SURABAYA, KOMPAS — Harga beras di Jawa Timur berada di atas harga eceran tertinggi pada Selasa (12/9/2023). Salah satu pemicunya, tingginya harga gabah sejak dari petani.
Kondisi ini bertolak belakang dengan klaim pemerintah terkait stok dan antisipasi lewat beberapa kali operasi pasar. Sebelumnya, stok beras di Jatim disebut 4,23 juta ton hingga Agustus 2023. Jumlah itu jauh di atas kebutuhan beras pada Agustus hanya 383.000 ton.
Di Pasar Bendul Merisi, Surabaya, misalnya, harga beras medium Rp 13.000 per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 10.900 per kg. Harga beras premium juga tinggi, Rp 16.000 per kg, atau di atas HET, Rp 13.900 per kg.
”Setiap pasokan baru tiba, harga pasti berubah,” kata Agus Rochmat, Ketua Paguyuban Pedagang Beras Bendul Merisi Surabaya. Padahal, pasokan beras dari distributor atau agen juga terbatas.
Di Pasar Genteng, misalnya, beras yang dijual tidak sepenuhnya dari Bulog. Pedagang disebut hanya mendapat maksimal 10 kg dan cepat habis.
”Pasokan beras bukan dari Bulog, melainkan agen atau distributor yang harganya sudah tinggi,” kata Syamsudin, pengecer beras di Pasar Genteng. Beras medium dijual Rp 13.000 per kg dan beras premium hampir menyentuh Rp 16.000 per kg.
Sementara itu, Suwanto, pemilik penggilingan padi di Benjeng, Gresik, mengatakan, kenaikan harga beras tidak bisa dikendalikan. Pemicunya, harga gabah dari petani sudah tinggi.
Dia menyebut, harga gabah kering panen Rp 7.200 per kg, sedangkan gabah kering giling menyentuh Rp 8.000 per kg. Dengan harga gabah yang tinggi, Suwanto sulit menetapkan HET.
Menurut Suwanto, harga beras medium di penggilingan sudah menyentuh Rp 11.500 per kg atau melampaui HET. Gabah ada di petani tetapi petani cenderung menahannya dan meminta harga tinggi.
”Dengan situasi seperti ini, harga beras akan terus melambung,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kenaikan ongkos produksi melambungkan harga beras. Kenaikan itu, misalnya, akibat petani memakai pupuk tidak bersubsidi.
Kepala Bulog Kanwil Jatim Ermin Tora mengatakan, bantuan pangan tahap dua mulai disalurkan kurun September-November 2023. Bantuan itu akan disalurkan untuk 3.425.142 keluarga penerima di wilayah kerja Bulog Kanwil Jatim. Setiap penerima mendapat 10 kg.
”Kami memakai dua instrumen untuk membantu menstabilkan harga beras, yakni penyaluran bantuan pangan dan operasi pasar atau stabilisasi pasokan dan harga pangan,” ujarnya.