Harga Cabai di Malang Tinggi karena Stok Masih Terbatas
Stok cabai di lapangan yang berkurang menjadi penyebab harga komoditas ini tetap tinggi di Malang.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Selama beberapa waktu terakhir, harga cabai di wilayah Malang, Jawa Timur, masih tinggi. Kondisi itu terjadi karena stok cabai di lapangan menipis dan belum kembali pulih. Persediaan cabai berkurang lantaran masa panen telah berlalu, sedangkan tanaman lain masih muda dan belum siap petik.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur, pada Rabu (6/3/2024) harga cabai di Kota Malang masih relatif tinggi dan belum berubah dari hari sebelumnya. Harga cabai merah keriting masih Rp 69.833 per kilogram (kg), cabai merah besar Rp 76.833 per kg, dan cabai rawit Rp 51.667 per kg.
Adapun di Kabupaten Malang, harga cabai terpantau turun dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Cabai merah keriting yang sebelumnya Rp 72.000 per kg kini turun jadi Rp 65.000 per kg, cabai merah besar Rp 63.000 dari Rp 73.000 per kg, dan cabai rawait Rp 56.000 dari sebelumnya Rp 58.600 per kg.
Pantauan Kompas di persawahan di Kecamatan Singosari, Karangploso, dan Dau di Kabupaten Malang, Rabu, tanaman cabai yang siap petik cukup sedikit. Sebagian lainnya sudah selesai panen, buah cabai masih menghijau, ataupun tanaman cabai masih cukup muda alias baru berumur beberapa pekan.
”Punya saya ini baru saja selesai panen, umurnya sudah enam bulan, kini sudah tidak lagi produktif. Sebentar lagi saya akan menggantinya dengan sayur brongkol,” ujar Suhadi (60), salah satu petani di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau.
Suhadi memiliki lahan seluas 800 meter persegi. Lahan itu dipenuhi pohon cabai yang ditanam secara tumpangsari dengan jeruk. Cara seperti itu tidak hanya dilakukan Suhadi, tetapi juga petani lainnya di kaki Gunung Kawi sisi timur itu.
Menurut rencana, Suhadi akan kembali menanam cabai pada Juni dan baru bisa panen Agustus atau sekitar tiga bulan dari bibit. Suhadi harus menunggu lahan kembali kering untuk menanam cabai, sedangkan petani lainnya ada yang baru saja tanam.
”Saat ini curah hujannya masih tinggi, tidak baik sebenarnya untuk perkembangan akar tanaman. Tanaman cabai muda sulit tumbuh dengan baik dalam situasi banyak hujan. Selain akar mudah rusak, hama juga mudah muncul,” ucapnya.
Saat ini, cabai menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi di Malang. Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan, pihaknya akan mengintervensi naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok jelang puasa.
”Kami melihat perkembangan harga di pasar. Kami juga sudah zoom dengan Pak Mendagri (Menteri Dalam Negeri) terkait inflasi. Ada beberapa komoditas yang tinggi, di antaranya beras dan cabai. Kami akan intervensi,” katanya.
Menurut Wahyu, intervensi yang dilakukan itu antara lain melalui kerja sama dengan daerah sekitar yang menjadi penghasil cabai guna menekan harga di pasaran. Caranya dengan membeli cabai dari luar daerah untuk dijual kembali di pasar dengan harga murah.
Pemkot Malang juga bekerja sama dengan Bulog terkait stok dan operasi pasar untuk beras. Pemkot Malang juga akan kembali membuka Warung Tekan Inflasi di beberapa titik. ”Kita juga akan bantu dari BTT (belanja tak terduga) untuk transpotasi supaya menekan harga beras,” katanya.
Ada beberapa komoditas yang tinggi, di antaranya beras dan cabai. Kami akan intervensi.
Saat ini, harga beras premium di Kota Malang Rp 15.217 per kg dan beras medium Rp 12.050 per kg. Harga beras premium turun sedikit dibandingkan dengan akhir Februari lalu yang mencapai Rp 15.317 per kg.