logo Kompas.id
NusantaraSetelah ”Food Estate”...
Iklan

Setelah ”Food Estate” Singkong, Kini Jagung Ditanam di Kalteng

Program ”food estate” singkong di Kabupaten Gunung Mas kini juga ditanami jagung. Lahan itu sebelumnya merupakan hutan.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
· 4 menit baca
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memantau perkembangan jagung yang sudah ditanam lebih kurang satu bulan di lokasi singkong dalam program <i>food estate</i>, Senin (11/12/2023).
DOKUMENTASI KEMENTAN RI

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memantau perkembangan jagung yang sudah ditanam lebih kurang satu bulan di lokasi singkong dalam program food estate, Senin (11/12/2023).

PALANGKARAYA, KOMPAS — Program strategis nasional di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dengan komoditas singkong kini juga ditanami jagung di lahan seluas lebih kurang 600 hektar. Program penanaman jagung itu merupakan kolaborasi Kementerian Pertahanan dan Kementerian Pertanian. Namun, kolaborasi itu dinilai sebagian kalangan sebagai langkah menutupi kegagalan food estate.

Food estate atau program lumbung pangan nasional sudah berjalan di Kalteng sejak 2019. Terdapat dua komoditas utama dalam program tersebut, padi di Pulang Pisau dan Kapuas serta singkong di Gunung Mas.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Kementerian Pertanian memimpin penanaman padi dan singkong yang dipimpin Kementerian Pertahanan. Dalam catatan Kompas, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dua kali datang ke lokasi untuk memeriksa berlangsungnya program penanaman singkong tersebut.

Setelah dua tahun berjalan, banyak singkong tidak tumbuh ideal. Hutan yang dibabat tidak sesuai saat ditanami singkong. Kompas setidaknya sudah empat kali melihat pertumbuhan singkong tersebut. Singkong yang berumur dua tahun tumbuh kerdil, bahkan akarnya tumbuh di atas tanah (Kompas.id, 8 Agustus 2023).

Setelah dilantik, saya minta itu ditanami bukan didiskusikan dan ternyata berhasil. Tinggi tanaman setelah 1 bulan lebih (40 hari) 3 meter. Itu yang ada di Gunung Mas dan itu akan kita tindak lanjuti, kita sudah lihat bersama (tanaman) jagungnya subur dan (tanaman) singkongnya subur.

Program ini juga dibahas dalam debat calon presiden kedua untuk Pemilu 2024. Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyebut, program lumbung pangan merusak lingkungan. Prabowo menjawabnya dan menyebut data yang disebut Anies keliru. Ia lantas mengajak Anies dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, berdiskusi lebih lanjut membahas data itu.

Kini, kondisi program singkong diubah. Mentan Amran Sulaiman pada Senin (11/12/2023) datang ke Kalteng untuk meninjau program food estate, salah satunya di Kabupaten Gunung Mas.

Rangkap (53), warga Desa Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, menjelaskan, sebelum Mentan tiba, di lokasi sudah ditanami tanaman jagung, beberapa bahkan masih di dalam polybag. Menurut Rangkap, proses penanamannya melibatkan warga sekitar meski tidak semua.

Singkong hasil program stretagis nasional di Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, Selasa (8/8/2023). Banyak tanaman singkong tumbuh tidak sehat.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Singkong hasil program stretagis nasional di Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, Selasa (8/8/2023). Banyak tanaman singkong tumbuh tidak sehat.

Iklan

Rangkap mengaku tidak dilibatkan. Namun, ia tidak protes. Rangkap hanya berharap program yang kali ini bisa berjalan lebih baik.

”Memang, waktu program (jagung) ini datang tidak ada pemberitahuan ke warga, harusnya memang ada sosialisasi. Tapi, ya, tidak apa-apa, semoga program ini bisa berhasil,” kata Rangkap saat dihubungi dari Palangkaraya, Senin (8/1/2024).

Rangkap kini tidak berladang karena kebun seluas lebih kurang 1 hektar miliknya dan keluarga beralih menjadi kebun singkong. Ia tak dilibatkan saat program strategis nasional itu masuk ke desanya. Rangkap sekarang berjualan sayur hasil menanam di pekarangan dan kebun lainnya yang jauh dari rumah.

Rangkap berharap di program kali ini bisa benar-benar menyejahterakan masyarakat sekitar. Dia ingin warga tidak sekadar menjadi penonton.

Baca juga: Dua Tahun Tak Dikelola, Warga Minta Ladang Mereka di ”Food Estate” Singkong Dikembalikan

Tanaman jagung kini ditanam di lahan seluas 600 hektar yang dulu ditanami singkong oleh pemerintah dalam program strategis nasional <i>food estate</i>. Foto diambil di sela-sela kunjungan Mentan Andi Amran Sulaiman pada 11 Desember 2023.
DOKUMENTASI KEMENTAN RI

Tanaman jagung kini ditanam di lahan seluas 600 hektar yang dulu ditanami singkong oleh pemerintah dalam program strategis nasional food estate. Foto diambil di sela-sela kunjungan Mentan Andi Amran Sulaiman pada 11 Desember 2023.

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke lokasi food estate di Gunung Mas, Mentan melihat jagung dan singkong tumbuh subur. Karena itu, katanya, program lumbung pangan harus berlanjut.

”Setelah dilantik, saya minta itu ditanami bukan didiskusikan dan ternyata berhasil. Tinggi tanaman setelah satu bulan lebih (40 hari) 3 meter. Itu yang ada di Gunung Mas dan itu akan kita tindak lanjuti, kita sudah lihat bersama (tanaman) jagungnya subur dan (tanaman) singkongnya subur,” kata Amran.

Amran menambahkan, luas lahan singkong hanya 600 hektar dan semuanya bisa ditanami. Luas lahan itu, katanya, hanya 0,08 persen dibandingkan dengan 7,4 hektar lahan serupa di seluruh Indonesia. Ia menargetkan dalam waktu tiga sampai enam bulan program itu akan selesai.

”Komoditas yang akan ditanam singkong dan jagung, kemudian nanti sayur-sayuran dan sorgum. Kami optimistis kalau food estate digarap berkelanjutan, dalam tiga tahun ke depan akan swasembada, bahkan tahun keempat dan kelima bisa ekspor. Dengan catatan, lanjutkan ini program (lahan rawa). Dulu 2019, kita sudah swasembada. Kalau dilanjutkan program ini, kita sudah ekspor seharusnya,” tutur Amran.

Akan tetapi, Direktur Save Our Borneo (SOB) Muhammad Habibi mengungkapkan, tanaman jagung yang ditanam itu merupakan upaya pemerintah menutupi kegagalan food estate singkong. ”Cara ini tidak menyelesaikan, malah menambah masalah. Anggarannya pasti tidak sedikit,” ujarnya.

Habibi menilai, dengan menanam jagung, masalah pangan di Kalteng atau bahkan di Indonesia tidak selesai. ”Pemerintah hanya mengejar target tanpa memperhatikan faktor-faktor yang penting, seperti kesesuaian lahan, dampaknya terhadap lingkungan, dan partisipasi masyarakat,” katanya.

Baca juga: Food Estate Ubah Hutan jadi Kebun Singkong Dinilai Picu Krisis Iklim

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000