Duplikasi Jembatan Kapuas 1 akan perlancar arus lalu lintas. Kemacetan lalu lintas pada pagi dan sore dapat teratasi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas 1 di Pontianak hampir rampung untuk kemudian diujicobakan Maret tahun ini. Duplikasi ditargetkan optimal mengurai kemacetan di ”Kota Khatulistiwa” itu.
Panjang duplikasi Jembatan Kapuas 1 Pontianak mencapai 430 meter dan lebar 9 meter membentang di atas Sungai Kapuas. Pemerintah meyakini adanya duplikasi Jembatan Kapuas 1 bisa memperlancar arus lalu lintas. Kemacetan lalu lintas pada pagi dan sore bisa teratasi.
Duplikasi Jembatan Kapuas 1 tersebut menghubungkan Kecamatan Pontianak Utara dan Kecamatan Pontianak Timur dengan pusat Kota Pontianak. Posisinya berada di sebelah Jembatan Kapuas 1. Pantauan Kompas, konstruksi fisik duplikasi Jembatan Kapuas 1 tersebut sudah tersambung.
Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian menyebut realisasi pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas 1 sudah mencapai 99,8 persen. ”Setelah tanggal 17 Maret 2024, pihak Balai Jalan akan uji coba kendaraan untuk melintasi duplikasi Jembatan Kapuas 1,” katanya saat ditemui pada Senin (26/2/2024).
Dalam uji coba nantinya akan disertai rekayasa lalu lintas di sekitar duplikasi Jembatan Kapuas 1 dan Jembatan Kapuas 1. Kalau memang sudah bisa dilintasi banyak kendaraan, setelah itu baru akan diresmikan. ”Peresmian menunggu jadwal Presiden,” lanjutnya.
Pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas 1 sepenuhnya dibiayai dari APBN. Sementara pembebasan lahan untuk jalan di sekitarnya yang terhubung dengan jembatan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak.
Kemacetan berjam-jam biasanya.
Masyarakat pun tidak sabar ingin agar duplikasi Jembatan Kapuas 1 segera bisa difungsikan agar tidak terkena macet setiap pagi jam berangkat kerja dan sore jam pulang kerja.
Agustinus Brayen Oneal Depaba (24), warga Pontianak Utara, berharap duplikasi Jembatan Kapuas 1 benar-benar bisa mengurai kemacetan. Sebab, ia kerap kali terjebak macet pada pagi dan sore hari sekitar pukul 06.30-08.00. ”Kemacetan berjam-jam biasanya,” ujar Paba.
Jalur alternatif lain, misalnya kapal feri dan perahu motor, yang melintasi Sungai Kapuas juga pada jam berangkat dan pulang kerja antrean panjang. Alternatif lainnya melintasi Jembatan Kapuas 2 terlalu jauh, sekitar 2 km dari Jembatan Kapuas 1.
Hal itu senada dengan Loren (50), warga Pontianak Utara. Loren, menuturkan, dengan adanya duplikasi Jembatan Kapuas 1, minimal bisa mengurangi kemacetan yang terjadi. Semoga ini juga diikuti dengan pembenahan ruas jalan di sekitarnya agar tidak menimbulkan kemacetan di lokasi lainnya.
”Tapi paling tidak ada solusi jangka pendek dengan adanya duplikasi Jembatan Kapuas 1. Saya pernah terjebak macet saat akan ke bandara,” tuturnya.
Loren menuturkan lebih lanjut, pemerintah juga diharapkan mulai memikirkan manajemen angkutan publik agar warga juga lebih banyak menggunakan transportasi publik. Menurut dia, bertambahnya kendaraan pribadi karena tidak tersedianya transportasi publik yang representatif yang nyaman. Memanfaatkan jasa ojek daring sesekali bisa, tetapi jika terus-menerus jadi memberatkan pengeluaran.
Berdasarkan catatan Kompas, jumlah kendaraan roda dua yang baru masuk ke pelabuhan Pontianak rata-rata per bulan sebanyak 9.000 unit. Kemudian, mobil baru yang masuk ke pelabuhan per bulan rata-rata 600 unit.
Pantauan Kompas, lokasi kemacetan di Kota Pontianak yang paling parah terjadi di jalur Jembatan Kapuas 1. Jembatan Kapuas 1 menghubungkan Kecamatan Pontianak Timur dan Kecamatan Pontianak Utara dengan pusat Kota Pontianak. Panjang jalur tersebut sekitar 700 meter, membelah Sungai Kapuas.
Kemacetan terjadi pada jam berangkat kerja dan pulang kerja di sore hari. Pada pagi hari kemacetan terjadi dari arah Kecamatan Pontianak Timur dan Kecamatan Pontianak Utara menuju pusat Kota Pontianak. Sebaliknya, saat jam pulang kerja di sore hari, kemacetan terjadi dari pusat Kota Pontianak menuju Kecamatan Pontianak Timur dan Kecamatan Pontianak Utara sekitar pukul 15.30.