Cegah Banjir di Pusat Kota Bandung, Pembangunan Tanggul Dibutuhkan
Dibutuhkan tanggul untuk menahan air Sungai Cikapundung agar banjir tak terjadi lagi di pusat Kota Bandung.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Aliran Sungai Cikapundung di sejumlah area pemukiman di Kota Bandung, Jawa Barat, belum dilengkapi dengan tanggul penahan air. Kondisi tersebut dinilai turut menyebabkan terjadinya banjir yang merendam ratusan rumah di kawasan Braga, Bandung, Kamis (11/1/2024).
Berdasarkan pantauan Kompas di lokasi banjir di wilayah RW 004, Kelurahan Braga, Minggu (14/1/2024), warga telah kembali ke rumah masing-masing. Sebelumnya, ratusan warga mengungsi ke sejumlah lokasi yang aman sejak Kamis karena ketinggian air lebih dari 1 meter.
Total ada sekitar 1.000 warga di RW 004 dan RW 008, Kelurahan Braga, yang terdampak banjir. Banjir juga menyebabkan sebagian tembok rumah warga jebol karena diterjang luapan air Sungai Cikapundung. Tembok yang rusak itu memiliki panjang sekitar 20 meter.
Berdasarkan data Pemerinteh Kota Bandung, terdapat 11 rumah di Kelurahan Braga yang rusak berat akibat banjir. Adapun 29 rumah lainnya mengalami rusak ringan.
Salah seorang warga Kelurahan Braga, Syafruddin (40), mengatakan, hingga sekarang belum ada tanggul penahan air di wilayah RW 004 dan RW 008. Padahal, warga telah mengajukan pembangunan tanggul sejak bertahun-tahun lalu. Tanggul yang dibutuhkan di wilayah itu diperkirakan sepanjang 200 meter.
”Pembangunan tanggul yang memadai baru tersedia di sepanjang permukiman warga RW 003 dan RW 007. Sementara warga RW 004 dan RW 008 yang juga berada di pinggiran sungai belum terlindungi tanggul,” ucapnya.
Lurah Braga Willy Wiradhika mengakui belum ada tanggul di wilayah RW 004 dan RW 008 yang dihuni sekitar 400 keluarga. Ia mengungkapkan, mayoritas tembok rumah warga di wilayah itu berada tepat di bibir sungai.
”Mudah-mudahan dengan musibah ini, penyediaan tanggul sepanjang 200 meter bisa terealisasi. Hal ini untuk mencegah banjir tak terulang lagi,” ujar Willy.
Dia menambahkan, Pemerintah Kelurahan Braga telah menyediakan tiga lokasi untuk pengungsian warga jika terjadi banjir. Sebab, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih melanda Kota Bandung.
”Warga telah kembali untuk membersihkan lumpur dan sampah di rumahnya. Apabila terjadi hujan lebat selama berjam-jam, warga akan dievakuasi ke tiga lokasi tersebut,” ucapnya.
Mudah-mudahan dengan musibah ini, penyediaan tanggul sepanjang 200 meter bisa terealisasi
Terus berupaya
Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menyatakan, Pemkot Bandung terus berupaya menuntaskan pembangunan tanggul di kawasan Braga. Ia menuturkan, Pemkot Bandung juga akan memperbaiki tembok atau tanggul di Kelurahan Braga sepanjang 20 meter yang rusak akibat banjir.
”Salah satu faktor penyebab masuknya air dari Sungai Cikapundung ke perumahan warga karena masalah tanggul. Kami akan menyelesaikan penyediaan tanggul dalam beberapa hari ini,” katanya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung Didi Ruswandi menuturkan, tanggul yang rusak itu tak hanya diperbaiki, tetapi juga akan ditinggikan. ”Material yang digunakan akan lebih baik sehingga dapat membangun fasilitas tanggul yang kokoh,” ujarnya.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung Teguh Rahayu memaparkan, cuaca di Bandung Raya saat ini sudah memasuki awal musim hujan. Puncak hujan di wilayah itu diperkirakan terjadi pada Februari hingga Maret.
Rahayu mengungkapkan, selama tujuh hari ke depan, kondisi cuaca Bandung Raya diperkirakan berawan hingga hujan lebat. Pada pagi hari, potensi cuaca cerah hingga berawan, sedangkan siang hari berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Adapun pada malam hari berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang.
”Dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, terjadi cuaca ekstrem disertai angin kencang dan petir. Masyarakat harus segera mencari lokasi yang aman ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu lama,” ujarnya.