Uji Nyali Bonus Rekreasi Arung Jeram di Lombok
Jika pantai dirasa sudah biasa, menjajal arung jeram Lombok mungkin bisa memberikan pengalaman baru yang lebih menantang.
Pantai selalu menjadi destinasi utama wisatawan yang datang ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Namun, jika ingin pengalaman baru, menjajal arung jeram di pulau itu bisa jadi pilihan. Enam jeram Sungai Jangkuk siap menguji nyali sekaligus rekreasi menyenangkan di alam bebas.
Sembilan perahu karet yang membawa lima penumpang bergerak pelan dari titik keberangkatan di Desa Batu Mekar, Narmada, Lombok Barat, Sabtu (30/12/2023) pagi.
Arus masih tenang sejauh 50 meter. Para penumpang di perahu karet bersantai sembari mendayung dan mengobrol satu sama lain.
Sekitar lima menit kemudian, teriakan para penumpang pecah. Perahu karet yang ditumpangi tiba-tiba meluncur cepat mengikuti arus sungai di jeram welcome atau jeram selamat datang.
Perahu karet bergerak ke kiri dan ke kanan saat terempas arus sungai. Sesekali menabrak dinding bebatuan.
Saat hampir terbalik, pemandu yang pengalaman dibantu penumpang yang tegang tetapi bisa menjaga keseimbangan, berhasil mengatasinya. Teriakan kepanikan berganti senyum dengan napas terengah-engah penumpang.
Selama hampir sepuluh menit, pemandangan serupa terus terulang. Sampai akhirnya perahu karet terakhir turut bergabung dengan delapan rombongan yang telah lebih dulu tiba di area datang di ujung jeram welcome.
”Oke. Bersiap. Satu. Dua. Tiga,” klik! salah satu pemandu mengabadikan momen itu sebelum melanjutkan perjalanan.
Jeram selamat datang yang dibuat untuk membikin kaget belum seberapa. Setelah puas berfoto dan melewati arus yang datar dan tenang, masih ada lima jeram lagi yang mesti dijajal.
Jeram itu mulai dari jeram lilin, jeram batu, timbu nyanyang, jeram kandang, hingga jeram tawon. Masing-masing punya karakter berbeda yang akan memacu adrenalin saat melewatinya.
Baca juga: Sate Lombok, Seporsi Tak Akan Cukup
Jeram lilin, misalnya, berupa jeram memanjang menyerupai lilin dan di ujungnya ada batu yang harus dihindari. Sementara tibu nyanyang adalah jeram dengan tinggi hingga 2 meter. Adapun jeram kandang, adalah jeram dengan kanan dan kiri berupa batu dan tebing.
Setelah satu setengah jam dan melewati seluruh jeram, semua perahu karet beserta penumpang dan pemandu tiba di titik akhir sekitar pukul 10.30. Meski sudah bermain air sepanjang perjalanan, mereka masih melanjutkan rekreasi dengan berenang di sungai.
Begitu puas, mereka berjalan kaki sekitar 20 meter menanjak ke base camp atau kantor pengelola arung jeram tersebut. Di sana, makanan ringan dan makan siang siap disantap.
”Ini pengalaman pertama arung jeram. Menegangkan. Jeram yang tinggi (tibu nyanyang) itu paling menantang. Tetapi, juga menyenangkan karena jalurnya bagus,” kata Saparudin (58), anggota rombongan.
Meski menegangkan, mereka mengaku senang. Bahkan, ingin mengulanginya lagi di kemudian hari. ”Tentu ada rasa panik saat melewati jeram tadi. Tetapi, harus ikuti instruksi pemandu. Kegiatan ini saya rekomendasikan,” kata Hernawati (48).
Dahri (25), salah satu pemandu yang telah bergabung di Lombok Rafting sejak 2014, mengatakan, tantangan terbesar adalah membuat wisatawan tetap tenang. Dengan demikian, perahu tetap bisa dikendalikan.
Saat akan memasuki jeram, tim penyelamat juga disiagakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan, seperti sampan terbalik. ”Alhamdulillah, hari ini semua lancar. Tidak ada kejadian-kejadian seperti itu,” kata Dahri.
Ini pengalaman pertama arung jeram. Menegangkan. Jeram yang tinggi ( tibu nyanyang) itu paling menantang. Tetapi, juga menyenangkan karena jalurnya bagus.
Akhir tahun
Arung jeram di Sungai Jangkuk dikelola oleh Lombok Rafting sejak 2013. Pemilik dan pendiri Lombok Rafting, Dwi Amang Supiyanto (50), mengatakan, mereka membangun sendiri seluruh jeram di jalur sepanjang 5 kilometer itu berikut akses dari jalan utama menuju sungai sejauh 200 meter.
Meski termasuk wisata minat khusus, kata Amang, pengunjung yang datang cukup banyak sejak dibuka pukul 09.00 sampai 16.30. Tidak hanya lokal dan domestik, wisata arung jeram di Sungai Jangkuk itu juga digemari wisatawan mancanegara.
Lokasi arung jeram tersebut bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Begitu tiba, wisatawan bisa beristirahat sejenak menikmati kopi atau hidangan lain. Setelah itu, mereka akan dipersilakan mengenakan jaket keselamatan dan helm. Baru kemudian mendapat pengarahan dari pemandu.
Dari kantor Lombok Rafting mereka diangkut menggunakan mobil bak terbuka ke lokasi sekitar 10 menit. Baru kemudian berjalan kaki sekitar 200 meter dari jalan utama ke sungai.
Begitu sampai, mereka sudah ditunggu oleh pemandu dan perahu karet yang telah diangkut warga sekitar. Warga setempat memang dilibatkan dan mendapatkan bayaran setiap mengangkut perahu. ”Alhamdulillah, ada tambahan pemasukan,” kata Sarisah (33), salah satu warga.
Baca juga: Dwi Amang Supiyanto, Menangkat Wisata Arung Jeram Lombok
Desember hingga awal Januari menjadi periode yang ramai datang ke Lombok Rafting yang berada sekitar 16 kilometer timur laut Mataram, ibu kota NTB, itu. Wisatawan lokal banyak datang dari Mataram, sementara domestik dari Pulau Jawa. Amang menyebut, ada peningkatan hingga 30 persen dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
”Kalau mancanegara, Eropa. Terutama penumpang kapal pesiar yang berlabuh di Lombok,” kata Amang yang pengujung tahun 2023 kedatangan sembilan penumpang kapal pesiar.
Ramainya kunjungan di akhir tahun, kata Amang, tidak lepas dari periode libur sekolah, juga libur Natal dan Tahun Baru. Akibatnya, pengunjung yang datang mayoritas dalam rombongan besar. ”Boleh dibilang setiap hari ada sampai minggu pertama tahun 2024. Tinggal bagaimana kami mengatur saja agar tidak bentrok,” kata Amang.
Lombok Rafting juga bekerja sama dengan pengelola hotel dan jasa perjalanan wisata untuk membuat paket-paket wisata rafting. Pemasaran dilakukan pula lewat media sosial.
Tren penumpang di Bandara Lombok pada Desember, terutama periode libur Natal dan Tahun Baru, juga terpantau meningkat. Menurut General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Lombok Minggus ET Gandeguai selama dua minggu pelaksanaan Posko Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) pada 19 Desember 2023-1 Januari 2024, mereka melayani 92.894 penumpang atau rata-rata 6.600 penumpang per hari.
Amang menambahkan, arum jeram adalah salah satu olahraga seperti ke luar negeri. ”Ini membeli pengalaman. Seperti ke luar negeri, yang penting pernah (mencoba),” kata Amang.
Oleh karena itu, arung jeram tidak hanya rekreasi, tetapi juga sekaligus edukasi, olahraga, dan petualangan. ”Kalau rekreasi sudah jelas. Arung jeram itu mengelola risiko menjadi kesenangan sehingga tidak perlu takut atau karena tidak bisa berenang tidak mau mencoba,” kata Amang.
Arung jeram di Lombok Rafting dibuka untuk usia empat tahun ke atas, termasuk manula. Meski demikian, menurut Amang, tidak perlu takut untuk mencoba karena mereka memiliki tim yang telah mendapat pelatihan khusus.
Selain itu, arung jeram juga terkait edukasi. Sebelum berangkat, wisatawan akan mendapatkan penjelasan tentang prosedur keselamatan, cara mendayung, dan cara berenang yang benar. ”Kalau olahraga, ya, arung jeram kan masuk di pekan olahraga nasional. Sementara petualang karena arung jeramnya di alam bebas,” kata Amang.
Baca juga: Berlibur di Lombok, Sembalun Hingga Air Terjun Jadi Favorit
Di sela-sela tantangan jeram, pemandangan sepanjang Sungai Jangkuk juga tidak bisa dilewatkan. Berbagai pohon segar dan rindang tumbuh. Di bawah salah satu jeram, wisatawan juga bisa merasakan sensasi melompat dari bebatuan ke air sungai.
Alasan edukasi dan petualangan yang juga menjadi alasan Wahyu Yudhoyono (61) asal Solo membawa keluarganya ke Batu Mekar. Terutama cucu-cucunya agar mencoba arung jeram. ”Mereka suka pantai. Tetapi semua harus dicoba, termasuk arung jeram ini. Ini penting untuk pembelajaran mereka,” kata Wahyu.
Seperti Wahyu dan keluarga, pantai tetap menarik. Namun, arung jeram juga perlu dicoba. Tidak sekadar memacu adrenalin dan menguji nyali, tetapi sekaligus rekreasi di indahnya alam bebas.