Titik panas di Sumatera Selatan meningkat pada Agustus 2023. Hingga saat ini tercatat 635 titik panas terpantau di satelit. Jumlah ini menjadi yang terbanyak ketimbang bulan sebelumnya.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kebakaran lahan di Sumatera Selatan terus terjadi bahkan kian masif di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin di Sumatera Selatan. Mitigasi hingga pemadaman api harus dilakukan semakin intensif.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas lahan terbakar di Sumsel periode Januari-Juli 2023 mencapai 1.178 hektar. Sebanyak 874 ha di antaranya berada di Ogan Komering Ilir.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel Ansori, Rabu (23/8/2023), mengatakan, api mengganggu jalan tol hingga aktivitas di permukiman. Petugas masih berjibaku memadamkan api agar kebakaran tidak meluas.
Ansori mengatakan, periode Agustus-September bakal memberikan tantangan lebih besar. Saat itu adalah puncak musim kemarau.
Tingginya risiko kebakaran dapat dilihat dari peningkatan jumlah titik panas. Pada Januari-Agustus 2023, jumlah titik panas di Sumsel sudah mencapai 1.821 titik.
Titik panas terbanyak ada di periode Agustus, sebanyak 653 titik. ”Dari data ini, tentu kewaspadaan harus ditingkatkan,” ujar Ansori.
Ia menduga, kebakaran lahan yang terjadi di Sumsel diawali kegiatan warga untuk membuka lahan. ”Banyak warga membuka lahan untuk menanam sayur atau cabai dengan membakar. Namun, saat dibakar tidak dijaga sehingga api menjalar dan akhirnya meluas,” ungkapnya.
Oleh karena itu, proses pemadaman harus dijalankan secepatnya lewat darat dan udara. ”Awalnya ada enam helikopter bom air. Namun, satu unit lagi diarahkan ke Kalimantan karena situasi (karhutla) di sana juga genting,” ujar Ansori.
Selain itu, pada Mei-Agustus 2023, jumlah air yang ditumpahkan untuk memadamkan api dari udara mencapai 18,1 juta liter. Untuk penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) berupa hujan buatan sudah dihentikan sejak 18 Agustus 2023. Alasannya, jumlah awan hujan yang terbatas.
”Sekarang TMC telah dialihkan ke Jambi,” kata Ansori.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Kristianto menuturkan, petugas sedang memadamkan api di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir. Dalam tiga hari terakhir, petugas Manggala Agni beroperasi di Desa Kecamatan Inderalaya Utara (Ogan Ilir) dan di Kecamatan Jejawi dan Kecamatan Pangkalan Lampam (Ogan Komering Ilir).
Dalam proses pemadaman, petugas menghadapi sejumlah kendala, seperti sulitnya akses menuju titik api dan arah angin yang berubah-ubah. Selain itu, di lokasi kebakaran banyak semak belukar.
”Bahkan, kebakaran sudah terjadi di lahan gambut yang jika terbakar akan lebih sulit dipadamkan,” ujar Ferdian.