Banjir di Sintang Mulai Surut, Mobilitas Warga Masih Terhambat
Banjir di Sintang, Kalbar, mulai surut. Namun, mobilitas warga belum normal karena sebagian jalan masih tergenang.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Banjir di sejumlah lokasi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, perlahan surut. Namun, mobilitas warga masih terhambat karena jalan dari permukiman menuju jalan utama masih digenangi air. Masyarakat juga masih mewaspadai potensi banjir kiriman dari kawasan hulu.
Bosio (34), warga Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, menuturkan, banjir yang terjadi sejak 12 Januari lalu itu perlahan surut pada Kamis (25/1/2024). Meski begitu, di sebagian tempat, ketinggian air masih sekitar 1 meter.
”Beberapa jalan yang menghubungkan kampung di sekitar Sungai Kapuas menuju jalan utama masih belum bisa dilintasi,” ujar Bosio yang tinggal di bantaran Sungai Kapuas tersebut.
Bosio menuturkan, warga belum bisa beraktivitas normal karena sebagian jalan masih sulit dilintasi. Jika ingin bepergian, warga harus menggunakan sampan atau perahu cepat (speed boat). Sebelumnya, saat kondisi banjir masih parah, Bosio mengungsi ke rumah tetangganya yang tidak terkena banjir pada 19-22 Januari.
Di sisi lain, meski banjir mulai surut, masyarakat masih tetap mewaspadai potensi terulangnya bencana itu. Sebab, ketika intensitas hujan tinggi, ada potensi banjir kiriman dari kawasan hulu, misalnya Kecamatan Serawai dan Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, serta wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
”Perabotan rumah tangga ada yang masih digantung dan disimpan di langit-langit rumah. Kami juga membuat panggung di dalam rumah,” ujar Bosio.
Juna (33), warga lain di Kecamatan Tempunak, menuturkan, jalan di depan rumahnya masih dilanda banjir dengan ketinggian 30 cm. Meskipun ketinggian air sudah berkurang, kondisi itu masih mengganggu aktivitas warga.
Juna mengatakan, jika ingin bepergian, warga mesti menempuh rute lebih jauh dan menggunakan speed boat dengan biaya Rp 30.000. ”Dampak yang paling dirasakan, akses dari kampung menuju jalan utama sulit dilintasi. Kalau ada yang pergi ke ladang dan kebun harus menggunakan speed boat,” ujarnya.
Dia menambahkan, warga di daerahnya juga masih mewaspadai kemungkinan banjir susulan. Oleh karena itu, warga masih mengamankan barang-barang berharga. Menurut dia, saat ini, diperkirakan masih ada ribuan warga terdampak banjir di empat desa di Kecamatan Tempunak.
Ketua Satgas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar Daniel menuturkan, secara umum, banjir di sejumlah daerah di Kalbar telah surut. Namun, ketinggian banjir di sejumlah daerah berbeda-beda. Di beberapa daerah, seperti Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Sintang, banjir yang terjadi lebih lambat surut.
Pada Selasa (23/1/2024), Pemerintah Provinsi Kalbar telah menyalurkan sejumlah bantuan kebutuhan pokok kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Sintang. Bantuan tersebut langsung diterima Bupati Sintang Jarot Winarno.
Banjir di Kabupaten Sintang terjadi sejak 12 Januari. Setidaknya terdapat 9.438 keluarga atau 28.463 jiwa yang terdampak banjir. Rumah yang terdampak banjir 3.659 unit di sembilan kecamatan dan 92 desa.
Beberapa jalan yang menghubungkan kampung di sekitar Sungai Kapuas menuju jalan utama masih belum bisa dilintasi.