Lahan Gambut di Kalsel Kian Mudah Terbakar dan Sulit Dipadamkan
Lahan gambut di Kalimantan Selatan semakin mudah terbakar dan sulit dipadamkan. BNPB menambah dua helikopter ”water bombing” untuk membantu pemadaman karhutla di Kalsel.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Lahan gambut di Kalimantan Selatan semakin mudah terbakar dan sulit dipadamkan pada September ini. Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menambah dua helikopter pemadam atau water bombing dan menyiapkan teknologi modifikasi cuaca untuk mengatasi kebakaran lahan gambut di Kalsel.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, ada enam provinsi prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia karena memiliki lahan gambut. Keenam provinsi itu adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Pada September ini ada dua provinsi yang harus betul-betul waspada karena ada peningkatan kejadian karhutla, yaitu Sumsel dan Kalsel.
”Di Sumsel, titik api (hotspot) sedikit, tetapi area yang terbakar luas. Sementara di Kalsel, hotspot-nya banyak,” katanya dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan Karhutla dan Kekeringan di Kalsel Tahun 2023 di Gedung KH Idham Chalid, Banjarbaru, Kamis (21/9/2023).
Berdasarkan pantauan dari udara, menurut Suharyanto, ada tiga wilayah di Kalsel yang masih banyak titik api, yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tanah Laut. Secara umum, sudah banyak lahan yang terbakar di tiga daerah tersebut. Meskipun sebagian kebakaran sudah padam, masih cukup banyak lahan yang mengepulkan asap karena api belum padam total.
”Di Kalsel, kami sudah siapkan empat helikopter water bombing dan dua helikopter patroli. Kami akan tambah dua lagi helikopter water bombing karena medan yang terbakar di sini cukup luas dan titik api juga banyak,” ujarnya.
Di samping itu, BNPB juga sudah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk melakukan modifikasi cuaca pada 23, 24, dan 28 September 2023. Sebab, pada tanggal-tanggal tersebut diperkirakan ada pertumbuhan awan hujan sehingga bisa didatangkan hujan buatan.
”Hujan ini bersifat lokal untuk memadamkan titik api di tiga wilayah tersebut. Kalau hanya mengandalkan water bombing, akan membutuhkan waktu yang cukup lama,” tutur Suharyanto.
Suharyanto menuturkan, hanya hujan yang bisa sangat efektif memadamkan kebakaran lahan gambut. Oleh karena itu, dengan adanya modifikasi cuaca diharapkan karhutla tidak meluas seperti kejadian tahun 2019 dan 2015.
”Tahun 2023 ini diupayakan semuanya harus terkendali. Tentu saja, opsi-opsi toleransi untuk membuka lahan dengan membakar sudah tidak boleh lagi walaupun itu kearifan lokal. El Nino masih ada kurang lebih satu bulan ke depan. Mudah-mudahan November sudah hujan,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyebutkan, berdasarkan data citra satelit, lahan yang terbakar di Kalsel seluas 24.588,89 hektar. Melalui satuan tugas darat dan udara sudah ditangani kejadian karhutla sebanyak 1.212 titik dengan luasan 3.321 hektar. ”Jumlah kejadian karhutla tertinggi sepanjang 2023 ada di Banjarbaru, Tanah Laut, dan Banjar,” ujarnya.
Menurut Sahbirin, status siaga karhutla telah ditetapkan di 11 kabupaten dan 1 kota di Kalsel. Berbagai upaya juga sudah dilakukan, misalnya pembasahan lahan gambut di sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarbaru selama 45 hari. Selain itu, dilakukan pula patroli rutin ke lahan-lahan yang menjadi potensi sumber api.
”Upaya pemadaman terus dilakukan tim gabungan. Namun, kendalanya adalah lokasi kebakaran itu berada di lahan gambut yang susah dipadamkan dan sulit dijangkau,” katanya.
Sudah dipetakan
Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar menambahkan, lokasi karhutla di Kalsel sudah dipetakan. Namun, sebagian lokasi yang terbakar tidak mampu ditangani satgas darat karena sulitnya akses menuju lokasi, terbatasnya sarana prasarana, dan minimnya sumber air.
”Jadi, harapan kami untuk dukungan helikopter water bombing itu sangat besar untuk menangani karhutla di Kalsel,” ujarnya.
Kami akan tambah dua lagi helikopter water bombingkarena medan yang terbakar di sini cukup luas dan titik api juga banyak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar Warsita mengungkapkan, sumber asap atau titik api di Banjar kebanyakan dari lahan pertanian atau persawahan. Hal itu terjadi karena masyarakat yang bertani masih beranggapan bahwa membakar adalah cara yang paling efisien untuk membersihkan lahan dan mengatasi hama.
”Kebetulan petani di Banjar sudah beberapa kali gagal panen karena serangan tungro. Mereka beranggapan serangan hama itu hanya bisa diatasi dengan cara membakar lahan,” katanya.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Kalsel Goeroeh Tjiptanto menyampaikan, sejak pertengahan Juli 2023, curah hujan di Kalsel dalam kategori rendah sehingga titik panas juga meningkat. Puncak kemarau di Kalsel secara umum terjadi pada pertengahan Agustus lalu dengan sifat hujan di bawah normal.
”Saat ini sifat hujan juga masih di bawah normal, tetapi sudah mulai menuju arah normal. Normalnya nanti pada November,” katanya.
Anggota Komisi VIII DPR RI asal Kalsel, Syaifullah Tamliha, mendorong adanya dua pendekatan dalam penanganan karhutla, yaitu pendekatan represif untuk pencegahan dan pendekatan atraktif. ”Saat ini, yang dilakukan adalah pendekatan atraktif, dan ini membutuhkan biaya besar sehingga perlu dukungan dari BNPB,” katanya.