Banjir Berlarut Melanda Jambi dan Riau
Banjir berlarut melanda Jambi dan Riau dua pekan terakhir. Dampaknya kian merembet pada sulitnya penghidupan masyarakat.
KERINCI, KOMPAS — Banjir yang melanda sejak awal tahun masih bertahan menggenangi Kerinci di Jambi dan Pelalawan di Riau hingga Selasa (16/1/2024). Banjir yang berkepanjangan ini meresahkan masyarakat karena mereka kehilangan sumber pendapatan.
Di Kerinci, Jambi, banjir dan longsor melanda 95 desa. Jumlah warga yang terdampak sebanyak 6.668 keluarga dan 19.634 jiwa.
Darwis Idris (66), warga Desa Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, mengatakan, banjir kali ini merupakan yang terparah sejak puluhan tahun ia tinggal di sana. Biasanya banjir hanya setinggi 30 cm di halaman. Sekarang banjir yang masuk rumahnya mencapai 1 meter.
”Banyak barang yang rusak yang tidak sempat diambil, seperti pakaian dan lainnya,” kata Darwis. Selain kerugian itu, ia juga tidak bisa bertani karena banjir yang terjadi sejak awal tahun merendam dua petak sawahnya.
Di desa itu, banjir menggenangi 130 rumah yang mengelilingi Danau Kerinci. Pada titik tertentu, ketinggian banjir mencapai 1 meter, termasuk areal persawahan yang turut direndam banjir.
Baca juga: Cari Petambang Liar Terseret Arus, Anggota Basarnas Kerinci Hanyut
Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabatnya. Sebagian lainnya memilih bertahan di lantai dua rumah. Warga yang bertahan menggunakan sampan untuk beraktivitas di luar rumah.
Darwis bersama istri dan dua anaknya masih bertahan dengan menempati lantai dua rumahnya. Sementara itu, anaknya yang lain memilih mengungsi ke rumah keluarga karena mengeluh tidak bisa beraktivitas.
Kondisi serupa terjadi di Desa Keluru, Kecamatan Keliling Danau, yang berjarak 100 meter dari bibir danau. Sebanyak 43 rumah warga digenangi banjir dengan ketinggian maksimal mencapai 1 meter. Sekitar 20 hektar sawah juga gagal panen.
Lasmita (44), warga setempat, mengatakan, rumahnya masih digenangi air setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar 90 cm. Ia, suami, dan anaknya terpaksa mengungsi ke rumah orangtua yang tak jauh dari rumahnya.
Untuk bisa masuk rumah, Lasmita harus menggunakan sampan. Banjir menyebabkan perabotan rumah terendam dan rusak, seperti lemari, kasur, ataupun kursi.
”Yang kemarin bisa dibawa itu mesin cuci karena kami butuhkan untuk mencuci. Saat ini masih banyak barang elektronik yang tertinggal di rumah,” katanya.
Selain kerugian itu, banjir juga membuat keluarga Lasmita tidak bisa bekerja normal. Ia sudah beberapa tidak bisa ke sekolah untuk mengajar. Suaminya tidak bisa ke ladang. Begitu pula anaknya tidak bisa sekolah karena bangunan sekolah terendam banjir.
”Kami berharap pemerintah mencarikan jalan keluar agar banjir bisa segera surut dan kami bisa beraktivitas kembali seperti sediakala,” katanya.
Baca juga: Para Penghuni Peradaban Bencana
Camat Keliling Danau As'ari mengatakan, ada delapan dari total 18 desa yang terdampak banjir di kecamatan ini. Total jumlah rumah tergenang 380 unit. Jumlah warga terdampak 718 keluarga atau 1.402 jiwa.
Dua desa dengan dampak paling besar di Kecamatan Keliling Danau adalah Koto Dian dan Pulau Tengah. Di Koto Dian ada 141 rumah terendam dengan jumlah warga terdampak 435 keluarga dan 629 jiwa. Sementara itu, di Pulau Tengah ada 130 rumah yang terendam dengan warga terdampak 154 keluarga dan 422 jiwa.
Sejumlah titik jalan provinsi di lingkar Danau Kerinci juga terendam banjir. Dua titik jalan provinsi yang terendam di Desa Keluru dan Semerap membuat pengendara roda dua harus menumpang perahu agar bisa menembus jalan.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Kerinci Darifus mengatakan, sebanyak 16 kecamatan dan 95 desa di kabupaten itu dilanda banjir dan longsor. Jumlah warga yang terdampak 6.668 keluarga dan 19.634 jiwa.
”Daerah terdampak banjir terutama yang berada di seputaran Danau Kerinci akibat debit air danau naik karena diguyur hujan terus siang dan malam,” katanya.
Banjir Riau
Di Riau, Kepala Satuan Polisi Air Polres Pelalawan Ajun Komisaris Ade Santoso mengatakan, jalan lintas timur (jalintim) Sumatera masih terendam banjir sedalam 30 cm. Kondisi itu berkurang dari satu hari sebelumnya yang mencapai kedalaman 1,3 meter.
”Mobil berukuran besar, seperti truk, bisa lewat jalintim. Namun, mobil pribadi dan kendaraan kecil lainnya disarankan lewat jalan lintas tengah di Kabupaten Kuantan Singingi,” kata Ade saat dihubungi dari Batam.
Pada 15 Januari, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edy Afrizal menyatakan, ada 2.066 warga di enam kabupaten yang harus mengungsi akibat banjir. Daerah yang terdampak banjir paling parah adalah Pelalawan, Indragiri Hulu, Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, dan Siak.
”Banjir menggenangi 32.303 rumah di Riau, total ada 131.834 jiwa yang terdampak,” ujar Afrizal.
Gubernur Riau Edy Natar Nasution mengatakan, pemerintah telah menerapkan status siaga darurat banjir sejak 22 Desember 2023. Ia memperkirakan banjir masih akan terjadi di sejumlah wilayah di Riau hingga akhir Januari 2024.
”Pemerintah Provinsi Riau telah menyalurkan bantuan untuk warga yang terdampak banjir. Seluruh elemen masyarakat di Riau harus bergerak bersama menghadapi banjir,” kata Edy.
Tutupan hutan
Persoalan banjir di wilayah Jambi, termasuk Kerinci, sangat terkait dengan hilangnya tutupan hutan. Vegetasi yang berfungsi sebagai resapan air semakin banyak hilang.
Sepanjang tahun 2023, dalam analisis yang dilakukan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, terjadi pembukaan hutan dan lahan di sejumlah wilayah. Itu terlihat dari citra satelit sentinel 2dipadukan pengamatan dari Google Earth, Citra Spot 6, dan SAS Planet.
Pengerukan sumber daya alam yang tidak taat aturan dipadukan dengan perubahan iklim yang mendatangkan hujan besar menjadikan terjangan banjir dan longsor di sejumlah wilayah.
Hasil analisis, areal terbuka terpantau seluas 160.105 hektar. Bukaan itu tersebar pada berbagai fungsi kawasan mulai dari area penggunaan lain mengalami pembukaan 51.904hektar, disusul di areal hutan restorasi justru mengalami pembukaan seluas 41.116 hektar.
Baca juga: Tiga Hari Tidak Surut, Banjir Lumpuhkan Musi Rawas Utara
Areal hutan tanaman industri turut alami pembukaan drastis, yakni seluas 16.255 hektar. Didapati pula pembukaan hutan terpantau di kawasan taman nasional seluas 13.097 hektar dan di hutan lindung seluas 1.725 hektar.
”Tutupan hutan yang menipis, pengerukan sumber daya alam yang tidak taat aturan dipadukan dengan perubahan iklim yang mendatangkan hujan besar menjadikan terjangan banjir dan longsor di sejumlah wilayah,” kata Direktur KKI Warsi, Adi Junedi.
Kerinci menjadi yang paling rentan terancam bencana banjir dan longsor karena kondisi geografis dan topografinya yang curam.