Dua Sisi Wajah Kota Mumbai, Salah Satu Metropolitan Terpadat di Dunia
Kota Mumbai, wajah modern India dengan 21 juta penduduk. Di sana kini ada tiga jalur Metro Mumbai, angkutan massal cepat. Di Jakarta, sarana serupa, yaitu MRT baru satu jalur. Namun, kemiskinan masih cukup besar.
Kota Mumbai bisa disebut sebagai wajah India modern. Pembangunan pesat terlihat mulai dari transportasi publik, jalan dan jembatan laut, gedung pencakar langit, hingga hunian mewah. Namun, wajah lain kota ini adalah gambaran kemiskinan dan kawasan kumuh yang tertinggal dari pembangunan.
Lalu lintas jalan di kota Mumbai tampak sangat padat saat jam pulang kerja, Selasa (26/9/2023) sore. Orang-orang tidak hanya memadati halte dan trotoar, tetapi meluap hingga ke badan jalan. Ada juga yang mengantre panjang membeli makanan atau jajanan di pinggir jalan dan di terowongan penyeberangan jalan.
Suara klakson dari berbagai jenis kendaraan sahut-menyahut tiada henti di pusat perbelanjaan dan bisnis di kawasan Dadar, kota Mumbai. Berbagai jenis bus, taksi, dan bajaj berwarna hitam kuning serta mobil pribadi salip-menyalip di persimpangan. Para sopir saling mengumpat sambil berebut jalan.
Lihat juga : India Akan Jadi Negara Ekonomi Terkuat Ketiga
Di trotoar, tampak pedagang berbagai jenis barang, mulai dari kain, bunga, buah-buahan, hingga jajanan jalanan khas India. Ada juga pedagang yang menjual gendang sambil menabuhnya dengan gaya musik tradisional. Suara pedagang yang memanggil para pembeli menambah keriuhan Mumbai sore itu.
Wilayah aglomerasi Mumbai adalah kota terpadat dan terbesar di India dengan populasi lebih dari 21 juta jiwa. Mumbai juga sekaligus menjadi pusat keuangan, bisnis, dan industri hiburan India. Dari kota ini, film-film Bollywood favorit orang Indonesia diproduksi.
Di sela-sela acara Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan, Kompas berkesempatan merasakan langsung atmosfer kota Mumbai modern dengan berkeliling menggunakan bus pariwisata dan singgah di beberapa tempat.
Sebagai salah satu kota terbesar di dunia, Mumbai menunjukkan dirinya sebagai kota kosmopolitan. Orang-orang yang berasal dari sejumlah negara tampak di beberapa tempat, mulai dari bandara, hotel, pusat perbelanjaan, hingga jalanan. Toko-toko di sana juga menerima dollar AS dan memajang nilai tukarnya di toko-toko.
Setelah 14 jalur Metro Mumbai selesai, transportasi massal ini akan membentang sejauh 357 kilometer dengan 286 stasiun.
Besarnya populasi India yang diperkirakan mencapai 1,429 miliar jiwa pada akhir tahun ini terwakili di kota Mumbai. India akan segera menggeser posisi China sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia dengan jumlah populasi 1,426 miliar jiwa (Kompas, 18/4/2023).
Di satu sisi, besarnya populasi ini mendatangkan keuntungan, yakni mempertahankan pertumbuhan ekonomi, mampu membeli lebih banyak barang dunia, dan memainkan peran lebih besar dalam urusan dunia. Di lapangan, hal ini terlihat dari pembangunan pesat di kota Mumbai.
Hampir di seluruh penjuru Mumbai tampak pembangunan, khususnya menyangkut transportasi publik, pusat bisnis, perkantoran, dan hunian vertikal.
Salah satu proyek prestisius yang sedang dibangun adalah angkutan moda raya terpadu (MRT) Mumbai Metro Jalur 3 yang sepenuhnya akan beroperasi di bawah tanah. Di papan proyek disebut, jalur itu akan menghubungkan Colaba-Bandra-Seepz dari selatan hingga ke utara kota Mumbai sepanjang 33,5 kilometer.
Dari laman Mumbai Metro Times, saat ini hanya Mumbai Metro Jalur 1 (Jalur Biru), Mumbai Metro Jalur 7, dan Mumbai Metro Jalur 2A yang beroperasi penuh. Sebanyak 12 jalur lagi sedang dibangun.
Jalur 3 akan menjadi bagian dari Mumbai Metro yang sudah beroperasi dalam beberapa tahun ini. Setelah 14 jalur Mumbai Metro selesai, transportasi massal ini akan membentang sejauh 357 kilometer dengan 286 stasiun. Mumbai Metro akan beroperasi di bawah tanah, jalur layang, dan sebagian kecil di tanah.
Baca juga : Hari Populasi Sedunia: Ledakan Penduduk dan Degradasi Lingkungan
Ikon transportasi lain di Mumbai adalah Jembatan Laut Bandra-Worli (Bandra-Worli Sea Link) sepanjang 5,6 kilometer. Jembatan delapan jalur itu meningkatkan konektivitas antara Mumbai dan Mumbai Selatan. Di ujung selatan jembatan ini juga sedang dikerjakan proyek Mumbai Coastal Road (Jalan Laut Mumbai).
Alat-alat berat tampak beroperasi mengangkat lempengan beton dan memasangnya di atas pilar-pilar besar di tepi laut. Jalan Laut itu membentang 10,58 kilometer di sisi barat kota dan akan terhubung langsung dengan Jembatan Laut Bandra-Worli.
Di tengah pembangunan pesat transportasi modern di Mumbai, transportasi konvensional masih cukup masif digunakan. Taksi dan bajaj berwarna hitam dan kuning yang sangat ikonik masih menjadi salah satu tulang punggung transportasi.
Saat jam pulang kerja, halte-halte tampak dipenuhi para pekerja. Mereka berebut taksi atau bajaj yang berhenti. Jendela taksi terbuka karena tanpa penyejuk udara. Bus-bus yang sudah tampak tua dan tanpa penyejuk udara dilapisi debu tebal. Kacanya dibuka lebar-lebar untuk mengurangi hawa panas di dalam.
Di pantai barat Mumbai, rumah-rumah mewah berjejer dengan pemandangan lepas pantai yang indah. Satu di antaranya adalah rumah artis Bollywood tersohor, Shahrukh Khan. Wisatawan bergantian berfoto di depan pagar tinggi yang tertutup.
Wajah lain
Wajah kemiskinan juga tidak terhindarkan di tengah pembangunan pesat kota Mumbai. Kompas mengunjungi salah satu kawasan kumuh yang menjadi latar belakang film berjudul Slumdog Millionaire (2008). Kawasan itu dapat dilihat dari jembatan layang pejalan kaki yang membentang membelah permukiman sepanjang sekitar 1 kilometer.
Orang-orang tunawisma tidur di lantai jembatan itu. Di samping ibunya yang tertidur, seorang anak perempuan berusia sekitar lima tahun menangis meminta makan kepada pejalan kaki. Orang lain mengemis atau berjualan. Dari atas jembatan terlihat permukiman kumuh dengan atap yang ditutupi terpal biru. Tampak juga beberapa rumah susun yang sangat padat dan kumuh.
Ketika tingkat kemiskinan berkurang di suatu negara, kekuatan kelas menengah meningkat pesat.
Di sepanjang trotoar di dekat stasiun kereta juga banyak warga yang membuat tenda terpal. Mereka memasak di bawah tenda itu dan anak-anaknya bermain di pinggir jalan. Saat orang turun dari bus wisata, anak-anak menyerbu meminta uang setengah memaksa.
”Anda harus lebih berhati-hati di Mumbai. Jangan memberikan uang atau apa pun kepada mereka. Jika memberi, akan datang lebih banyak orang yang meminta uang kepada Anda,” Altaf Shaikh (40), pemandu wisata di Mumbai.
Hal serupa terjadi ketika wisatawan keluar dari restoran. Anak-anak dan orang dewasa menyerbu wisatawan yang menenteng makanan. Mereka mengikuti wisatawan dan meminta makanan terus-menerus.
Kondisi ini menjadi gambaran data Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyebut di India ada 228,9 juta jiwa atau 16,4 persen dari total populasi yang hidup dalam kemiskinan. Harian Times of India mengatakan, kurangnya pekerja terampil menghambat perkembangan ekonomi negara.
Kalangan ekonom memperingatkan, India dapat menghadapi ketidakstabilan di dalam negeri jika pemerintah tidak menciptakan lebih banyak peluang ekonomi. Selama 10 tahun terakhir, India disebutkan tidak menambah lapangan pekerjaan baru, sebagian karena pandemi Covid-19.
Ini terjadi ketika lebih dari 100 juta orang memasuki usia kerja. Setelah menggeser China sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia akhir tahun ini, belum jelas apakah India bisa mendapat untung besar atau malah buntung.
Lihat juga : Populasi India Terbanyak di Dunia, Untung atau Buntung?
Perdana Menteri India Narendra Modi, saat peringatan 76 tahun kemerdekaan India di New Delhi, Selasa (15/8/2023), menyebut, perekonomian India akan tumbuh 6-6,5 persen tahun ini sehingga akan menempatkan India di antara negara-negara perekonomian kuat (Kompas, 15/8/2023).
”Ketika tingkat kemiskinan berkurang di suatu negara, kekuatan kelas menengah meningkat pesat,” kata Modi. Mumbai pun terus berkembang dengan dua sisi wajah, pembangunan pesat dan kemiskinan….