Tim Berupaya Padamkan Titik Api di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Tim gabungan berupaya memadamkan kebakaran lahan di Blok Oro-oro Ombo di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masih berupaya memadamkan api yang membakar lahan di Blok Oro-oro Ombo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Vegetasi yang terbakar berupa alang-alang, semak, serasah, dan sebagian pohon cemara gunung.
Beberapa titik api terpantau di blok yang berada di bawah puncak Gunung Semeru sejak Jumat (18/8/2023). Titik api berada di kawasan Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Ranupani Satuan Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Bidang Wilayah II Lumajang.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Septi Eka Wardhani memaparkan, petugas TNBTS dibantu Masyarakat Peduli Api telah berupaya menjinakkan lokasi yang terbakar. ”Sebagian sudah berhasil dipadamkan,” ujar Septi, Minggu (20/8/2023) pagi.
MPA yang terlibat antara lain dari Desa Ranupani dan Argosari di Kecamatan Senduro, Lumajang, dan Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang, bersama Koramil dan Polsek Senduru, telah berada di lokasi untuk memadamkan api.
Pada Sabtu (19/8/2023), menurut Septi, petugas gabungan telah membuat ilaran api dan berhasil melokalisasi titik yang terbakar. Mereka mencegah api menjalar ke Panggonan Cilik di Ranu Kumbolo.
”Saat ini petugas gabungan masih berada di lokasi untuk melakukan pendinginan dan memastikan api telah padam di Oro-oro Ombo serta melakukan pengecekan dan pemadaman di sekitar Jambangan dan Keling,” ujarnya.
Adapun hari ini, kata Septi, dikirim lagi tim kedua guna memperkuat tim sebelumnya yang sudah berada di lokasi untuk melakukan pengendalian. Penyebab kebakaran masih dalam identifikasi oleh Balai Besar TNBTS. Luas lahan yang terbakar juga masih dalam penghitungan.
Pihak Balai Besar TNBTS pun meminta semua pihak berhati-hati dan tidak menyalakan api di kawasan TNBTS mengingat kondisi cuaca saat ini cukup kering dampak dari kemarau dan sebagian sabana mengering akibat embun upas (frost) beberapa waktu lalu.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Reza Aditya mengatakan, pihaknya juga mendapatkan laporan dari sukarelawan di Ranupani terkait peristiwa tersebut.
”Begitu ada laporan, kami langsung berkoordinasi dengan pihak TNBTS. Laporannya untuk wilayah Lumajang sudah padam, terus merambat ke arah Malang,” ucapnya.
Sebagai langkah antisipasi, Reza mengatakan, pihaknya memiliki sukarelawan di beberapa wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan. Begitu diperlukan, mereka siap membantu pemadaman.
”Dua minggu lalu ada kebakaran di daerah Gunung Lemongan. Karena titiknya jauh dari permukiman, dilakukan asesmen dan penanganan biasa,” katanya.
Kebakaran lahan di wilayah TNBTS bukan kali ini saja terjadi. Berdasarkan catatan Kompas, kebakaran serupa pernah menghanguskan puluhan hektar lahan pada September 2018. Saat itu, api melalap padang sabana dan hutan lindung di Blok Plentongan hingga Watangan dan Jemplang.
Kebakaran lahan juga terjadi pada September 2019 dan menghanguskan sekitar 100 hektar lahan di kawasan Gunung Kepolo, Arcopodo, Watupecah, Ayek-ayek, Pusung Gendero, dan Waturejeng.