Pada Akhir Pidato Pembangunan 17 Agustus, Gubernur NTT Pamit
Pidato Gubernur NTT Viktor Laiskodat pada peringatan 17 Agustus 2023 menyampaikan pamit kepada masyarakat NTT sekaligus memaparkan sejumlah kisah sukses selama lima tahun memimpin provinsi ini.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·5 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pada akhir pidato peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-78 RI, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mohon pamit kepada masyarakat NTT. Dalam kesempatan itu, juga disampaikan sejumlah keberhasilan selama lima tahun memimpin, antara lain penurunan angka kemiskinan menjadi 19,96 persen.
Gubernur membacakan pidato yang telah disiapkan tim Sekretariat Pemprov NTT selama 30 menit di Kupang, Rabu (16/8/2023). Turut hadir Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi, Sekretaris Daerah NTT Kosmas Lana, Kepala Polda NTT Irjen Johni Asadoma, Komandan Korem Kupang Brigjen Febriel Buyung Sikumbang, dan sejumlah pejabat lain.
Laiskodat menyebutkan, HUT Kemerdekaan Ke-78 RI tahun ini mengangkat tema ”Terus Melaju untuk Indonesia Maju”. Itu berarti Indonesia saat ini telah menjadi bagian dari kelompok negara-negara maju. Ini prestasi yang sangat membanggakan dan memberi semangat juang bagi seluruh bangsa untuk melanjutkan.
Tahun ini, kata Laiskodat, merupakan tahun terakhir kepemimpinannya. ”Saya bersama Bapak Wakil Gubernur beserta istri dan keluarga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atas segala lantunan syafaat, nasihat, ide-ide cerdas, kritik, perhatian dan segala tindakan baik, mendukung kami selama lima tahun masa kepemimpinan kami,” ujarnya.
Ia menegaskan lagi bahwa pemimpin itu ibarat matahari. Jika terbit tak ada yang menolak dan terbenam tak ada yang dapat menahannya.
Laiskodat-Nae Soi yang akan mengakhiri masa jabatan pada 5 September 2023 mengatakan, selama lima tahun memimpin NTT terjadi peningkatan di sejumlah bidang, tetapi harus diakui juga masih terdapat kekurangan. ”Tak ada gading yang tak retak,” katanya.
Tingkat pertumbuhan ekonomi NTT triwulan II-2023 mencapai 4,04 persen. Sebelumnya, di masa pandemi Covid-19 minus 2,28 persen. Sementara produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita tahun 2018 mencapai Rp 18,42 juta naik menjadi Rp 21,07 juta tahun 2022. Indeks pembangunan ekonomi berlangsung dalam inflasi yang dapat dikendalikan, yakni Juli 2023 mencapai 3,88 persen.
Persentase kemiskinan pun menurun, dari 21,35 persen tahun 2018 menjadi 19,96 persen pada Maret 2023 atau menurun 1,39 persen. Indeks pembangunan manusia juga mengalami peningkatan sebesar 1,5 poin, yakni 64,39 tahun 2018 menjadi 65,90 pada 2022. Kenaikan itu dipicu kenaikan usia harapan hidup dari 66,38 tahun tahun 2018 menjadi 67,2022 pada 2022.
Persentase tengkes pun mengalami kemajuan. Tahun 2018 angka tengkes 35,4 persen atau 81.434 anak balita, menurun menjadi 15,7 persen atau 67.518 anak balita pada Februari 2023. Ini membuktikan bahwa pencegahan dan penanganan tengkeng secara konvergensi melalui intervensi spesifik dan intensif cukup efektif.
”Penurunan tengkes secara signifikan ini tidak lepas dari kebijakan Pemprov NTT menggunakan aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat dengan by name by address dan menolak penggunaan sistem survei status gizi Indonesia oleh pemerintah pusat. Sistem yang digunakan NTT ini disetujui Kemenkes,” katanya.
Kematian ibu dan anak menurun drastis. Angka kematian ibu tahun 2021 sebanyak 181 kasus, tahun 2022 mencapai 171 kasus, dan Juli 2023 turun menjadi 74 kasus. Sementara angka kematian bayi sampai dengan Juli 2023 turun menjadi 449 kasus dibandingkan tahun 2022 sebanyak 1.139 kasus.
Utang yang ditinggalkan gubernur akan semakin membebani keuangan daerah di masa depan. (Viktor Mado)
Pemprov NTT sejak 2019 hingga Juli 2023 telah menerbitkan 150 izin pendirian sekolah baru, yaitu 75 sekolah tingkat SMA, 58 sekolah tingkat SMK, dan 17 sekolah tingkat SLB. Angka partisipasi kasar akses pendidikan tahun 2019 mencapai 93,08 persen. Angka itu meningkat menjadi 102,53 persen pada 2023. Angka partisipasi murni akses pendidikan naik dari 58,89 persen tahun 2018 menjadi 70,26 persen tahun 2022.
Sektor pariwisata sebagai prime mover ekonomi NTT mengalami peningkatan. Telah dibangun tujuh kawasan pariwisata estate. Pantai Liman di Kabupaten Kupang, Fatumnas di Timor Tengah Selatan, Wolwal di Kabupaten Alor, Koanara di Kabupaten Ende, Praimadita di Sumba Timur, Lamalera di Lembata, dan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao.
Pembenahan destinasi wisata telah mendapatkan penghargaan dan pengakuan dalam berbagai ajang pemilihan destinasi favorit. Tahun 2019-2022 dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia, NTT selalu mendapatkan penghargaan dalam berbagai kategori. Juga dalam lima tahun terakhir telah terdaftar 101 hak kekayaan intelektual, di bidang pengembangan ekonomi kreatif.
Penghargaan
”Sektor pariwisata menunjukkan pemulihan. Tahun 2022 tercatat 1.189.149 wisatawan ke NTT, terdiri dari mancanegara dan wisatawan lokal. Lama kunjungan 2,02 hari. Puncak pembangunan pariwisata adalah penetapan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi superprioritas nasional oleh Presiden Jokowi,” kata Laiskodat.
Program tanam jagung panen sapi pun dinilai sukses. Pola kemitraan, tanpa APBD, di mana petani secara mandiri membiayai usaha taninya melalui dukungan ekosistem keuangan. Tahun 2019, luas tanam jagung 2.400 hektar, dengan luas panen 2.017 ha, dan total produksi 9.538,9 ton. Tahun 2022, produksi jagung meningkat menjadi 297.657 ton dan NTT pertama kali mengirim 1.000 ton jagung ke Surabaya, Jatim.
Selain itu, telah dikembangkan 8,2 juta pohon marungga atau kelor di 22 kabupaten/kota. Iindustri kecil berbahan baku kelor pun tumbuh subur di NTT, dalam berbagai bentuk produk UMKM untuk memenuhi kebutuhan di NTT dan diekspor ke luar negeri.
Anggota DPRD NTT, Viktor Mado, mengatakan, laporan keberhasilan itu perlu diperbandingkan dengan fakta di lapangan, apakah sesuai kenyataan atau tidak. ”Kalau ada perubahan di sektor pembangunan, itu wajar karena dana APBD puluhan triliun setiap tahun anggaran, sejak 2019-2023, dikelola pemprov,” kata Viktor.
Keberhasilan itu bisa diapresiasi kalau pemprov bisa mencapai target pendapatan asli daerah (PAD) yang ditetapkan. Misalnya, target PAD sesuai RPJMD tahun 2022 senilai Rp 3 triliun, terealisasi hanya Rp 1,4 triliun. Padahal, pertumbuhan ekonomi dilaporkan berlangsung sukses, seperti pariwisata, program kelor, peternakan, dan pertanian.
Lebih memprihatinkan lagi, yakni pinjaman daerah senilai Rp 1,3 triliun sampai akhir masa jabatan ini belum dibayar. Pinjaman ini tentu akan dibebankan ke gubernur yang akan datang. Laiskodat sendiri sesuai pemberitaan media tidak ingin mencalonkan diri menjadi gubernur lagi dan telah mendaftarkan diri sebagai calon anggota DPR 2024.
”Utang yang ditinggalkan gubernur akan semakin membebani keuangan daerah di masa depan. Kalau pembangunan itu sukses, mengapa masih ada kemiskinan ekstrem di NTT. Tahun 2022 Wakil Presiden datang ke NTT menangani kemiskinan ekstrem itu,” ujarnya.