Kelelahan, 11 Petugas KPPS Balikpapan Dirujuk ke Rumah Sakit
Kelelahan bertugas 20 jam dialami banyak petugas KPPS di Balikpapan. Mereka berharap ada sistem yang lebih efektif.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Setelah menjalankan tugas Pemilu 2024, sebanyak 11 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dirujuk ke rumah sakit karena kelelahan. Dua orang di antaranya menjalani rawat inap.
”Dari 11 orang yang dirujuk, 9 orang bisa distabilisasi sampai di instalasi gawat darurat saja. Ada dua orang yang perlu rawat inap,” kata Andi Sri Juliarty, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, di Balikpapan, Kamis (15/2/2024).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Sebanyak dua petugas KPPS perlu menjalani rawat inap karena punya kadar gula darah tinggi. Selain itu, ada peningkatan tekanan darah pada salah satu petugas. Salah satu di antaranya juga mengalami mual dan muntah.
Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, mengatakan, sebagian besar petugas KPPS itu mengalami kelelahan. Mereka bekerja menyiapkan pemungutan suara sejak H-1 di tempat pemungutan suara (TPS) masing-masing. Selain itu, proses penghitungan lima jenis surat suara membuat petugas harus bekerja lebih dari 12 jam.
Dio mengatakan, pasien yang dirawat sudah mendapatkan penanganan medis dan kondisinya berangsur stabil. Beberapa orang menurun kondisi kesehatannya karena punya penyakit bawaan.
Sepanjang hari pertama pencoblosan pada 14 Februari 2024, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat, terdapat 31 orang sakit di TPS. Sebagian besar bisa ditangani oleh tim medis dari puskesmas yang berjaga di TPS.
Adapun sejumlah petugas yang butuh perawatan khusus dirujuk ke rumah sakit terdekat, seperti RSUD Beriman, RS Balikpapan Baru, RSUD Kanujoso Djatiwibowo, dan RS Restu Ibu. Seluruh warga yang dirawat di rumah sakit pun sudah dipastikan terdaftar sebagai anggota Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Proses panjang
Kelelahan para petugas KPPS itu turut dialami Alfiansyah (30), petugas KPPS di Kelurahan Manggar Baru, Kecamatan Balikpapan Timur. Ia dan lima petugas di KPPS sudah menyiapkan TPS sejak sore hingga malam hari di tanggal 13 Februari.
Mereka juga harus mengambil seluruh perlengkapan untuk proses pemilihan, seperti kertas suara, kotak sura, dan tinta. ”Itu kami baru selesai tengah malam. Praktis, kami hanya tidur kurang dari enam jam karena tanggal 14 Februari pagi kami harus sudah stand by pukul 06.00,” katanya.
Pada hari pencoblosan, warga baru selesai mencoblos sekitar pukul 13.00 Wita. Artinya, Alfiansyah dan timnya harus menunda makan siang sekitar satu jam. Setelah itu, mereka harus memulai untuk menghitung hasil pencoblosan.
”DPT ada sekitar 200 orang. Surat suara ada lima jenis. Jadi, kami harus menghitung sekitar 1.000 surat suara,” katanya.
Hal itu Alfiansyah dan timnya lalui sampai sekitar pukul 02.00 pada Kamis (15/2/2024). Artinya, dari pemungutan suara sampai penghitungan surat suara, mereka bekerja sekitar 20 jam dengan jeda istirahat saat makan dan shalat.
Ia bercerita, seluruh tim di TPS dalam kondisi sehat. Hanya saja beberapa orang mengeluhkan kepala yang pusing karena kurang istirahat dan telat makan.
”Belum lagi pusing karena upload foto formulir C1 bermasalah di sistem,” katanya tertawa.
Agus (37), petugas KPPS di Kecamatan Balikpapan Utara, mengatakan, Pemilu 2024 berjalan lebih baik dari pemilu sebelumnya. Namun, ia berharap ada sistem yang lebih efektif, efisien, dan transparan untuk pemilu berikutnya.
Harapannya bisa ada teknologi yang lebih praktis, canggih, dan transparan untuk publik di pemilu selanjutnya.
Sebab, model penghitungan manual seperti saat ini cukup menguras tenaga. Selain itu, sistem pengunggahan kertas C1 di sistem milik KPU kerap sulit digunakan. Hal teknis tersebut kerap jadi kendala dalam proses penghitungan suara di lapangan.
”Kemarin, itu sudah ada solusinya. Kami kirim PDF. Harapannya bisa ada teknologi yang lebih praktis, canggih, dan transparan untuk publik di pemilu selanjutnya,” katanya.
Hal itu juga dinyatakan oleh Nabila Dienna Sabila (28) yang bertugas di TPS 19 Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Kecamatan Balikpapan Utara. Menurut Nabila, sistem pemungutan suara dan penghitungan yang lebih efektif akan sangat membantu petugas KPPS.
Dari pengalamannya, kegiatan yang butuh waktu lama adalah penghitungan surat suara. Pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden yang digabung dengan pemilihan anggota DPR dan DPD bikin penghitungan surat suara butuh waktu panjang.
”Kalau bisa, ada semacam jeda atau dibedakan harinya biar energi KPPS bisa dibagi,” harap Nabila.