Pemkot Pontianak Gelar Pasar Murah, 6.000 Paket Kebutuhan Pokok Disiapkan
Pemkot Pontianak, Kalbar, menggelar pasar murah untuk meringankan beban warga di tengah kenaikan harga beras.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mulai menggelar pasar murah di 29 kelurahan mulai Jumat hingga Rabu (1-6/3/2024). Dalam pasar murah tersebut, terdapat 6.000 paket kebutuhan pokok yang disiapkan untuk membantu meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga beras.
Pasar murah pada hari kedua, antara lain, digelar di Kelurahan Tanjung Hulu, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian, saat meninjau pasar murah di lokasi itu, Sabtu pagi, menuturkan, dalam pelaksanaan pasar murah itu, setiap kecamatan mendapat 1.000 paket kebutuhan pokok.
Setiap kecamatan mendapat 5 ton beras, 5 ton gula, dan 5.000 liter minyak goreng. Paket-paket kebutuhan pokok tersebut kemudian didistribusikan ke 29 kelurahan di Kota Pontianak.
”Ada 6.000 warga sasaran dalam pasar murah ini. Mereka adalah warga yang kurang mampu. Mudah-mudahan dengan intervensi seperti ini bisa membantu,” ujar Ani.
Ani memaparkan, pasar murah itu diharapkan bisa membantu meringankan beban warga di tengah kenaikan harga beras. Meski begitu, dia menyebut, cadangan beras di Kota Pontianak masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan ke depan.
Dalam pasar murah tersebut, setiap paket kebutuhan pokok terdiri dari 5 kilogram (kg) beras, 1 kg gula, dan 5 liter minyak goreng. Tiap paket itu dijual dengan harga Rp 60.000. Pemerintah Kota Pontianak memberi subsidi Rp 31.000 per paket.
Pasar murah tersebut merupakan bagian program tanggung jawab sosial perusahaan dari sejumlah badan usaha milik daerah di Kota Pontianak, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum, Bank Kalbar, dan Bank Pasar.
Salah seorang warga, Sufina (60), membeli paket kebutuhan pokok di Kelurahan Tanjung Hulu karena ada kenaikan harga beras di pasaran. Dia mencontohkan, beras di pasar yang biasa dibeli seharga Rp 17.000 per kg beberapa waktu lalu telah mengalami kenaikan harga menjadi Rp 20.000 per kg.
Sufina menuturkan, 5 kg beras yang dibeli di pasar murah itu diperkirakan bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya seminggu ke depan. Sehari-hari, ibu rumah tangga itu tinggal bersama tiga anggota keluarganya. Dia pun berharap penyelenggaraan pasar murah diperpanjang agar warga bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Warga lain, Tuti (57), juga merasa terbantu dengan penyelenggaraan pasar murah itu. Dia berharap kegiatan tersebut bisa digelar sesering mungkin. ”Beras 5 kg ini bisa untuk empat orang selama sekitar lima hari,” ujar ibu rumah tangga itu.
Seperti banyak warga lain, Tuti turut merasakan dampak kenaikan harga beras. Biasanya, ia membeli beras seharga Rp 60.000-Rp 70.000 per 5 kg. Namun, beberapa waktu lalu, dia membeli beras yang sama dengan harga Rp 80.000 per kg.
Ada 6.000 warga sasaran dalam pasar murah ini. Mereka adalah warga yang kurang mampu.
Tuti menyebut, kenaikan harga beras sangat terasa dampaknya terhadap pengeluaran rumah tangga. ”Sekarang, uang Rp 100.000 rasanya hanya bertahan sebentar. Maka, saya sangat berharap ada pasar murah rutin, setidaknya sebulan sekali,” katanya.
Ia juga berharap harga kebutuhan pokok bisa segera turun. Apalagi, sebentar lagi sudah memasuki bulan Ramadhan. ”Harga telur ayam yang ukuran kecil saja Rp 2.000 per butir. Padahal, biasanya Rp 1.700-Rp 1.800 per butir,” ucapnya.