Terabas Banjir dan Hujan demi Pemungutan Suara Susulan di Demak
Pemilu susulan di Demak diikuti warga dan petugas dengan antusias. Partisipasi pemilih diklaim sebesar 70 persen.
Hujan deras mengguyur sejak pagi hingga siang di wilayah Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2024). Banjir juga masih setinggi 50 sentimeter di sejumlah titik. Namun, puluhan ribu pemilih tetap berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara.
Minibus merah berhenti di depan SD Negeri 1 Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Sabtu pagi. Sembilan orang turun dari kendaraan itu menembus hujan. Mereka lalu bergegas masuk ke sejumlah TPS di sekolah tersebut.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Salah satu dari penumpang minibus itu, Darsono (56), merupakan korban banjir asal Desa Wonorejo. Ia sudah 16 hari mengungsi di Balai Desa Kedungwaru Lor.
”Baru hari ini kami kembali ke Wonorejo untuk mencoblos. Sehabis itu, mau mampir mengecek rumah. Kalau airnya masih tinggi, (kami) kembali lagi ke pengungsian,” kata Darsono, Sabtu.
Baca juga: Banjir di Demak Belum Surut, Masa Tanggap Darurat Diperpanjang
Jarak antara tempat pengungsian dan tempat tinggalnya sekitar 2 kilometer. Karena tak punya kendaraan, Darsono dan warga lain difasilitasi pemerintah desanya ke TPS menggunakan minibus.
Sehari sebelumnya, Darsono menerima lembar C-Pemberitahuan pemungutan suara susulan untuk dibawa ke TPS. Undangan itu diantar langsung petugas KPPS di lokasi pengungsian. Selain ingin menggunakan hak suaranya, Darsono juga terpantik oleh perjuangan para petugas pemilu menggelar pemungutan suara susulan. Itulah yang menyemangatinya untuk datang ke TPS, Sabtu pagi.
Baca juga: PSU Jateng Diklaim Lancar
Semangat serupa juga ditunjukan oleh Ana Riyanti (43), warga Wonorejo lainnya. Ia datang ke TPS 14 Wonorejo di SDN 1 Wonorejo berjalan kaki dari rumahnya sembari menerjang banjir setinggi 40 cm.
”Namanya warga negara yang baik, meski ada rintangan tetap harus mencoblos,” ujarnya tersenyum lebar.
Ana dan keluarga sempat pula mengungsi. Tiga hari terakhir, ibu dua anak itu pulang ke rumah untuk bersih-bersih pada pagi hingga petang. Malamnya ia kembali ke pengungsian karena tempat tidur di rumah masih tergenang banjir.
Sekitar 1,6 kilometer dari SDN 1 Wonorejo, hujan deras masih terus berlangsung. Namun, kondisi itu tak memberatkan langkah kaki ratusan warga datangi TPS yang ada di Balai Desa Cangkring B.
Di antara para pemilih yang datang, ada Salbiah (64). Salbiah yang tengah menderita sakit ginjal itu datang. Ia diantar oleh Budi, menantunya, menaiki sebuah mobil.
Setibanya di TPS, Budi yang berpayung putih-biru itu keluar dari mobil lantas menuju ke TPS 6 Desa Cangkring B. Setelah berbincang dengan sejumlah petugas pemilu, Budi kembali ke mobilnya, diikuti oleh tiga petugas.
Tiga petugas itu lantas menyerahkan lima surat suara kepada Salbiah yang duduk di kursi bagian tengah mobil tersebut. Setelah dicoblos, surat-surat suara itu dikembalikan kepada petugas pemilu yang menunggu di luar mobil. Seusai menggunakan hak suaranya, Salbiah menjulurkan jari kelingkingnya untuk dicelupkan ke tinta.
”Sudah beberapa hari ini, ibu mertua saya mengingatkan agar diantar ke TPS waktu pemungutan suara susulan. Kebetulan hari ini ada jadwal cuci darah ke rumah sakit, tapi sebelum ke rumah sakit, (Salbiah) minta untuk mampir TPS dulu,” kata Budi.
Petugas pemilu
Tidak hanya para pemilih, para petugas pemilu juga antusias mengikuti pemungutan suara susulan, Sabtu pagi. Sarmadi (47), petugas Satuan Perlindungan Masyarakat di TPS 14 Wonorejo adalah salah satunya.
Baca juga: Pemungutan Suara Ulang untuk Puluhan TPS di Jateng
Sejak beberapa hari terakhir, Sarmadi rajin mencari tahu tentang seluk-beluk tugas Satlinmas dalam pemilu dari teman-temannya yang sudah lebih dulu bertugas, 14 Februari silam.
”Saya ingin belajar dari pengalaman teman-teman yang sudah bertugas lebih dulu. Supaya kalau ada apa-apa sudah tahu harus apa dan bagaimana. Meski sudah ikut pelatihan dan pembinaan, saya merasa masih perlu belajar dari mereka,” tutur Sarmadi.
Sarmadi yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di toko material itu sebenarnya sudah pernah bertugas sebagai Satlinmas pada Pemilu 2019. Namun, saat bertugas pada pemungutan suara susulan Sabtu, Sarmadi mengaku masih gugup, seperti layaknya baru pertama kali bertugas menjadi Satlinmas.
”Saya takut ada yang kurang atau yang saya tidak paham. Tapi, sejauh ini, berjalan lacar. Saya berharap, semoga lancar terus sampai nanti penghitungan dan semua petugas diberi kesehatan,” imbuh Sarmadi.
Harapan agar pemilu berjalan dengan lancar juga diungkapkan oleh Riska (22), petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di TPS 14 Wonorejo. Riska yang baru pertama kali menjadi anggota KPPS itu pun berharap, tidak ada pemungutan suara ulang di wilayahnya. Untuk itu, ia bertekad bakal bekerja dengan baik selama pemungutan hingga penghitungan suara.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Demak Siti Ulfaati juga berharap agar pemungutan suara susulan tidak terjadi di wilayahnya. Untuk mengantisipasi hal itu, pelatihan dan pembinaan kepada petugas pemilu digencarkan. Koordinasi dengan sejumlah pihak juga terus dilakukan agar pemungutan maupun penghitungan suara di Demak berjalan dengan lancar.
Baca juga: Pemilu di 10 Desa di Demak Ditunda karena Banjir, 27.000 Pemilih Terdampak
Sebelumnya, sebanyak 27.669 pemilih pada sepuluh desa di Kecamatan Karanganyar harus mengikuti pemungutan suara susulan pada Sabtu pagi karena pada hari pemungutan suara serentak, Rabu (14/2/2024), wilayah mereka masih tergenang banjir dengan ketinggian mencapai 3 meter. Oleh karena sebagian wilayah masih tergenang banjir pada Sabtu, sejumlah TPS direlokasi.
”Hari ini, pemungutan suara susulan dilakukan di 114 TPS yang tersebar di 68 titik berbeda di Karanganyar. Ada sejumlah TPS yang mesti direlokasi karena titik-titik yang awalnya dipilih menjadi lokasi TPS, saat ini, kondisinya masih terendam,” ujar Ulfaati.
Penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara susulan di Demak pada Sabtu, disebut komisioner KPU RI, Yulianto Sudrajat, berjalan dengan baik. Hujan deras dan banjir yang melanda daerah itu dinilai Yulianto tak menghalangi tekad para petugas pemilu dan pemilih untuk merayakan pesta demokrasi yang sempat tertunda tersebut.
”Secara umum, pemungutan suara susulan di Demak hari ini berjalan dengan lancar. Ini berkat dukungan semua pihak,” kata Yulianto.
Penyelenggaraan pemungutan suara susulan di Demak, disebut Yulianto, tidak akan mengganggu proses rekapitulasi di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Menurut dia, setelah selesai pemungutan suara dan penghitungan di 114 TPS itu, hasilnya akan dikirim ke PPK melalui Panitia Pemungutan Suara kemudian akan direkapitulasi di tingkat kecamatan.
Berdasarkan pantauan hingga Sabtu pukul 11.43, partisipasi pemilih cukup tinggi, sekitar 65 persen hingga 70 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semangat, sabar, dan tabah.
Pada Sabtu, rekapitulasi di tingkat PPK Karanganyar, disebut Yulianto, dihentikan sementara karena beberapa desa sudah selesai rekapitulasi. Pada Minggu (25/2/2024), rekapitulasi di tingkat PPK akan dilanjutkan.
Partisipasi tinggi
Dalam kunjungannya ke Demak, Sabtu, Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana mengaku senang dengan antusiasme pemilih ataupun penyelenggara dalam pemungutan suara susulan di 10 desa tersebut. Menurut Nana, partisipasi pemilih di sepuluh desa itu tergolong tinggi.
”Berdasarkan pantauan hingga Sabtu pukul 11.43, partisipasi pemilih cukup tinggi, sekitar 65 persen hingga 70 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semangat, sabar, dan tabah. Mereka menggunakan haknya selaku anak bangsa, selaku warga negara yang baik,” kata Nana.
Baca juga: Semangat ”Nyoblos” Warga Demak Tak Surut meski Banjir Belum Surut
Nana menambahkan, penyelenggaraan pemungutan suara susulan di Demak sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Daerah-daerah yang pada saat pemilihan umum serentak tak bisa menyelenggarakan pemilu karena bencana wajib menggelar pemilu susulan, paling lambat 10 hari dari yang dijadwalkan.
”Terima kasih kepada KPU, Bawaslu, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Demak dan Provinsi Jateng yang telah bekerja maksimal untuk menyelenggarakan pemilu susulan tepat waktu,” tutur Nana.