logo Kompas.id
NusantaraKisah Sambal yang Tak Sepedas ...
Iklan

Kisah Sambal yang Tak Sepedas Harga Cabai

Kuliner berbahan cabai di Surabaya terkena dampak lonjakan harga cabai. Rasanya tak lagi pedas, tak sepedasnya harga cabai.

Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PT9fEU4_eqJ4ZusJWYf39P9Gsx8=/1024x768/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F08%2F51645de8-c20d-4751-bf9e-4c7f236000c5_jpg.jpg

Seporsi menu nasi sambal dengan lauk tahu dan tempe goreng dan sedikit lalapan ala Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/12/2023). Harga cabai, bahan utama sambal, melonjak sejak Oktober 2023.

Sesendok sambal yang merona merah tua seolah penyempurna seporsi nasi hangat, sepotong tahu dan tempe goreng, seiris timun, dan sebatang kemangi sebagai makan siang, Kamis (7/12/2023), di Surabaya, ibu kota Jawa Timur. Namun, saat suapan pertama dikunyah dan dinikmati, justru memicu nafsu makan merosot. Sambal yang seharusnya pedas dan ”membakar” rongga mulut malah terasa agak asam.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000