Setelah Puluhan Tahun Penantian Jalan Mulus di Lampung
Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Lampung Tengah disambut hangat warga yang telah lama menanti jalan mulus. Jalan rusak dan berlubang selama puluhan tahun itu akhirnya berubah menjadi jalan beton.
Oleh
VINA OKTAVIA
·5 menit baca
Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, untuk mengecek progres perbaikan jalan Simpang Randu-Seputih Surabaya disambut hangat masyarakat yang telah lama menantikan jalan mulus. Sudah puluhan tahun jalan rusak dan berlubang, akhirnya mulus kembali.
Wajah Purwanto (37), pedagang es dawet di Pasar Baru Rumbia, Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah, semringah. Jumat (27/10/2023), pukul 08.00 WIB, ia sudah memarkir motor yang dimodifikasi menjadi gerobak dagang di depan pasar. Ia lalu melayani beberapa pembeli yang memesan es cendol.
Purwanto lega ban sepeda motornya dapat menggelinding di jalan beton, sebulan terakhir. Perjalanan dari rumahnya menuju Pasar Baru Rumbia yang berjarak sekitar 5 kilometer tak lagi menyiksa. Waktu tempuhnya pun jadi lebih cepat, hanya sekitar 10 menit. ”Kalau sekarang sudah enak jalannya, bisa ngacir,” ucap Purwanto sembari tertawa semringah.
Selama puluhan tahun, Purwanto dan ribuan warga merasakan jalur neraka Simpang Randu hingga Seputih Surabaya sepanjang 14 kilometer. Perlu satu jam untuk menempuh 10 kilometer akibat kondisi jalan rusak parah dan berlubang. Kalau dalam kondisi normal, hanya butuh 20 menit.
Jika ada truk yang terguling di tengah jalan, waktu tempuh bisa makin molor. Kemacetan panjang bikin perjalanan menghabiskan berjam-jam lamanya.
Pratikno (60), pedagang pakaian di Pasar Baru Rumbia, menuturkan, perbaikan jalan itu sudah dinantikan masyarakat selama puluhan tahun. Menurut dia, kondisi jalan rusak dan berlubang di Rumbia sudah berlangsung sejak ia kecil alias sudah setengah abad.
Sebelumnya, perbaikan jalan hanya dilakukan dengan menambal lubang-lubang yang menganga. Jalan yang baru diperbaiki biasanya sudah rusak kembali 2-3 bulan kemudian.
Karena itulah, warga sangat senang ketika Presiden Jokowi datang ke Lampung Tengah khusus untuk mengecek kondisi jalan. Kedatangan Presiden akhirnya memberikan perubahan. Jalanan berkubang itu kini telah berubah menjadi jalan beton.
Dua kali
Presiden Jokowi sudah dua kali datang ke Lampung khusus untuk mengecek kondisi jalan. Pada 5 Mei 2023, Presiden datang ke Lampung Tengah melihat langsung jalan rusak di Lampung. Meski telah disiapkan helikopter, kala itu ia memilih lewat jalur darat menggunakan mobil kepresidenan. Presiden ingin merasakan langsung kondisi jalan rusak.
Dibutuhkan waktu lebih dari tiga jam bagi Presiden untuk meninjau jalan rusak di Lampung Tengah. Di tengah perjalanan, Presiden sampai harus berganti mobil karena mobil kepresidenan Mercedes-Benz S600 Pullman Guard yang dinaikinya bermasalah. Seusai mengecek jalan rusak, Presiden langsung menyiapkan anggaran Rp 800 miliar untuk perbaikan.
Hari ini saya ingin memastikan bahwa apa yang saya lihat lima bulan lalu semuanya sudah berjalan dan memang belum selesai 100 persen, baru kira-kira 60 sampai 70 persen.
Pada 27 Oktober, Presiden kembali ke Lampung Tengah untuk melihat progres perbaikan jalan yang saat ini sudah mencapai 60 persen. Setiba di lokasi, Presiden melihat proyek perbaikan jalan yang dikerjakan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Lampung.
Presiden juga berjalan kaki untuk mengecek kondisi dan ketebalan rigid beton atau pengerasan beton. Ia pun berdialog dengan beberapa warga di sekitar lokasi. ”Hari ini saya ingin memastikan bahwa apa yang saya lihat lima bulan lalu semuanya sudah berjalan dan memang belum selesai 100 persen, baru kira-kira 60 sampai 70 persen,” kata Presiden seusai peninjauan.
Presiden berharap, perbaikan jalan rusak bisa selesai pada Desember 2023. Jalan beton setebal 30 sentimeter itu juga diharapkan awet selama puluhan tahun sehingga masyarakat tidak lagi mengeluh soal jalan rusak dan berlubang.
Kepala BPJN Lampung Susan Novelia mengatakan, Jalan Simpang Randu-Seputih Surabaya sepanjang 14 kilometer merupakan ruas jalan yang diperbaiki menggunakan APBN. Anggaran pembangunan ruas jalan itu Rp 102,1 miliar dan dimulai pada akhir Juli 2023.
Adapun pengerjaan saat ini mencapai 61,28 persen. Masih ada 16 ruas jalan lain di Lampung yang sedang diperbaiki. Perbaikan jalan yang tersebar di 11 kabupaten itu ditargetkan tuntas akhir 2023.
Untuk bisa mencapai target, pekerjaan konstruksi berjalan selama 24 jam. Seperti terlihat saat Kompas meninjau ruas jalan Kota Gajah-Seputih Ramah-Simpang Randu, Kamis (26/10/2023) malam. Di sejumlah titik, puluhan pekerja sibuk melakukan pekerjaan pembetonan jalan.
Yudi (35), salah satu pekerja konstruksi dari Lampung Tengah, menuturkan, ia sudah bekerja di proyek pembangunan jalan rusak itu sejak dua bulan lalu. Ia mendapat piket malam, mulai pukul 21.00 hingga menjelang pagi hari.
Fitrah Mesdah selaku tim konsultan yang mengawasi perbaikan jalan rusak di Lampung Tengah menyebut, pihaknya harus memastikan pekerjaan perbaikan jalan rusak berjalan baik.
Setiap hari, ia ditugaskan untuk mengecek kualitas beton jalan. ”Jalan ini menggunakan kualitas beton yang bagus. Flexural strength atau kekuatan daya lentur 45 dengan ketebalan 30 sentimeter,” kata Fitrah.
Para pekerja konstruksi, ujarnya, kerap menghadapi berbagai kendala di lapangan. Misalnya, ada saja warga yang protes karena perbaikan jalan kerap menimbulkan kemacetan. Ada juga kendaraan yang sulit diatur hingga akhirnya terguling di tengah jalan yang sedang diperbaiki. Meski begitu, para pekerja konstruksi itu terus bekerja siang dan malam membeton jalan.
Sekretaris Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Lampung M Abi Berkah Nadi menuturkan, perbaikan infrastruktur jalan di Lampung diyakini dapat mengungkit perekonomian di Lampung Tengah dan sekitarnya. Industri besar, seperti kawasan Tambak Udang Bratasena yang saat ini mati, diharapkan bisa bangkit kembali. Industri kecil yang ada di sana juga bisa bisa lebih maju.
Ia mendorong pemerintah daerah juga dapat mengembangkan sistem transportasi publik untuk mempercepat kemajuan di daerah. Layanan transportasi diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain, seperti perdagangan dan pariwisata, berkembang dengan lebih pesat.
Abi menambahkan, pemerintah daerah juga harus meningkatkan kebijakan anggaran untuk infrastruktur. Idealnya, anggaran untuk infrastruktur di daerah 25-30 persen dari total APBD. Pemerintah daerah juga bisa bekerja sama dengan pihak swasta untuk meningkatkan infrastruktur di daerah.