Ratusan Pengusaha Muda Kupang Terlibat Pameran Kreatif UMKM Lokal
Sebanyak 400 pengusaha muda yang dilatih Plan Indonesia dan Futuremakers by Standard Chartered menggelar pameran bisnis hasil kreasi mereka selama 1 tahun. Hasil karya mereka butuh pemasaran yang jelas ke depan.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sebanyak 400 pengusaha muda di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang terlibat dalam pameran bidang usaha mikro, menengah, dan kecil dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Butuh dukungan semua pihak untuk pemasaran hasil kreasi mereka. Kegiatan pelatihan sekaligus pertemuan bisnis ini menelan biaya Rp 4,3 miliar.
Pertemuan bisnis kaum muda yang didukung Futuremakers by Standard Chartered dan Plan Indonesia ini berlangsung di Kupang, Kamis (5/10/2023). Kegiatan ini dihadiri perwakilan pemerintah, lembaga keuangan, dan berbagai pemangku kepentingan di Kota Kupang.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti mengatakan, sebanyak 80 dari total 400 peserta muda telah mendapatkan pelatihan UMKM Kriya selama 1 tahun bersama Plan Indonesia dan mitra implementasi,Krealogi By Du Anyam. Mereka memamerkan usaha mereka dalam tiga golongan kriya, yakni tote bag, anyaman, dan produk kriya umum.
Menurut dia, peserta juga berlatih menggaet pasar baru melalui mekanisme lomba mewarnai yang dibuka bagi khalayak umum dengan bahan dasar tote bag yang mereka produksi sendiri.
Ini memang awal sekali. Tetapi mereka harus memulai. (Widiastuti)
”Seluruh peserta pelatihan UMKM Kriya akan mendapatkan kesempatan yang sama, memamerkan karya mereka masing-masing. Namun, dilakukan secara bertahap,” ujarnya.
Sebanyak 400 anak muda itu telah memproduksi sejumlah karya kriya yang dipasarkan di sejumlah pasar dan tempat usaha. Dalam pameran itu, anak-anak muda itu sangat antusias. Mereka tidak hanya memamerkan hasil karya mereka, tetapi juga saling mengajarkan keterampilan mengayam satu dengan yang lain.
Memajukan usaha
Komitmen Plan Indonesia dengan dukungan dana dari Standard Chartered memberdayakan kaum muda NTT agar bisa terjun di dunia usaha dengan percaya diri dan berani. Kepercayaan diri dan semangat juang pengusaha pemula juga modalmemajukanusaha secara baik dan sukses.
Ke depan, tidak hanya 400 anak muda tersebut, tetapi diperbanyak lagi di kabupaten lain. Mereka memiliki pekerjaan tetap dan bisa memegang uang sehingga tidak muda dipengaruhi pihak lain menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di luar negeri.
Bahan dasar untuk karya kreasi dan inovasi seperti ini ada di sekitar mereka. Mudah didapatkan. Tinggal bagaimana mereka sendiri belajar berkreasi dan berinovasi untuk menghasilkan uang. Pelatihan dasar sudah diberikan selama satu tahun.
Soal pemasaran, mereka diberi ruang dan kesempatan untuk itu. Bahkan, mereka juga menjalani pelatihan bagaimana menggaet konsumen dengan menampilkan produk-produk yang menarik perhatian konsumen.
”Ini memang awal sekali, tetapi mereka harus memulai. Perusahaan-perusahaan di NTT dan pemerintah daerah turut mendukung pemasaran hasil karya anak-anak muda ini,” ujarnya.
Sebagian dari mereka sudah membangun kerja sama dengan sejumlah perusahaan. Sudah ada pesanan dari luar NTT sepertitote bag dalam jumlah yang cukup banyak berbahan tenun atau daun lontar.
Pertemuan bisnis ini menjadi awal pebisnis muda untuk bisa berkembang dan bersaing di pasar. Tidak hanya di NTT, tetapi ke depan juga bisa ke provinsi lain. Upaya yang dilakukan Futuremakers sesuai dengan potensi kriya yang ada di Kupang.
Tahun 2022 BPS Kota Kupangmencatat nilai industri kriya berupa gabus, barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya di Kupang mencapai Rp 43 miliar.
Adapun menurut data Sakernas 2022, terdapat angkatan kerja di Kota Kupang 224. 422 orang, dengan 56,08 persen di antaranya berstatus pekerja dan 5,25 persen masih mencari pekerjaan.
Futuremakers yang digagas Standard Chartered telah melatih kaum muda berusia 16-29 tahun memulai usaha kriyanya sendiri. Kegiatan ini mendapat dukungan Pemprov NTT dan berharap kegiatan serupa dapat dilanjutkan pada tahun-tahun yang akan datang.
Penjabat Gubernur NTT Ayodya Kalake mengatakan, pertemuan bisnis tersebut membuka kesempatan ekonomi baru bagi peserta muda. Keterampilan yang telah dimiliki oleh peserta Futuremakers dapat ditularkan kepada anak-anak muda lain yang masih membutuhkan pelatihan dan pendampingan.
Head of Corporate Affairs, Brand, and Marketing Indonesia and Asean(AU, BN, PH) Standard Chartered Diana Muda mengatakan, kegiatan ini menjadi bukti nyata pemberdayaan ekonomi berkelanjutan yang dilaksanakan selama setahun terakhir bersama Plan Indonesia. Peserta telah memiliki kemampuan dalam berkarya, membuat kriya, dan menjual usaha mereka.
Program senilai Rp 4,3 miliar ini didanai Standard Chartered Fondation dengan target melibatkan 400 kaum muda, termasuk240 perempuan, dan 100 penyandang disabilitas, melalui pelatihan keahlian kerja dan pendampingan bisnis mikro.
Future Makers by Standard Chartered juga melakukan pelatihan lain bagi kaum muda di Indonesia untuk membangun kemandirian mereka di bidang ekonomi.
Ia mengatakan, program Futuremakers by Standard Chartered merupakan inisiatif global yang diluncurkan 2019 sebagai bentuk kepedulian bank terhadap komunitas sekitar lokasi operasionalnya. Bank bekerja sama dengan Plan Indonesia menyelenggarakan pelatihan UMKM Kriya untuk proyek kewirausahaan di NTT, 2022.