60 Negara Ikuti Balap Sepeda Gunung Dunia di Palangkaraya
Kejuaraan dunia balap sepeda gunung kota untuk pertama kalinya digelar di Indonesia dan bakal dilaksanakan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kejuaraan kali ini melibatkan ribuan UMKM di seluruh Kalimantan Tengah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Kejuaraan dunia balap sepeda gunung kembali hadir di Kota Palangkaraya. Setidaknya 60 negara ikut dan melibatkan ribuan pengusaha mikro, kecil, dan menengah di Kalimantan Tengah dalam acara ini.
Untuk pertama kalinya, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah kejuaraan dunia balap sepeda gunung kota atau City Mountain Bike (MTB) Union Cycliste Internationale (UCI) World Championship 2023 seri ke-9. Kejuaraan dunia itu akan dilaksanakan di lintasan sepeda buatan, tepatnya di depan Stadion Tuah Pahoe di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 12 November 2023.
Sebelumnya, Palangkaraya pernah menjadi tuan rumah pergelaran balap sepeda gunung serupa dalam kategori eliminator tahun 2022. Kali ini Palangkaraya kembali menjadi tuan rumah di kategori championship atau kejuaraan dunia.
Tahun lalu peserta eliminator sepeda gunung kota mencapai 58 peserta yang terdiri dari 29 peserta laki-laki dan 29 peserta perempuan yang berasal dari 33 negara. Ketua Harian Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Provinsi Kalteng Rahmat Hamka Nasution menjelaskan, tahun ini peserta yang ikut mencapai 100 orang dari 60 negara.
Rahmat menjelaskan, pada kesepakatan awal pihaknya berencana untuk menggelar kejuaraan tersebut pada 15 Oktober 2023. Namun, karena saat itu cuaca sedang tidak baik—Kota Palangkaraya diselimuti jerubu kebakaran hutan dan lahan—pelaksanaannya ditunda ke November 2023.
Pada Selasa (7/11/2023) pihaknya meninjau lintasan lama yang sudah dibuat untuk memastikan lintasan tersebut masih bisa digunakan. Rahmat menilai, persiapan sudah mencapai 80 persen, mulai dari perbaikan lintasan hingga persiapan tribune penonton.
”Menurut kami, cuaca sudah mulai membaik. Kalteng sudah mulai memasuki musim hujan sehingga bisa digelar. Minggu depan peserta dari 60 negara itu mulai berdatangan,” kata Rahmat.
Jika melihat dari pergelaran tahun lalu, antusiasme masyarakat luar biasa, lalu tempat wisata juga hidup karena puluhan pebalap datang ke sini lebih dulu untuk berwisata.
Kejuaraan dunia balap sepeda gunung kota tersebut, kata Rahmat, akan digabung dengan acara festival UMKM di mana ribuan UMKM dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah diundang untuk meramaikan kegiatan tersebut.
Balap sepeda ini, lanjut Rahmat, diharapkan bisa menambah pendapatan daerah, khususnya pengusaha kecil. ”Jika melihat dari pergelaran tahun lalu, antusiasme masyarakat luar biasa. Lalu, tempat wisata juga hidup karena puluhan pebalap datang ke sini lebih dulu untuk berwisata,” kata Rahmat.
Kepala Dinas Perhubungan Yulindra Dedy menjelaskan, pihaknya juga ikut dalam peninjauan lintasan untuk membuat rekayasa lalu lintas. Pasalnya, pada perhelatan tahun lalu banyak penutupan jalan di sekitar lokasi balap sepeda sehingga membuat kemacetan panjang.
”Rencananya kami akan membuat buka tutup arus lalu lintas, jadi tidak ditutup total sehingga mengurai kemacetan,” ungkap Dedy.
Dedy menambahkan, pihaknya memprediksi ratusan hingga ribuan orang bisa datang ke Kota Palangkaraya. Untuk itu, pihaknya menyiapkan sarana transportasi umum, termasuk penerbangan tambahan untuk peserta dan pengunjung yang ingin datang ke Kota Palangkaraya.
Lintasan
Rahmat Hamka menjelaskan, lintasan yang digunakan tahun lalu dimodifikasi kembali sehingga peserta yang ikut tahun lalu tetap akan merasakan lintasan yang baru dengan rintangan yang baru. Trek baru di kawasan Stadion Tuah Pahoe itu memiliki panjang lintasan mencapai 520 meter yang terdiri dari 11 tikungan dan trek lurus sepanjang 80 meter.
Sirkuit yang digunakan para pebalap pada Minggu siang hingga petang itu merupakan sirkuit yang dibangun khusus untuk balap sepeda gunung dunia. Prosesnya hanya memakan waktu kurang dari satu bulan.
CEO City Mountain Bike Kristof Bruyneel asal Belgia sudah dua kali datang ke Palangkaraya untuk memastikan persiapan matang penyelenggara. Pria asal Belgia itu yakin kejuaraan dunia kali ini akan sangat kompetitif dan mengundang minat banyak orang di dunia.
”Saya sudah melihat persiapan teman-teman di lapangan dan saya sangat terkesan dengan semua yang telah dibangun di sekitar stadion. Itu sangat keren bagaimana orang-orang di sini menyiapkannya,” kata Kristof.