Ratusan Siswa SD di Bolaang Mongondow Keracunan Bantuan Pangan Bergizi
Ratusan siswa sekolah dasar di Bolaang Mongondow, Sulut, diduga keracunan susu dan kudapan yang disediakan Pemprov Sulut. Sampel susu dan kudapan langsung dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan kandungannya.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS – Ratusan siswa sekolah dasar di Bolaang Mongondow keracunan makanan tambahan dari program Gerakan Edukasi Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa, Senin (23/10/2023). Program yang disediakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara itu dihentikan total untuk dievaluasi.
Musibah tersebut terjadi Senin pagi di wilayah Lolak, pusat pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow. Para korban adalah siswa di SDN 1 Lolak, SDN 2 Lolak, dan SDN 1 Motabang. Dari total 477 siswa, sedikitnya 197 anak harus dirawat di Puskesmas Lolak dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datoe Binangkang setelah mengonsumsi sejumlah jenis kudapan yang disediakan pemda.
Kepala Dinas Kesehatan Bolaang Mongondow, Julin Papuling, menyebut para siswa di tiga sekolah itu mendapatkan susu UHT (ultra-high temperature) dan dua jenis kudapan cepat saji, yaitu nugget serta lumpia. Bantuan susu dan kudapan itu bagian dari program Gerakan Edukasi Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (Genius). Program tersebut dipelopori oleh Badan Pangan Nasional, dan dilaksanakan dinas pangan provinsi. Misinya untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi demi mewujudkan generasi Indonesia Emas pada 2045.
Rata-rata mengeluh sakit perut, pusing, dan sesak napas. Ada juga yang mual dan muntah setelah mengonsumsi susu, nugget, dan lumpia itu.
Naas, baru sekitar lima menit makan, para siswa yang mayoritas kelas 5 dan kelas 6 mengeluh sakit. ”Rata-rata mengeluh sakit perut, pusing, dan sesak napas. Ada juga yang mual dan muntah setelah mengonsumsi susu, nugget, dan lumpia itu. Itu terjadi hampir bersamaan di tiga sekolah, tetapi yang paling banyak di SDN 2 Lolak karena mereka yang pertama makan,” kata Julin melalui sambungan telepon.
Sebanyak 100 anak dibawa ke Puskesmas Lolak, tetapi 27 di antaranya dirujuk ke RSUD Datoe Binangkang. ”Tujuh puluh tiga anak selesai penanganan dan observasi, kemudian bisa pulang,” tutur Julin.
Dengan rujukan itu, jumlah siswa yang ditangani di RSUD Datoe Binangkang 124 orang. Hingga Senin sore, sebanyak 56 anak masih dirawat, sedangkan yang lain sudah diperbolehkan pulang.
”Masih ada pasien yang sementara dirawat, tetapi kemungkinan tidak semua menginap sampai malam. Kami akan evaluasi hingga 6-8 jam. Kalau tidak ada keluhan lagi, mereka boleh pulang. Puskesmas dan rumah sakit akan melayani kapan pun ketika ada masalah,” ujarnya.
Juli menyebut, sampel kudapan dan susu langsung dibawa ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado dengan kawalan polisi. Tujuannya untuk memastikan kandungan bahan di dalamnya. Dengan begitu akan dapat diketahui sumber penyebab keracunan. Pihaknya akan meningkatkan pengawasan makanan, terutama di sekolah.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pangan Sulut Jemmy Lampus mengatakan program Genius dilangsungkan dengan target sekitar 2.500-an anak pada 15 kabupaten/kota di Sulut. Kudapan yang disediakan dipastikan tinggi protein. Didampingi dengan susu UHT 200 mililiter, makanan akan diberikan sebanyak 20 kali.
Untuk sementara, dicurigai susulah yang menyebabkan siswa keracunan. Namun, Jemmy memastikan, minuman dalam kemasan itu bertanggal kedaluwarsa 18 Juni 2024.
Sebagai tanggapan atas musibah ini, pihaknya akan menangani dan membiayai perawatan semua korban. ”Kami juga akan menghentikan pemberian susu dan kudapan sembari melakukan evaluasi menyeluruh,” ujarnya.
Di samping itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk CV Faroka selaku pelaksana proyek. Tempat usahanya di Kalawat, Minahasa Utara. ”Sampai saat ini keadaan sudah kondusif,” kata Jemmy.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bolaang Mongondow Renti Mokoginta menyebut pihaknya terus bersiaga membantu para orangtua murid jika masih terdapat keluhan susulan. Namun, ia mengaku kurang terinformasi mengenai program Genius ini.
”Saat penyaluran (makanan) juga tidak disampaikan ke kami. Nanti setelah terjadi (keracunan), kami baru tahu. Kalau mau tanya dari sisi pemberian makanan, konfirmasi langsung ke Dinas Ketahanan Pangan,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bolaang Mongondow, I Wayan Mudiyasa menolak berkomentar ketika dihubungi via teks. ”Langsung komunikasi dengan dinas pangan provinsi (saja), karena (Genius) program provinsi,” balasnya dalam pesan singkat.