Hujan Buatan Bantu Redakan Asap dan Karhutla di Kalsel
Hujan dari proses teknologi modifikasi cuaca turut membantu meredakan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan serta membuat kualitas udara membaik.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Hujan dari proses teknologi modifikasi cuaca turut membantu meredakan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Kalimantan Selatan. Kualitas udara juga ikut membaik karena asap karhutla berkurang. Meskipun begitu, pembasahan lahan gambut di kawasan sekitar bandara di Banjarbaru tetap dilakukan.
Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur sebagian wilayah Kalimantan Selatan pada Minggu (8/10/2023) sore. Meskipun durasinya tidak begitu lama, hujan tersebut mampu meredakan asap karhutla dan membuat udara terasa lebih segar. Cuaca yang tidak begitu panas masih dirasakan hingga dua hari kemudian.
Berdasarkan pengukuran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), indeks standar pencemar udara (ISPU) di Kota Banjarmasin pada Selasa (10/10/2023) sebesar 70 atau berada dalam kategori sedang. Sementara itu, ISPU di Kota Banjarbaru masih tercatat sebesar 103 atau tidak sehat. Sebelum ada hujan, udara di Banjarmasin dan Banjarbaru masuk kategori sangat tidak sehat.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, hujan yang turun di sebagian wilayah Kalsel merupakan hasil teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan yang dilakukan pemerintah pusat.
”Turunnya hujan membuat titik api di Kalsel berkurang signifikan. Tinggal sedikit lahan yang masih berasap berdasarkan pantauan dari udara,” katanya seusai mengikuti patroli udara di Banjarbaru.
Berdasarkan citra satelit dari sistem informasi Sipongi KLHK, terdeteksi 14 titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi di wilayah Kalsel pada Selasa (10/10). Titik panas tersebut terpantau di wilayah Kabupaten Banjar, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.
Saat ini kabut asap akibat karhutla terlihat berkurang dan langit kembali cerah. Semoga hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir di sebagian wilayah Kalsel mampu mengakhiri masalah kabut asap. (Sahbirin Noor)
Hujan masih belum bisa memadamkan semua titik api. Oleh karena itu, pembasahan lahan gambut tetap dilakukan petugas gabungan. Saat ini fokus pembasahan lahan gambut masih di ring 1 kawasan Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarbaru.
”Walau sudah turun hujan, kita tetap waspada karena potensi karhutla masih cukup besar,” ujar Bambang.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kalsel Wiji Cahyadi menjelaskan, pada Minggu (8/10/2023), di sebagian besar Kalsel bagian barat dari Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Barito Kuala, Banjarmasin, Banjar, hingga Tanah Laut, turun hujan dengan intensitas ringan hingga sangat lebat.
”Curah hujan tertinggi terjadi di wilayah Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dengan intensitas 115,4 milimeter,” katanya.
Menurut Wiji, pada dasarian II Oktober 2023, di sebagian besar wilayah Kalsel diprakirakan akan terjadi curah hujan antara 20 mm dan 50 mm dengan peluang 20 hingga 60 persen. Selain itu, terdapat wilayah yang diprakirakan akan terjadi curah hujan antara 10 mm sampai 20 mm dengan peluang 10-40 persen, yakni di Banjarmasin serta sebagian Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Banjarbaru, Tapin, Kotabaru, Tanah Bumbu, Hulu Sungai Selatan, dan Hulu Sungai Tengah.
Dukungan pemerintah pusat
Bambang mengatakan, teknologi modifikasi cuaca (TMC) masih akan dilakukan karena ada peluang hujan di Kalsel hingga beberapa waktu ke depan. ”Kalsel dapat dukungan dari pemerintah pusat untuk penanganan karhutla lewat TMC,” ujarnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengapresiasi dukungan pemerintah pusat dalam membantu penanganan karhutla di Kalsel dan provinsi lain di Indonesia pada tahun ini.
”Kami berterima kasih atas respons cepat BNPB dan KLHK terhadap usulan Kalsel terkait pentingnya bantuan helikopter water bombing, helikopter patroli, dan TMC atau hujan buatan,” katanya.
Menurut Sahbirin, dukungan nyata pemerintah pusat sangat membantu berbagai upaya dan kerja keras segenap komponen masyarakat di Kalsel dalam menanggulangi karhutla dan kekeringan. Penanggulangan karhutla dan kekeringan di Kalsel melibatkan TNI, Polri, petugas KLHK di daerah, dan petugas pemadam gabungan dari unsur masyarakat atau para sukarelawan.
”Saat ini, kabut asap akibat karhutla terlihat berkurang dan langit kembali cerah. Semoga hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir di sebagian wilayah Kalsel mampu mengakhiri masalah kabut asap,” katanya.