Konsep Tol Laut dan Pelayaran Perintis Mengemuka di Markas IMO
Konsep tol laut dan pelayaran perintis dapat didorong menjadi bagian dari regulasi di IMO. Itulah bentuk kontribusi Indonesia di lembaga internasional tersebut.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN DARI LONDON, INGGRIS
·4 menit baca
Pengalaman Indonesia menerapkan program tol laut dan pelayaran perintis dapat diadopsi oleh negara anggota Organisasi Maritim Internasional atau IMO. Konsep itu cocok untuk negara berciri kepulauan.
Hingga Kamis (30/11/2023), negara-negara anggota IMO masih menggelar sejumlah pertemuan di markas IMO di London, Inggris. Pertemuan itu digelar dalam forum terbuka, pertemuan terbatas, dan juga pertemuan bilateral untuk membahas isu yang lebih spesifik dan detail.
Misi Indonesia dalam sidang IMO kali ini ada dua. Pertama, Indonesia mencalonkan diri kembali sebagai anggota Dewan IMO periode 2024-2025. Kedua, Badan Pemeriksa Keuangan RI juga kembali mencalonkan diri sebagai auditor eksternal IMO.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang memimpin delegasi dari Indonesia mengatakan, Indonesia tidak hanya menjadi angota Dewan IMO. ”Sebagai negara maritim, kita ingin memberikan kontribusi lebih kepada anggota IMO lain lewat konsep yang kita bawa,” ujarnya.
Konsep yang dimaksudkan Budi Karya adalah pelayaran perintis dan tol laut yang kini dijalankan Indonesia. Dua konsep itu telah membawa banyak perubahan besar bagi sektor pelayanan transportasi penumpang ataupun mobilisasi logistik di Indonesia.
Tol laut di Indonesia mulai diterapkan tahun 2016. Dengan program tersebut, pengiriman logistik ke sejumlah daerah terluar dan terpencil mendapatkan subsidi angkutan dari pemerintah. Tujuan program tersebut adalah untuk menekan disparitas harga barang.
Sudah terbukti, banyak daerah di Indonesia bagian timur kini menikmati harga barang yang sama dengan harga di Pulau Jawa. Angkutan logistik yang semula hanya satu kali dalam dua bulan kini bisa sekali dalam dua minggu.
Adapun pelayaran perintis sudah berlangsung lama. Kapal perintis kini menjadi andalan bagi masyarakat di daerah terpencil. Ekonomi di daerah terus menggeliat berkat kelancaran pelayaran perintis. Angkutan perintis juga mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Pelayaran perintis juga terus dibenahi. Tak hanya murah, kondisi kapal juga semakin bersih dan nyaman. Dibandingkan belasan tahun silam, kapal perintis masih dipakai untuk mengangkut hewan dan penumpang sekaligus.
Menurut Budi Karya, konsep itu sudah disampaikan baik dalam forum resmi ataupun diskusi terbatas. Indonesia mendorong negara-negara kepulauan dapat mengadopsi konsep tersebut untuk diterapkan di negara mereka. Banyak negara anggota IMO yang berciri kepulauan dan banyak pula yang masih minim infrastruktur perhubungan laut.
Budi Karya memastikan, Indonesia siap membantu memberi dukungan terutama membangun sistemnya. Jika Indonesia terpilih lagi menjadi anggota Dewan IMO, konsep tol laut dan pelayaran perintis dapat menjadi bagian dari regulasi yang akan dihasilkan dalam lembaga IMO.
Pada Jumat (1/12/2023) besok, anggota IMO akan melakukan pemilihan anggota Dewan IMO periode 2024-2023. Indonesia terus melakukan komunikasi dengan semua anggota IMO yang berjumlah 175 negara.
Adapun anggota Dewan IMO sebanyak 40 negara yang terdiri atas kategori A 10 anggota, kategori B 10 anggota, dan kategori C 20 anggota. Indonesia mengajukan diri untuk kategori C.
Kategori A diperebutkan oleh negara yang memiliki kapal berukuran besar, kategori B indikator menjadi perebutan negara dengan volume logistik tinggi, sedangkan kategori C untuk negara berciri kepulauan.
Mengutip laman resmi IMO, lembaga tersebut berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa. IMO berdiri sejak tahun 1948. Peran IMO, antara lain, mengatur tentang standar keamanan dan keselamatan pelayaran serta komitmen terhadap kelestarian lingkungan perairan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Lollan Panjaitan mengatakan, lebih dari 100 negara sudah memberikan dukungan secara lisan. Mereka berjanji akan memilih Indonesia. Agar bisa terpilih, Indonesia harus mendapatkan dukungan minimal 89 suara.
Pelayaran perintis juga terus dibenahi. Tak hanya murah, kondisi kapal juga semakin bersih dan nyaman. Dibandingkan belasan tahun silam, kapal perintis masih dipakai untuk mengangkut hewan dan penumpang sekaligus.
Untuk menggalang dukungan tersebut, Indonesia menggelar resepsi diplomatik di markas IMO. Negara anggota IMO yang hadir disuguhi tarian dan permainan angklung serta makanan khas Indonesia, seperti rendang dan sate ayam. Setiap delegasi juga dikalungi kain songket dari Palembang.
Salem Boubaker, delegasi dari Aljazair, mengatakan, negara mereka akan mendukung Indonesia dalam pemilihan nanti. Alasannya, mereka merasa dekat dengan Indonesia. ”Indonesia sangat bersahabat termasuk dengan kami,” ujarnya.
Ia menuturkan, ketika Konferensi Asia Afrika digelar tahun 1955, Aljazair belum merdeka. Namun, ada delegasi yang mewakili gerakan perjuangan yang ikut hadir di sana. Momentum KAA menyuntik semangat mereka untuk berjuang hingga meraih kemerdekaan pada tahun 1962.
Salem mengatakan, Aljazair yang memiliki garis pantai sepanjang 1.600 kilometer itu ingin belajar konsep transportasi laut dari Indonesia. Pelayaran perintis dan tol laut bisa dicontoh. ”Indonesia negara kepulauan yang besar. Kami ingin belajar dari Indonesia,” ucapnya.