik panas terbanyak ada Kabupaten Sanggau (2.990 titik).
Kualitas udara di sejumlah daerah di Kalbar juga tidak sehat beberapa hari lalu akibat kabut asap yang disebabkan kebakaran lahan. Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio, Pontianak, Ade Supriyatna, mengatakan, Kabupaten Kubu Raya, tepatnya di Kecamatan Sungai Raya, dan Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah, sejak 31 Juli terpantau tidak sehat.
”Rata-rata harian kualitas udara sedang hingga tidak sehat pada 30 Juli. Kemudian tanggal 31 Juli dan 1 Agustus kategori sedang hingga tidak sehat. Tanggal 31 Juli Kabupaten Kubu Raya dan Mempawah bahkan sempat sangat tidak sehat,” tuturnya. Setelah itu, kualitas udara perlahan membaik seiring hujan yang mulai turun.
Untuk tanggal 3-5 Agustus, curah hujan cenderung menurun, tetapi di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Kapuas Hulu berpeluang terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada hari ini.
Gubernur Kalbar Sutarmidji, dalam Apel Gelar Pasukan Gabungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Rabu, mengatakan, musim kemarau akan cukup panjang pada periode Juli-Oktober. Untuk antisipasi dan pencegahan diperlukan koordinasi yang lebih intensif.
”Pemangku kebijakan di desa/kelurahan diminta lebih gencar menyosialisasikan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dan status siaga darurat bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.
Kalbar memiliki sekitar 2,8 juta ha lahan gambut. Sebanyak 80 persen rusak ringan, sedangkan sisanya rusak berat dan sedang. Hal tersebut sangat menyulitkan ketika musim kemarau karena rawan terbakar.