Gerakan Pangan Murah Pemprov Sulsel untuk Tekan Inflasi
Berbagai upaya dilakukan untuk menekan inflasi dan memberi kesempatan pada warga mendapatkan beras dengan harga murah.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Bulog dan Bank Indonesia menggelar Gerakan Pangan Murah. Kegiatan ini dilakukan serentak di seluruh wilayah Sulsel yang meliputi 68 daerah padat penduduk. Selain menekan inflasi, kegiatan ini juga memberi kesempatan pada warga kurang mampu mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, terutama beras, jelang Ramadhan.
Gerakan Pangan Murah dimulai pada Rabu (6/2/2023). Sejumlah komoditas yang disiapkan di bawah harga pasaran di antaranya beras, gula pasir, minyak goreng, bawang, dan cabai. Dari 68 daerah di Sulsel, terbanyak di Makassar, yakni delapan lokasi.
”Gerakan ini dilakukan untuk menekan inflasi dan memberi kesempatan pada warga mendapatkan berbagai bahan kebutuhan pokok. Ini kerja sama antardaerah. Ada daerah yang punya banyak bawang, ada yang penghasil beras. Jadi, semua komoditas saling melengkapi,” kata Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat membuka Gerakan Pangan Murah di Makassar, Rabu (6/2/2024).
Bahtiar mengatakan, semua unsur pimpinan daerah harus bahu-membahu mencari solusi menekan inflasi. Dia mencontohkan beberapa daerah di Sulsel, seperti Makassar, Palopo, Parepare, dan Bone, yang berupaya menekan inflasi di tengah kenaikan harga berbagai bahan kebutuhan pokok, terutama beras.
Gerakan ini dilakukan untuk menekan inflasi dan memberi kesempatan kepada warga mendapatkan berbagai bahan kebutuhan pokok
Di Makassar, sejak akhir tahun lalu harga beras merangkak naik. Hal ini diikuti kenaikan harga bahan kebutuhan pokok lain, seperti gula pasir, minyak goreng, cabai, dan bawang. Harga ayam potong dan daging juga naik.
Sebagai gambaran, beras medium saat ini dijual hingga di atas Rp 15.000 per kilogram, sementara beras premium hingga Rp 17.000 per kilogram. Adapun daging sapi lokal dijual hingga Rp 130.000 per kiogram.
Di pasar-pasar tradisional, banyak penjual yang tak lagi mengecer beras untuk dijual literan. Umumnya beras dijual dalam kemasan 5-25 kilogram.
Kepala Perum Bulog Sulselbar M Imron Rosidi pekan lalu mengatakan, bersama pemerintah kota dan kabupaten, bantuan pangan terus disalurkan. Bantuan pangan alokasi Januari-Februari mencapai 15.670 ton. Adapun beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk Gerakan Pangan Murah, pengecer, pedagang, hingga ritel modern mencapai 9.173 ton.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sulsel Rizki Ernadi Ermanda mengapresiasi berbagai upaya menekan inflasi di Sulsel. ”Setidaknya gerakan ini membuahkan hasil, yakni penurunan inflasi tahun 2024 dari 0,36 persen pada awal tahun menjadi 0,30 persen saat ini,” katanya.