Kasus Rabies Meluas di NTT, Korban Meninggal Bertambah
Penyakit rabies semakin meluas di Nusa Tenggara Timur. Seorang ibu rumah tangga di Timor Tengah Utara meninggal setelah terinfeksi rabies.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KEFAMEENANU, KOMPAS — Dalam lima bulan terakhir, di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur atau NTT, sembilan orang meninggal setelah digigit anjing yang terinfeksi rabies. Penyakit rabies terdeteksi juga di Kabupaten Timor Tengah Utara, perbatasan langsung dengan Timor Leste. Seorang ibu rumah tangga meninggal pada Selasa (7/11/2023) setelah digigit anjing yang terinfeksi rabies.
”Ada sembilan korban gigitan anjing rabies yang meninggal dunia. Total kasus gigitan anjing rabies 1.774 orang. Semua kecamatan atau 32 kecamatan sudah terpapar rabies. Jumlah ini diprediksi akan bertambah bila masyarakat tidak patuh terhadap semua imbauan dan ajakan pemerintah untuk mencegah rabies ini,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanggulangan Rabies Timor Tengah Selatan Adi Talo, Rabu (8/11/2023).
Kasus terkini, satu korban meninggal pada Selasa (7/11/2023) pukul 03.00 Wita. Sesuai laporan dari Puskesmas Niki-Niki, pasien suspek rabies Yoksan Selan dirawat intensif di RSUD Soe sejak Minggu (5/11/2023). Korban digigit anjing pada Sabtu (17/6/2023) pukul 14.00 Wita. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari Pasar Niki-Niki ke rumahnya.
Ada sembilan korban gigitan anjing rabies yang meninggal dunia. Total kasus gigitan anjing rabies 1.774 orang. Semua kecamatan atau 32 kecamatan sudah terpapar rabies. Jumlah ini diprediksi akan bertambah bila masyarakat tidak patuh terhadap semua imbauan dan ajakan pemerintah untuk mencegah rabies ini.
Setelah digigit anjing, keluarga dan masyarakat sekitar mengingatkan agar korban segera melapor ke Puskesmas Niki-Niki. Namun, saran itu ditolak karena menganggap luka biasa. Ia pun tetap beraktivitas seperti biasa di kebun.
Sekitar lima bulan setelah kasus gigitan anjing itu, Minggu (5/11/2023), korban diantar keluarga masuk IGD RSUD Soe dengan keluhan demam atau panas tinggi, kadang menggigil, sesak napas, banyak keringat, sulit makan dan minum, dan merasa nyeri di bagian ulu hati. Sempat mendapat perawatan intensif, dua hari berselang korban tidak tertolong lagi.
Kasus di TTU
Kasus korban meninggal akibat anjing yang terinfeksi rabies juga terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Antonia Olin (62), warga Desa Lemon, Kecamatan Miomafo Timur, Selasa (7/11/2023) sore, dirawat di RSUD Kefamenu dengan gejala terinfeksi rabies, demam tinggi, dan tidak mau makan atau minum. Setelah dirawat beberapa jam, korban meninggal dunia sekitar pukul 20.00 Wita.
Ibu rumah tangga ini digigit anjing pada Agustus 2023. Beberapa hari kemudian, anjing yang menggigit Antonia mati mendadak. Kepala Dinas Kesehatan TTU Robertus Tjeunfin mengyatakan, pihaknya telah berupaya keras agar rabies tidak masuk ke wilayah TTU. Namun, upaya itu tidak berhasil karena diketahui ada warga yang meninggal setelah digigit anjin yang diduga terinfeksi penyakit rabies.
Pemerintah Kabupaten TTU segera berkoordinasi menentukan langkah antisipatif ke depan. Salah satu langkah yang bisa diambil ialah menetapkan kasus itu sebagai kejadian luar biasa. Selanjutnya, mewajibkan warga pemilik hewan penular rabies, seperti anjing, kucing, dan kera, agar dikandangkan.