Terdampak Abu Semeru, Aktivitas di Bandara Abdulrachman Saleh di Malang Normal Lagi
Setelah terganggu akibat abu vulkanik Gunung Semeru, aktivitas penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Jatim, kembali normal, Senin (28/8/2023). Kebakaran di lereng Gunung Arjuno juga terus dipantau.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Aktivitas penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, kembali normal, Senin (28/8/2023). Sehari sebelumnya, abu vulkanik Gunung Semeru membuat sebagian rute penerbangan dialihkan ke Bandara Juanda, Sidoarjo.
Pada Minggu (27/8/2023), rute penerbangan Citilink QG351 tujuan Bandara Soekarno-Hatta dan Citilink QG165 menuju Bandara Halim Perdanakusuma dialihkan ke Juanda. Hal serupa juga dilakukan untuk semua rute menuju Malang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Abdulrachman Saleh Purwo Cahyo Widhiatmoko menjelaskan, pihaknya kembali melayani lima penerbangan dari Malang menuju Jakarta. Selain maskapai Citilink, ada juga dua penerbangan Batik Air dan satu Garuda Indonesia.
”Pagi ini di bandara insya Allah aman dari abu vulkanik (Semeru). Namun, kami terus memonitor perkembangannya,” ujarnya.
Saat ini, status Semeru (3.676 meter di atas permukaan laut) masih Siaga. Berdasarkan laman magma.esdm.go.id pukul 00.00-06.00, visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III.
Selain itu, teramati asap kawah berwarna putih setinggi 50-100 meter dari puncak dengan intensitas tipis.
Sejauh ini, terjadi 35 gempa letusan dengan amplitudo 12-22 milimeter dan lama gempa 70-150 detik. Tercatat juga satu gempa guguran dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 94 detik.
Selain itu, ada tiga gempa embusan dengan amplitudo 4-8 mm dan lama gempa 56-65 detik. Gempa tektonik jauh tercatat empat kali dengan amplitudo 6-18 mm dan lama 32-45 detik.
Selain aktivitas vulkanologi Semeru, kebakaran hutan di Gunung Arjuno juga dipantau. Namun, kata Cahyo, asap akibat kebakaran tidak memengaruhi aktivitas penerbangan.
Pada Sabtu pukul 20.00, semak belukar dan padang savana di bukit Budug Asu terbakar. Kebakaran bahkan meluas hingga Curah Sriti dan Bukit Lincing. Kawasan itu termasuk dalam wilayah Desa Pasawahan, Kecamatan Singosari, Malang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari mengatakan, kebakaran meluas dengan cepat. Penyebabnya, tiupan angin dan keberadaan vegetasi yang mudah terbakar. Kondisi medan yang terjal juga menyulitkan pemadaman.
”Kebakaran meluas hingga Pasuruan dan Mojokerto,” katanya.