Banjir di Demak Belum Surut, Masa Tanggap Darurat Diperpanjang
Dua pekan berlalu, banjir di Demak belum surut. Pengeringan wilayah tergenang jadi fokus. Pemilu susulan disiapkan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir di wilayahnya hingga Senin (4/2/2024). Perpanjangan masa tanggap darurat itu dilakukan karena masih ada sejumlah daerah yang terendam dengan ketinggian mencapai 1 meter.
Perpanjangan masa tanggap darurat bencana itu dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati Demak Nomor 360/56 Tahun 2024 yang ditandatangani Bupati Demak Eistianah, Senin (19/2/2024). Menurut Eistianah, perpanjangan masa tanggap darurat itu dilakukan lantaran banjir di wilayahnya belum surut sepenuhnya.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Demak, hingga Kamis (22/2/2024) atau hari ke-14, banjir masih merendam 21 desa di Kecamatan Karanganyar dan Gajah. Ketinggian air mencapai 1 meter. Kondisi itu membuat 11.525 jiwa masih harus mengungsi di sejumlah lokasi di Demak dan Kudus.
”Surat Keputusan Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Bencana ini dibuat agar kami bisa lebih leluasa dalam menggunakan berbagai anggaran, baik dari pemerintah pusat, provinsi, maupun semuanya. Kebetulan, saat masa tanggap darurat bencana yang sebelumnya berakhir (19/2/2-24), banjir belum surut juga,” kata Eistianah saat ditemui di Kota Semarang, Kamis siang.
Dihubungi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak Agus Nugroho mengatakan, perpanjangan masa tanggap darurat bencana penting dilakukan lantaran masih ada sejumlah kegiatan yang bersifat kedaruratan yang mesti diselesaikan.
Kami telah mengerahkan 24 unit pompa air untuk upaya pengeringan daerah-daerah tergenang ini.
Agus mencontohkan, upaya darurat yang masih harus diselesaikan adalah menangani para pengungsi, membantu masyarakat terdampak banjir menyiapkan rumah-rumahnya untuk kembali ditempati, dan mengeringkan daerah-daerah yang masih terendam.
”Kami telah mengerahkan 24 unit pompa air untuk upaya pengeringan daerah-daerah tergenang ini. Kalau prediksinya, 50 hari baru bisa kering, kami harus punya target pada 14 hari (masa tanggap darurat pertama) dan 14 hari (perpanjangan masa darurat) sudah harus selesai, bisa kering semua,” ujar Agus.
Banjir yang melanda Demak sejak pekan kedua Februari terjadi karena jebolnya belasan tanggul sungai dan saluran air tersier di sejumlah lokasi di Kecamatan Karanganyar. Titik tanggul jebol yang terbesar berada di Sungai Wulan dengan panjang tanggul yang jebol 25 meter dan 34 meter.
”Tanggul jebol yang besar di Sungai Wulan sudah tertutup dan saat ini masih proses pemadatan. Karena, kondisi tanggul baru itu kalau tidak kuat, takutnya ada jebolan berikutnya. Kemudian untuk tanggul tersier di beberapa titik sudah sama-sama kami tutup,” ucap Eistianah.
Penanganan tanggul jebol sempat terkendala akibat hujan yang terus turun di wilayah Demak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana lantas melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk mencegah atau mengalihkan hujan.
”Mulai tanggal 15 Februari sampai dengan hari ini, sudah ada 18 sorti atau 18 ton garam yang disebar. Alhamdulillah, beberapa hari ini tidak ada hujan,” kata Kepala BNPB Suharyanto dalam kunjungannya ke Demak, Rabu (21/2/2024).
Pada kunjungannya tersebut, Suharyanto menyerahkan berbagai jenis bantuan untuk korban terdampak banjir dari pemerintah. Bantuan yang diberikan beragam, mulai dari bahan makanan, selimut, matras, kasur, hingga pompa air.
Suharyanto mengatakan, BNPB juga akan menyiapkan bantuan perbaikan rumah bagi warga yang terdampak banjir sesuai dengan tingkat kerusakan yang dialami. Warga yang rumahnya rusak berat akan mendapatkan bantuan Rp 60 juta. Adapun warga yang rumahnya rusak sedang dan ringan akan mendapatkan bantuan masing-masing sebesar Rp 30 juta dan Rp 15 juta.
Pemilu
Kendati masih ada sejumlah wilayah yang belum surut, pemungutan suara susulan untuk lebih dari 27.000 pemilih terdampak banjir di 10 desa di Kecamatan Karanganyar bakal digelar pada Sabtu (24/2/2024). Tempat pemungutan suara (TPS) yang lokasi awalnya masih terendam direncanakan direlokasi atau digabung dengan lokasi TPS lain yang aman dari genangan banjir.
”Berdasarkan usulan dalam rapat kemarin, akan ada 59 titik berbeda untuk 114 TPS. Misalnya, di Desa Wonoketingal itu, kan, ada 19 TPS, itu nanti semuanya dijadikan satu di MTs Nahdlotussibyan Wonoketingal. Lalu di Desa Wonorejo, ada sebanyak 18 TPS yang bertempat di SDN 1 Wonorejo dan sebanyak 12 TPS di SDN 2 Wonorejo,” tutur Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Demak Siti Ulfaat.
Menurut Ulfaat, seluruh TPS akan dipastikan berada di wilayah yang tidak terendam agar pemilih maupun petugas pemilu bisa bekerja dengan nyaman. Kendati demikian, masih ada akses menuju TPS yang terendam banjir dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter.
Pada Kamis, KPU Demak mulai mendistribusikan logistik pemilu ke 114 TPS di 10 desa tersebut. Logistik pemilu akan disimpan di gudang setiap desa yang telah dipastikan aman. Sehari jelang pemungutan suara, logistik pemilu akan dikirim ke setiap TPS.