Diduga Hirup Helium, Penyebab Kematian Mahasiswi FKH Unair Tunggu Otopsi
Mahasiswi Bernadette Caroline (21) ditemukan meninggal di mobil di Sidoarjo, diduga bunuh diri dengan menghirup helium. Polisi masih menyelidiki dan menunggu hasil otopsi serta toksikologi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kepolisian Resor Kota Sidoarjo masih menyelidiki kematian mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya, Bernadette Caroline (21). Proses otopsi terhadap korban sudah selesai, tetapi penyidik masih menunggu hasil analisis dan hasil uji toksikologi terhadap organ tubuh bagian dalam.
Jasad Bernadette Caroline ditemukan oleh petugas satuan pengamanan (satpam) yang tengah berpatroli di kompleks Ruko Bisnis Royal Park, Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Minggu (5/11/2023) pagi. Saksi melihat mobil Honda Jazz warna hitam dengan nomor polisi AG 1484 BY terparkir di depan ruko kosong.
Di dalam kendaraan itulah saksi melihat korban duduk di kursi pengemudi. Saksi kemudian memanggil petugas satpam lain untuk mengecek kondisi korban yang ternyata telah meninggal. Saat ditemukan, kepala korban tertutup kantong plastik, sementara bagian lehernya terlilit plakban.
Melihat kondisi tersebut, satpam lantas melapor ke Kepolisian Sektor Waru. Menindaklanjuti laporan itu, penyidik dari Satuan Reserse Kriminal Polresta Sidoarjo langsung mendatangi lokasi kejadian. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, didapati sebuah selang yang menghubungkan tubuh korban dengan tabung helium. Tabung tersebut terletak di sebelah kiri korban.
Penyidik kemudian mengevakuasi tubuh korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur. Selanjutnya, jasad korban diotopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya. Dugaan sementara, korban bunuh diri dengan cara menghirup helium.
Kepala Satuan Reskrim Polresta Sidoarjo Komisaris Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan, proses otopsi sudah selesai. Namun, penyidik masih menunggu hasilnya dari tim kedokteran forensik RS Bhayangkara Surabaya. Selain itu, untuk memastikan penyebab kematian, penyidik masih melakukan uji toksikologi terhadap sampel-sampel organ bagian dalam tubuh korban.
”Apakah ada racun atau tidak (di bagian organ dalam tersebut). Nanti kita tunggu hasilnya,” ujar Andaru, Senin (6/11/2023).
Dia menambahkan, hingga saat ini penyidik sudah memeriksa sembilan saksi. Mereka adalah petugas satpam yang pertama kali menemukan, petugas satpam di apartemen tempat korban tinggal, keluarga, dan sejumlah teman di kampus.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, didapati sebuah selang yang menghubungkan tubuh korban dengan tabung helium.
Andaru menambahkan, pihaknya tidak berani berspekulasi terkait penyebab kematian korban meski dugaan yang mengemuka saat ini adalah bunuh diri. Mantan Kasatreskrim Polres Mojokerto itu berjanji akan mengumumkan penyebab kematian korban berdasarkan hasil kajian atau analisis yang dilakukan secara cermat.
Korban merupakan warga Kota Kediri yang tengah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga di Surabaya. Dia tinggal di sebuah apartemen di Surabaya bersama adik kandungnya. Adapun keluarga korban tinggal di Kota Kediri.
Di apartemen itu, penyidik menemukan catatan pelajaran selama korban menempuh pendidikan. Karakter tulisan di buku pelajaran itu identik dengan surat yang ditemukan pada jasad korban. Surat tersebut tersimpan di saku celana sebelah kanan pada pakaian yang dikenakan.
”Menurut adiknya, korban pamit pergi dari apartemen pada Sabtu (4/11/2023) sore sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah itu, korban tidak diketahui keberadaannya hingga ditemukan pada Minggu pagi,” kata Andaru.
Kepala Unit Reskrim Polsek Waru Ajun Komisaris Ahmad Yani menambahkan, proses otopsi dan pengambilan sampel untuk uji toksikologi sudah selesai. Selanjutnya, jasad korban telah diserahkan kepada keluarga korban yang tinggal di Kota Kediri.