Abu Vulkanik Semeru Sempat Ganggu Penerbangan di Malang
Abu vulkanik Gunung Semeru berdampak pada penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh. Dua penerbangan terpaksa dialihkan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Aktivitas penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur, sempat terganggu abu vulkanik Gunung Semeru, Jumat (12/1/2024). Dua penerbangan, Jakarta-Malang dan Malang-Jakarta, harus dialihkan melalui Bandara Juanda di Sidoarjo.
Sebelumnya, Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, erupsi pada Senin (25/12/2023) pukul 05.12. Tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak.
Adapun dua penerbangan yang dialihkan adalah Garuda Indonesia dan Citilink. Penumpang yang telah siap di bandara dipindahkan menggunakan bus ke Juanda.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Abdulrachman Saleh Purwo Cahyo Widhiatoko mengatakan, penutupan aktivitas penerbangan berlangsung pada pukul 09.00 hingga pukul 11.00. Penutupan dilakukan demi keselamatan penerbangan.
”Tadi pagi, abu vulkanik dikhawatirkan membahayakan keselamatan penerbangan apabila masuk ke mesin atau ke bagian lain dari pesawat. Oleh karena itu, sekitar dua jam bandara ditutup sementara. Dua penerbangan datang dan dua berangkat dialihkan melalui Juanda,” ucapnya.
Cahyo mengatakan, pihaknya terus memantau aktivitas Semeru setiap 30 menit. Begitu dinyatakan negatif dari paparan abu dan hasil evaluasinya aman, penerbangan kembali dibuka. Pihak bandara juga terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lantaran kondisi Semeru masih fluktuatif.
Disinggung soal dampak dari aktivitas gunung lain yang juga naik, seperti Bromo, menurut Cahyo, sejauh ini belum memengaruhi penerbangan di Abdulrachman Saleh. Aktivitas Bromo meningkat sejak 13 Desember 2023 meski statusnya masih Waspada.
”Harapan kita aman semua, baik Bromo maupun Semeru. Untuk Semeru, tahun kemarin juga sempat terdampak abu vulkanik yang sama, tetapi tidak sampai penutupan,” katanya.
Petugas Pos Pemantau Gunung Api Semeru di Lumajang, Liswanto, mengatakan, saat ini, abu letusan gunung setinggi 3.676 meter di atas pemukaan laut itu kebanyakan mengarah ke barat daya lantaran arah angin. ”Interval erupsi Semeru berlangsung 15-20 menit sekali,” ujarnya.
Mengenai aktivitas Semeru pada pukul 06.00-pukul 12.00, terjadi 25 gempa erupsi dengan amplitudo 10-22 milimeter dan satu gempa tektonik jauh dengan amplitudo 34 milimeter. Cuacanya cerah berawan dengan kondisi angin berembus lemah ke arah barat.
Terkait ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tetap merekomendasikan masyarakat tidak beraktivitas di Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak. Di luar itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas pada radius 500 meter di sungai sepanjang Besuk Kobokan.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas pada radius 5 km dari kawah lantaran lantaran rawan bahaya lontaran batu. Warga harus mewaspadai awan panas, guguran lava, dan lahar sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.