Air Danau Kawah Kelud Surut 3 Meter akibat Kemarau
Air danau kawah Gunung Kelud di perbatasan Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar di Jawa Timur surut hingga 3 meter akibat kemarau panjang, tetapi tidak berpengaruh pada aktivitas kegunungapian di Kelud.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Air danau kawah Gunung Kelud yang terletak di perbatasan Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar di Jawa Timur surut hingga 3 meter akibat kemarau panjang. Hal ini tidak berpengaruh pada aktivitas kegunungapian di Kelud.
Luas kawah Kelud sekitar 8,5 hektar. Penyusutan itu diketahui dari pengukuran patok darurat yang berfungsi sebagai penanda saat kondisi permukaan air maksimal dan saat surut.
Pengamat di Pos Pantau Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Budi Prianto, mengatakan, penyusutan air danau kawah lebih signifikan pada tahun ini. Biasanya, air danau hanya surut sekitar 2 meter.
”Tahun ini surutnya lebih banyak. Kemaraunya lebih panjang dan lama tidak hujan. Tahun lalu, meski kemarau, kadang masih hujan. Selain itu, suhu udara juga panas sehingga berpengaruh terhadap penguapan,” ucap Budi, Senin (13/11/2023).
Budi belum bisa memperkirakan volume air saat ini. Pihaknya belum mengetahui persis kedalaman kawah gunung tersebut, apakah sama seperti saat ada kubah lava atau tidak. Saat ada kubah lava, yang musnah akibat erupsi Februari 2014, kedalaman kawah 38-40 meter.
Meski volume air berkurang, kondisi kandungan gas masih sama, seperti belerang, karbon monoksida, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida. ”Aktivitas Kelud juga masih sama, normal atau level I,” ucapnya.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menambah alat pemantau pengukur suhu air di kawah Kelud. Pengamatan suhu air diperlukan untuk memantau aktivitas gunung aktif itu.
Sejauh ini di sekitar puncak Kelud terdapat mata air, tetapi debitnya tidak terlalu besar. Penambahan volume paling banyak berasal dari air hujan.
Beberapa hari ke depan diperkirakan kawah Kelud kembali terisi air. Hujan mulai turun di sekitar kawah yang memiliki ketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut itu.
Sebelumnya, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Malang, Linda Fitrotul M, mengatakan, dalam kondisi normal, wilayah Malang sisi barat, yakni Ngantang dan Pujon, memasuki musim hujan pada Oktober akhir. Namun, mengingat ada dampak El Nino, awal musim hujan di wilayah tersebut mundur paling cepat menjadi dasarian dua November. Sementara hujan wilayah lainnya di Malang terjadi pada dasarian ketiga November.