Bulog Gelontorkan Beras Murah ke Pasar dan Ritel Modern di Jateng
Untuk menstabilkan harga beras, Bulog Cabang Kedu terus menggelontorkan beras murah di enam daerah di Jateng.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sejak sepekan lalu, Bulog Cabang Kedu, Jawa Tengah, terus melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras. Operasi pasar itu dilakukan dengan menyuplai beras dengan harga murah ke pasar tradisional serta ritel modern.
Kepala Kantor Bulog Cabang Kedu Ihsan Suradilaga mengatakan, beras murah itu diminati para pembeli di pasar tradisional dan ritel modern. ”Rata-rata volume pengiriman beras ke tiap ritel modern mencapai 1-2 ton per minggu, tetapi ada juga sejumlah ritel yang meminta hingga 2,5 ton per minggu,” katanya, Selasa (20/2/2024).
Bulog Cabang Kedu membawahkan enam kabupaten/kota di Jateng, yaitu Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, dan Kota Magelang. Saat ini, ada enam ritel modern yang sudah bermitra dengan Bulog Cabang Kedu dan rutin menerima suplai beras dari lembaga itu.
Ihsan menjelaskan, Bulog menyediakan dua jenis beras murah yang bisa disuplai sesuai permintaan, yaitu beras kualitas medium seharga Rp 10.900 per kilogram dan beras kualitas premium dengan harga Rp 13.500 per kg. Namun, pembelian beras murah itu oleh setiap konsumen dibatasi, yakni maksimal dua kemasan ukuran 5 kg per konsumen.
Ihsan menambahkan, sejak seminggu lalu, Bulog Cabang Kedu terus melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan 30-50 ton beras per hari. Dia pun optimistis operasi pasar itu bisa terus dilakukan karena persediaan beras di gudang Bulog Cabang Kedu saat ini mencapai sekitar 7.000 ton.
”Stok beras saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan,” ujarnya.
Menurut Ihsan, stok beras sekitar 7.000 ton tersebut diperkirakan bisa mencukupi kebutuhan beras untuk operasi pasar serta penyaluran bantuan program cadangan pangan pemerintah (CPP).
Dia juga menyebut, stok beras di gudang Bulog Cabang Kedu itu segera bertambah dengan adanya pasokan dari sejumlah daerah yang akan memasuki panen. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan beras menjelang bulan Ramadhan. ”Tidak perlu cemas dan tidak perlu panic buying,” tuturnya.
Wali Kota Magelang M Nur Aziz juga meminta Bulog terus melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras. Dia berharap harga beras bisa turun hingga di bawah Rp 11.000 per kg.
”Operasi pasar beras harus terus dilakukan hingga harga beras kembali normal dan warga tidak lagi merasa kesulitan untuk membelinya,” katanya.
Selain bekerja sama dengan Bulog, Pemerintah Kota Magelang juga menyalurkan bantuan beras dari program CPP kepada masyarakat tidak mampu. Setiap keluarga menerima bantuan beras sebanyak 10 kg per keluarga.
Di Kota Magelang, sasaran penerima bantuan itu terdata sebanyak 9.213 keluarga. Jumlah itu lebih banyak daripada jumlah keluarga miskin di kota tersebut yang terdata sebanyak 7.940 keluarga.
Aziz menambahkan, Pemkot Magelang juga memiliki program bantuan bahan pokok untuk warga lanjut usia (lansia). Mereka yang mendapat bantuan itu adalah warga lansia yang terdata dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Miyati (69), salah seorang pedagang beras di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, mengatakan, harga beras kualitas medium yang dijualnya saat ini berkisar Rp 15.500-Rp 16.000 per kg. Harga beras itu relatif stabil selama tiga hari terakhir.
Sebelumnya, selama tiga bulan terakhir, harga beras terus menunjukkan tren kenaikan. ”Sejak awal Februari hingga minggu lalu, kenaikan harga beras berlangsung hampir setiap hari,” katanya.
Miyati pun mengaku bersyukur karena dirinya bisa mendapat pasokan 1 ton beras murah dari Bulog. Beras tersebut harus dijual dengan harga Rp 10.900 per kg.
Nana (45), warga Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, mengatakan, harga beras yang saat ini di atas Rp 15.000 per kg cukup memberatkan. Apalagi, harga sejumlah bahan pokok lain mulai beranjak naik.
Harga telur yang semula hanya Rp 24.000 per kg, saat ini sudah mencapai Rp 29.000 per kg. Nana pun makin khawatir karena harga bahan pokok lainnya juga berpotensi naik.