Dua kecelakaan fatal dalam sehari terjadi di Jalan Tol Trans-Jawa di Jawa Timur karena menghindari kendaraan pecah ban.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Korban jiwa kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut sivitas SMA Negeri 1 Sidoarjo di Jalan Tol Ngawi-Kertosono, Jawa Timur, Kamis (18/1/2024) jelang pukul 21.00, bertambah menjadi dua orang. Kecelakaan fatal terjadi akibat bus gagal menghindari truk yang pecah ban sehingga menabrak truk dan terguling ke luar jalan tol.
Informasi dari Satuan Patroli Jalan Raya Kepolisian Daerah Jatim, korban jiwa ialah guru bimbingan konseling Sutining Hidayah (60) yang meninggal di lokasi kecelakaan. Selain itu, siswa bernama Nabil Asfa Putra (17) yang meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Islam At-Tin Husada, Ngawi. Kecelakaan juga mengakibatkan 22 orang terluka sehingga masih dalam penanganan di RSI At-Tin Husada dan RSUD Dr Soeroto, Ngawi.
Menurut Kepala Satuan PJR Ajun Komisaris Besar Alex Sandy Siregar, kecelakaan melibatkan bus pariwisata Pratama Putra dengan nomor pelat W 7473 UP dan truk L 8216 GE. Bus yang terlibat kecelakaan ini merupakan bus ketiga dari sepuluh bus yang mengangkut rombongan sivitas SMA Negeri 1 Sidoarjo sepulang tur studi ke perguruan tinggi negeri di Yogyakarta.
Beberapa jam sebelumnya, selepas pukul 09.00, juga terjadi kecelakaan karena situasi serupa di Kilometer 718 Jalan Tol Surabaya-Mojokerto. Kecelakaan melibatkan bus umum Harapan Jaya AG 7639 US dan mobil Mitsubishi Kuda M 1866 AV yang terpaksa berhenti di bahu kiri jalan untuk mengganti ban akibat pecah ban.
Menurut Alex, dalam kecelakaan bus Harapan Jaya itu, tiga orang terluka. Korban terluka ialah sopir bus, Malik Alvian (55), dari Kediri dan dua penumpang, yakni Suciati (26) dari Kediri serta Ayu Pratiwi (30) dari Tulungagung.
”Ada kemiripan sebab kecelakaan, yakni bus yang terlibat kendaraan dan situasi menghindari kendaraan pecah ban,” kata Alex, Jumat (19/1/2024).
Untuk kecelakaan fatal di Jalan Tol Ngawi-Kertosono, dari olah tempat kejadian perkara, bus dalam perjalanan pulang itu gagal menghindari truk yang pecah ban. Bus itu lalu oleng. Kecelakaan terjadi pada malam hari dan tidak sedang turun hujan.
Tiba-tiba ada guncangan dan suara keras, saya terbangun sudah menindih teman-teman.
Diduga jarak bus dengan truk dekat sehingga sopir bus gagal mencegah kendaraannya menabrak bagian belakang truk itu. Tabrakan mengakibatkan bus oleng, meluncur ke luar jalur, dan terperosok.
Siswa berinisial AW (17) yang duduk di bangku belakang bus naas itu tak menyadari bahwa ada kecelakaan karena ia dan teman-temannya tertidur.
”Tiba-tiba ada guncangan dan suara keras, saya terbangun sudah menindih teman-teman,” kata AW. Para penumpang pun memecahkan kaca bus untuk menyelamatkan diri. Namun, mereka kaget karena mengetahui salah seorang guru meninggal di lokasi.
Adapun kecelakaan bus Harapan Jaya terjadi karena kendaraan ini gagal menghindari mobil yang berhenti di bahu kiri. Dari olah tempat kejadian perkara, bus hendak mendahului truk, tetapi memakai bahu kiri lajur.
Dalam peraturan lalu lintas dan rambu peringatan di jalan tol, mendahului kendaraan harus memakai lajur kanan. Bahu jalan hanya dapat digunakan untuk situasi darurat.
Karena mendahului, laju bus menjadi kencang. Sopir tidak dapat mengantisipasi ketika di bahu kiri jalan ada mobil yang berhenti darurat untuk mengganti ban. Sopir bus mengendalikan kemudi ke kanan, tetapi bus menghantam bagian belakang mobil, oleng ke kanan sampai menabrak pembatas tengah jalan tol, lalu oleng ke kiri sampai menabrak pembatas bagian kiri jalan tol, dan terperosok.